Harus diakui kalau politik dan anak muda merupakan dua hal yang memiliki pengaruh luar biasa. Kenapa luar biasa?
Hmm …. Sebelum lanjut ke pembahasan, pernah nggak sih, kamu mendengar statement “Politik itu kotor,” “Politik itu jahat,” “Politik itu menghalalkan segala cara.”
Entah dari mana pernyataan ini berawal. Mungkinkah dari pergulatan politisi yang haus kekuasaan seperti yang banyak dipertontonkan? Atau dari banyaknya kebijakan dan peraturan yang dinilai menindas rakyat lapis bawah? Ataukah kesimpulan yang diambil dari banyaknya decision maker yang menjadi ‘langganan’ KPK di saat maupun di akhir masa jabatannya? Atau dari gaya ugal-ugalan para pendekar keadilan yang masih pandang bulu?
Hah, entahlah! Yang jelas tidak sedikit masyarakat awam memahami politik dengan cara tersebut.
Eits, pandangan-pandangan tersebut hadir bukan tanpa alasan loh ya. Nih ya, Niccolo Machiavelli mengatakan politik merupakan cara untuk meraih kekuasaan. Dia menekankan bahwa penguasa dapat menghalalkan segala cara untuk melanggengkan kekuasaannya.
Meski banyak orang mengaitkan politik itu dengan kegiatan kotor. Sehingga membuat anti bahkan menjauhkan diri dari politik. Namun faktanya kehidupan manusia itu tidak lepas dari apa yang disebut politik.
Kalau kata Mbah Aristoteles nih, Man is by nature a political animal. Bahwa manusia secara alamiah adalah makhluk politik. Dan politik menurut Bismarck adalah seni dari sebuah kemungkinan.
BACA JUGA: BAHAYA HOAX TAHUN POLITIK, PENTINGNYA MENJADI MASYARAKAT MELEK LITERASI
Meskipun demikian, politik sejatinya bukan sekadar jalan untuk mencapai kepentingan golongan tertentu saja. Karena menurut Peter Merkl, definisi politik dalam bentuk yang paling baik adalah cara untuk mencapai tatanan sosial yang baik dan berkeadilan.
Banyaknya stigma buruk yang melekat membuat banyak orang menjauhi politik, terutama anak muda. Mereka cenderung beranggapan kalau politik itu adalah dunia yang rumit dan membosankan, melihat bagaimana para elit politik memperebutkan kekuasaan.
Mereka juga menganggap kalau politik itu mahal. Jadi cuma orang-orang tertentu saja yang mampu masuk politik. Selain itu, stigma kalau politik adalah dunia yang kotor dan jorok dimana setiap orang yang masuk ke dalamnya akan berubah karakter maupun sifatnya.
Fyi, hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS), juga bilang kalau minat anak muda untuk ikut partai politik itu rendah banget coy.
Situasi seperti ini memang sangat disayangkan sih, karena generasi anak muda Indonesia beberapa dekade ini bakalan menempati masa keemasannya atau yang biasa disebut bonus demografi. Oh iya, bonus demografi adalah keadaan negara dimana jumlah usia produktifnya (usia 15-64 tahun) lebih banyak dibanding usia tidak produktif ( 0-4 dan >65 tahun).
Nih ya, berdasarkan data BPS pada tahun 2020 menyatakan jumlah generasi Z mencapai 75,49 juta jiwa atau setara 27,49%, sedangkan generasi milenial jumlahnya mencapai 69,90 juta jiwa atau setara dengan 25,87 %.
Artinya, arah gerak bangsa ditentukan oleh anak muda. Oleh karena itu, sebagai agent of change, anak muda memiliki tanggung jawab yang sangat penting dalam melanjutkan estafet perjalanan bangsanya. Jadi bisa dibilang kalau peran anak muda sangat krusial. Salah satunya dalam kancah perpolitikan Indonesia.
Kenapa penting?
Ya, karena politik adalah satu-satunya cara untuk bisa membuat sebuah hukum dan aturan. Sementara hukum dan aturan adalah landasan agar ekonomi bisa stabil, akses kesehatan serta pendidikan yang mudah dan murah bagi semua kalangan.
Sejarah telah mencatat bagaimana peran penting pemuda sebagai agen of change dengan lahirnya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang menjadi tonggak utama dalam sejarah pergerakan pemuda seluruh Indonesia.
BACA JUGA: PERGULATAN POLITIK ALA OLIGARKI
Ketika Indonesia merdeka, pergerakan pemuda masih terus berlangsung dalam melawan kediktatoran pemimpin bangsa, sehingga berhasil meruntuhkan kekuasaan orde baru pada tahun 1998 yang sekaligus mengantarkan bangsa Indonesia pada masa reformasi.
Dalam sejarah peradaban bangsa, pemuda adalah aset bangsa yang sangat mahal dan tidak ternilai harganya. Pemuda adalah tonggak bagi kemajuan dan pembangunan bangsa.
Dan kalau kamu tahu, hak berpolitik juga dijamin oleh konstitusi loh. Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 28E Ayat (3) “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.” Dan di Pasal 28D Ayat 3 juga menyebutkan “Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.”
Selain itu, ada lagi nih, di Pasal 23 Ayat (1) UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM yang menyebutkan bahwa, “Setiap orang bebas untuk memilih dan mempunyai keyakinan politiknya.” Selanjutnya Pasal 43 Ayat (1) UU juga dikatakan bahwa, “Setiap warga negara berhak untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan umum berdasarkan persamaan hak melalui pemungutan suara yang LUBER JURDIL sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”
Ya, walaupun perpolitikan yang sering kita lihat banyak mempertontonkan tindakan yang kurang elegan. Tapi menganggap bahkan mengambil kesimpulan bahwa politik itu buruk hanya berdasarkan tingkah para elit dan politisi sangat kurang tepat. Perlu adanya peran pemuda agar menjadi agen perubahan serta membawa warna baru dalam lingkaran perpolitikan Indonesia.
Untuk itu sangat penting bagi anak muda agar melek politik. Sebab generasi muda merupakan harapan dan mayoritas populasi bangsa. Sehingga perannya sangat penting dalam menentukan arah perjalanan bangsa Indonesia ke depan.