JANGAN NGELARANG PENGGUNAAN TEKNOLOGI AI DALAM PEMILU, BUKA DIALOG!

Selain suhu udara Jogja yang lagi panas, suhu Pemilu 2024 juga lagi panas-panasnya. Baru-baru ini ada yang mencoba membatasi penggunaan teknologi AI dalam kampanye di pemilu 2024. Waduh, ini antara takut atau gagap AI yak?  Ah, nggak keren ah. 

Dilansir dari CNN Indonesia dalam beritanya yang berjudul  “MK Diminta Larang Peserta Pakai Teknologi AI di Kampanye Pilpres 2024,” ada upaya dari Advokat Gugum Ridho Putra bersama Tim Advokasi Peduli Pemilu (TAPP) untuk melarang penggunaan AI dalam kampanye Pemilu 2024.

Doi bilang kalau citra diri peserta pemilu dalam UU Pemilu bisa jadi alasan buat ngeblokir AI. Pasal yang dimaksud adalah frasa “Citra diri peserta pemilu” pada Pasal 1 angka 35, Pasal 274 Ayat (1), Pasal 280 Ayat (2), Pasal 281 Ayat (1), Pasal 286 Ayat (1) dan Ayat (2) serta Pasal 299 Ayat (1).

What?! Hello bro! AI tuh, punya potensi gede buat bantu pemilu kita.

BACA JUGA: BALANCING INNOVATION AND ACCOUNTABILITY, KEBUTUHAN AKAN REGULASI PENGGUNAAN AI

AI yang mana sih, yang dikamsud? 

Nih, gue spill tiga jenis AI.

1. Machine Learning.

Teknologi yang bisa dipake untuk menganalisis data. Bisa ngebantu caleg or capres agar kampanyenya sesuai dengan segmentasi pemilihnya. 

2. Natural Language Processing (NLP).

Teknologi yang bisa bikin jalinan komunikasi antar caleg or capres dengan para pemilihnya. NLP bisa dipake buat sarana komunikasi semacam chatbot. Jadi pemilih bisa ngobrol or kepoin visi misi dan proker si caleg melalui chatbot.

3. Image and Video Recognition.

Meski rada kontroversial, teknologi ini bisa ngebantu ngecek foto dan video biar nggak ada manipulasi yang bikin bingung.

Gimana, keren-keren kan?

Jadi kalau dilarang tuh, kesannya kayak ngebiarin atau ngesampingin potensi positif AI buat ngebantu proses kampanye. 

Kita butuhnya regulasi yang bijak, bukan larangan yang justru ngerem inovasi!

Harusnya kita buka diskusi tentang gimana cara pake AI dengan bijak, bukan cuma ngelarang. Sebaiknya kita pikirkan gimana cara mengontrol dan manfaatin AI untuk hal positif. Lah, masak negara disuruh jadi kek, orang tua kolot yang doyan ngomelin anak pas lagi mainan game mobile. Kita tuh, harusnya beradaptasi dengan mengawasi, bukan cuma ngomel melulu.

So, perkembangan teknologi itu nggak bisa distop atau dibatesi. Justru sekarang waktunya mengatur dan memanfaatkan teknologi AI dengan cerdas demi kemajuan bangsa. “Ciee, bangsaaaa!” 

BACA JUGA: ADA WACANA PEMILU ONLINE, EMANGNYA KITA UDAH SIAP YA?

Sebenernya yang kita butuhin tuh, bukan ngelarang-larang teknologi. Tapi justru gimana kita sabi menggunakannya dengan bijak. Regulasi yang bijak dan kesadaran etika dalam memakai AI, bisa jadi kunci. Bukan sekedar melarang dan ngerem inovasi. 

Sini bang, gue kenalin sama Kitiran.Fundation Biar lu tahu di Jogja tuh, sudah ada yayasan yang punya misi buat ngedampingin dan mengedukasi masyarakat dalam menggunakan AI. Nah, dari pada ngajuin permohonan larang melarang,  mending duduk bareng dan berdiskusi sama mereka. Beneran ini bang,  gua anterin deh! Atur jadwal aja bang.

Pokoknya, larangan pakai AI di kampanye Pemilu 2024 itu sama sekali nggak keren! Nggak asik! Harusnya kita tuh, mikirin lebih jauh akan risiko manipulasi info.

Kita perlu liat juga, ada banyak manfaat yang bisa dibawa sama teknologi AI. 

Sekarang tuh, saatnya mengatur dan memanfaatkan AI dengan cerdas dan bijak biar perkembangan AI seimbang dan nggak berhenti.

Pembatasan AI di kampanye Pemilu 2024 bukan solusi. Kita butuh aturan bijak buat pakai teknologi AI dengan baik tanpa ngeblok kemajuan yang bisa dibawa AI untuk kehidupan kita.

Pundi Pangestu
Pundi Pangestu
Suka nasi padang.

MEDSOS

ARTIKEL TERKAIT

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

DARI KATEGORI

Klikhukum.id