Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah. Pada bulan Ramadhan umat Islam berpeluang mendapatkan pahala yang berlipat-lipat, walaupun dengan amalan sebesar biji jagung.
Selain itu Ramadhan juga mendatangkan berkah ekonomi bagi masyarakat, salah satunya dengan berbisnis kuliner takjil untuk berbuka puasa.
Ramadhan tahun ini cukup istimewa dibandingkan sebelumnya. Maklum dua tahun belakangan vibes bulan Ramadhan yang sangat khas, hilang akibat pandemi terutama di kota Jogja.
Mas bro dan mbak bro yang di Jogja pasti tau dong, Pasar Tiban atau Pasar Sore Ramadhan? Itu tuh, salah satu event favorit saat Ramadhan. Tempat berburu kuliner buat buka puasa.
Salah satu Pasar Sore Ramadhan yang legendaris di Jogja adalah Pasar Sore Ramadhan Kauman. Tentu saja dengan kuliner khasnya, yaitu Kicak. Dimana rasa gurih manis nangkanya, pas banget buat buka puasa.
Ada juga Pasar Ramadhan Jogokaryan yang menyajikan aneka jajanan, yang pastinya tak kalah enak.
Selain itu, masih ada beberapa Pasar Sore Ramadhan lainnya yang menanti untuk dikunjungi. Bahkan saat ini hampir setiap kelurahan mengadakan Pasar Sore Ramadhan, seperti Kelurahan Kricak dengan “Pasar Seton Kepayon” dan di Kelurahan Tegalrejo dengan “Pasar Sore MonDip.”
BACA JUGA : BELAJAR DARI MARSHEL, JANGAN MINTA POTONGAN HARGA
Jadi ceritanya, kegiatan ini diinisiasi oleh pemerintah setempat bersama beberapa tokoh masyarakat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Pasar Sore Ramadhan ini mayoritas diisi oleh UMKM di kota Yogyakarta dan UMKM di wilayah setempat.
Harapannya sih, dengan adanya program ini perekonomian masyarakat bisa meningkat.
Gara-gara pandemi, perekonomian masyarakat lumayan morat-marit. Eh, ditambah lagi dengan naiknya harga minyak yang melambung tinggi bersama impian. Hadeh.
Makanya dengan adanya Pasar Sore Ramadhan, pemerintah daerah berharap ada berkah buat masyarakat serta pelaku UMKM.
Pandemi memang perlahan telah mereda, seperti isu gorden DPR. Namun tetap saja ada pil pahit yang masih menghantui masbro. Harga-harga mulai melambung tinggi. Sedangkan penghasilan masih gini-gini aja.
Minyak goreng contohnya. Sungguh gak masuk di akal! Kok, bisa minyak goreng mahal dan langka, padahal negara kita adalah negara penghasil sawit.
Awalnya sih, saya gak peduli lah yah. Tapi setelah tau harga tempe mendoan favorit saya naik 2x lipat, saya menjadi geram, mangkel dan … aaash … embuh! Pastinya emosi saya memuncak.
Saya marah sambil mengunyah tempe mendoan lengkap dengan cabe rawit hijau di tangan kiri.
Tapi, ya sudah lah. Sebagai pria soleh kesayangan anak istri, mengingat ini bulan Ramadhan. Alhamdulillah, amarah saya terjaga kembali. Setelah melontarkan umpatan seperti “Woo, gembus!”
Tapi tidak lama berselang, emosi saya bangkit lagi setelah scroling di situs berita terpercaya yang memberitakan pertamax naik! Diikuti pertalite yang merangkak ikut naik juga.
Eh, info terbaru. Ternyata pajak naik juga menjadi 11%. Rasanya rakyat kecil seperti saya ini tidak diizinkan menjadi rakyat medium apalagi jadi rakyat besar.
Saking jengkelnya, perasaan marah tidak nampak lagi dari hati saya. Justru sebaliknya, tumbuh perasaan sabar dan dada saya semakin halus karena sering dielus.
Apakah, efek vibes bulan Ramadhan kembali lagi ya?
Entahlah. Mungkin ini saat yang tepat untuk mulai berkeliling kota Jogja, memberi dukungan dengan jajan di pelapak UMKM pasar takjil. Akhirnya, mereka kembali memberikan vibes Ramadhan yang sesungguhnya.
Sekalian mau saya rekomendasikan nih, makanan enak bagi orang berkantong tipis, setipis keripik. Makanan yang tetap khas di bulan Ramadhan, yaitu ‘kue lumpur.’
BACA JUGA : KAMI MEMBELI KEMBANG API BUKAN PETASAN!
Agak aneh memang namanya, tapi ini bukan lumpur beneran kok. Warnanya kuning cerah, dengan teksturnya yang kenyal. Jadi ingat apa gitu, kalau kenyal-kenyul? Hihihi, apalagi kenyalnya ini sangat menggugah selera.
Kue lumpur biasanya diberikan toping kismis, biar lebih manis nan klimis, seperti saya nih. Selanjutnya juga ada klepon. Bukan telepon yak, tapi klepon.
Rasanya unik banget nih, bestie. Bisa crot di dalem gitu. Saat digigit ada letusan gula di dalam mulut, gula merahnya akan ndlewer memberi rangsangan ke lidah.
Klepon juga termasuk kue yang kenyal namun masih memberikan kesan gurih.
Selanjutnya ada yang namanya lepet jagung. Takjil ini bahannya adalah jagung, kelapa, ketan, gula pasir, garam dan santan.
Lepet jagung selain rasanya yang unik, ternyata bungkusnya juga unik. Cocok banget buat kalian yang sedikit-sedikit update instastory. Dijamin bikin kalian makin eksis.
Sebenarnya masih banyak lagi takjil-takjil unik dan serasi di lidah. Tapi gak usah disebutin semua ah, cukup kalian rasakan langsung di tempat. Cus, otw!
Cuman, ada satu saran nih. Kalau kalian berbelanja di pasar takjil, jangan kesal karena ukurannya makin mengecil, trus jangan ngumpat ke bakule ya. Karena itu melanggar hukum.
Maklumin aja, karena harga bahan pokok pada naik. Emangnya gajimu? Yang naik-naik ke puncak gunung. Hahaha. Tapi semoga semua ini beriringan dengan naiknya level kesabaran kalian ya. Aaminn.…