4 CARA MENJAGA KEWARASAN DI MASA KAMPANYE

Ngerasa nggak sih, setiap ada pemilu yang jadi korban itu kita-kita? Ya, golongan masyarakat biasa yang mendambakan hidup nyaman dan sejahtera. Tapi celakanya panasnya persaingan pemilu kadang ditularkan sampai masyarakat biasa seperti kita, akibatnya banyak kasus-kasus terjadi hanya karena perbedaan pilihan di pemilu. 

Contohnya kasus pembunuhan di Jawa Timur saat pilpres 2019 akibat postingan FB tentang pemilu atau yang lebih membagongkan ada ratusan pasangan suami istri yang cerai saat pilpres 2019 hanya karena perbedaan pilihan. Duh, duh, duh!

Kalo dipikir lebih jauh nggak make sense banget kan. Mereka yang berebut kursi, kita yang kena getahnya. Jangan sampai pilpres 2024 nanti kita menjadi bahan adu domba politik lagi. Apalagi di masa kampanye sekarang ini, kita harus menjaga kewarasan biar bisa nentuin pilihan yang tepat. 

Nah, aku punya tips menjaga kewarasan yang boleh banget buat dicoba. Cekidot!

BACA JUGA: 4 CARA MENJAGA KEWARASAN DI TAHUN POLITIK

1. Mulai dari nol ya

Selalu denger kata-kata itu kan, setiap isi bbm di pom Pertamina? Nah, itu juga bisa kita pakai buat menilai setiap calon saat kampanye. Kenapa dari nol? 

Jadi kita menilai capres dimulai dari saat mereka mendaftarkan diri. Jangan sampai kita sebagai pemilih masih kebawa kenangan manis atau pahit di tahun 2019 kemarin. Selain itu cermati juga gagasan visi misi dan track recordnya. Kira-kira sesuai nggak, sama harapan kita.

Come on guys, mereka aja bisa fleksibel gonta ganti koalisi, lawan dan teman. Masa kita masih mau cinta mati sama salah satu partai atau orang tertentu. Ayo kita sudahi tradisi memilih karena mengikuti arahan tokoh agama, tokoh masyarakat atau malah keluarga.

Salah satu dinamika yang perlu diubah juga adalah mengkotak-kotakkan daerah dengan narasi “Ini kandang partai merah, ini kandang partai kuning, ini kandang partai hijau,” seolah-olah kita sudah didikte untuk memilih capres tertentu. Kita berdaulat atas suara kita, jangan mau dipengaruhi orang lain guys. 

2. Selalu Skeptis

Skeptis salah satu sifat yang harus kita punya saat masa kampanye kayak sekarang. Jangan sampai percaya 100% sama capres. Selalu curiga dan mempertanyakan apa yang mereka bicarakan. Kalo bisa nanemin ini, kita nggak bakal gampang kena lips service mereka. Wajar aja sih, masa kampanye kan emang waktunya nebar janji manis. Jadi mari kita pikirkan gimana caranya biar nggak kena diabetes karena kemakan janji manis pake banget.

Sifat skeptis bakal bikin kita selalu check and recheck sama apa yang dibilang capres itu, apakah sudah sesuai dengan fakta atau nggak. Jauh-Jauh sama sifat fanatisme buta ke capres. Percaya deh, nggak ada gunanya. Palingan kalo kepilih lupa sama janji-janji kampanyenya. 

Lagian kalo pejabat kerja melayani rakyat dan menjalankan roda pemerintahan dengan baik itu sudah kewajiban, jadi nggak usah dielu-elukan. Kalo perlu ekspresikan kritik ke semua capres, itung-itung kita roasting mereka. Siapa tahu kalo nanti menang kita nggak bisa lagi mengkritik mereka. Canda kritik.

BACA JUGA: GOLPUT MERUPAKAN SIKAP YANG DIJAMIN OLEH KONSTITUSI! MEMILIH ADALAH HAK, BUKAN KEWAJIBAN

3. Jangan mau jadi buzzer gratisan

Kalo nggak bisa skeptis setidaknya nggak usah jadi buzzer gratisan buat capres. Maksudnya nggak usah ngasih liat dukungan kita ke salah satu paslon. Entah lewat medsos atau rumpian di warung kopi. Sosialisasi dan share bahan kampanye itu tugas timses. Ya, walaupun biasanya juga ada buzzer bayaran yang bantu sih. 

Ibaratnya tuh, kita ini orang yang lagi ditawari dagangan sales. Nggak usah keliatan kalo pengen dagangannya, jual mahal dikitlah. Tinggal kita lihat saja usahanya buat nawarin dagangannya kayak apa. Kalo cocok  ya, beli. Kalo nggak cocok cuekin aja.

4. Siapapun yang menang, life must goes on

Siapapun yang menang hidup terus berjalan guys. Nggak mungkin juga kalo paslon pilihan kita menang, tiba-tiba hidup kita langsung kaya raya. Tapi kalo jadi komisaris mungkin aja sih (bismillah komisaris). 

Intinya dalam pemilu tahun depan berusahalah memilih dan memilah presiden yang bisa membawa perubahan lebih baik. Sedikit banyak pasti kebijakan yang dibuat nanti bakal berpengaruh ke kita. Tapi nasib hidup ya, harus berjuang sendiri. Mau seberapa bagusnya presiden Indonesia, kalo kita males ya, tetep aja cuma jadi beban keluarga. 

Jadi gimana, kamu setuju nggak sama tips ini? Kalo nggak setuju juga nggak papa. Sama halnya pemilu, mau beda pendapat atau pilihan itu nggak papa. Nggak usah dibawa ke hati, namanya juga demokrasi kan.

Arif Ramadhan
Arif Ramadhan
Sarjana hukum yang baru lulus kuliah dan masih mencari jati diri

MEDSOS

ARTIKEL TERKAIT

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

DARI KATEGORI

Klikhukum.id