Bagi saya, Dewi Keadilan sesungguhnya dalam kehidupan adalah Ibu. Karena ketika berbicara tentang kebajikan dan keadilan, faktanya Ibu kita ini lebih paham soal itu dari pada Dewi Themis yang hanya dijadikan simbol dalam mitologi ilmu hukum di seluruh dunia.
Tulisan ini terkhusus saya sampaikan pada hari Ibu. Ya, memang benar apa kata pepatah, “Kasih Ibu itu sepanjang masa.” Di balik kasihnya seorang ibu, ada nilai kehidupan yang nyata misalnya tentang keadilan dan kebajikan.
Mungkin kalian mengalami waktu kalian masih kecil bahkan sampai sekarang, ibu kalian memikirkan bagaimana caranya supaya anaknya bisa makan sehari tiga kali di kondisi apapun. Entah hanya lauk sepotong tempe yang dibagi menjadi empat atau dua telor yang didadar kemudian dapat dinikmati untuk anak-anaknya.
Konsep pembagian makan yang dilakukan oleh Ibu, itu bagi saya sangat mencerminkan prinsip keadilan. Adil memang tak harus sama, namun esensi adil semua terbagi sesuai porsinya masing-masing.
Filsafat cara Ibu memasak serta membagikan makan kepada para anak-anaknya bagi saya pribadi sudah mencerminkan nilai keadilan yang sesungguhnya. Apalagi jika sampai anaknya beranjak dewasa dan sampai menjadi penegak hukum.
Dan seharusnya, anak-anak yang kini sudah gagah menyandang profesi sebagai penegak hukum harus mampu mempraktekan konsep keadilan yang sudah diberikan lewat tangan Ibu sejak anaknya masih kecil.
Bukan malah sebaliknya, ketika sudah menjadi penegak hukum malah melupakan filsafat keadilan yang diajarkan Ibu tercinta.
Selain soal keadilan, Ibu juga mengajari soal kebajikan. Sikap dan perilaku Ibu sangat tulus tanpa kepentingan apapun. Apalagi ada kepentingan politik untuk membesarkan anaknya tumbuh kembang dengan sehat sampai dewasa.
Ketulusan kasih seorang Ibu membesarkan anaknya hanya karena kepentingan cinta merupakan filsafat kebajikan yang sesungguhnya dan nyata.
Bahkan itu semua dapat dipelajari oleh semua orang tanpa harus masuk bangku perkuliahan. Bagi saya pribadi sifat kebajikan yang telah Ibu saya berikan sewaktu kecil hingga kini dapat menulis artikel yang kamu baca itu lebih nyata, ketimbang saya harus membaca mitologi Yunani tentang Dewi Themis atau kebajikan menurut Socrates.
Kasih Ibu Terus Membumi
Bagi saya, selain Ibu adalah Dewi Keadilan dan Kebajikan yang sesungguhnya, ibu juga adalah cerminan bumi dalam terminology sifat maupun bumi secara objek nyata.
Seorang ibu pada hakikatnya tidak akan pernah memarahi anaknya atau menghukum anaknya walaupun sang anak itu suka ngompol dan berak di pangkuannya sewaktu kecil.
Yang ada ibu malah bilang “Duh, anakku sing bagus, kowe pipis toh, Le.” Apa tidak terenyuh sebagai anak ketika sudah ngompol dan berak, tapi ibu malah membalasnya dengan cinta kasihnya.
Oke, pada saat itu memang posisi kita masih kecil dan belum cakap hukum. Tapi jangan salah esensi, air kencing antara anak kecil dan orang dewasa itu sama-sama kotoran yang bau dan najis loh. Tapi tetap saja ibu tidak marah atau menghukum anaknya.
Hal serupa dengan bumi kita ini, bumi nusantara ini walaupun sudah dikeruk habis-habisan, hutan dibabat tanpa ampun. Namun, bumi ini tetap saja memberikan air bersih untuk masyarakat Indonesia.
Walaupun catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat ada lebih dari 2.700 tambang ilegal di Indonesia hingga kuartal III 2022. Namun sampai detik ini, di penghujung Desember 2022 air dan udara bersihnya tetap dapat dinikmati semua kalangan di negeri ini.
Dan hal inilah yang secara harfiah mencerminkan bahwa bumi nusantara juga layaknya ibu. Yang saat ini banyak anak-anak nakal menyalahi aturan dengan mengeksploitasinya. Namun bumi nusantara tak marah atau menghukum bangsa Indonesia.
Namun yang ada, sampai saat ini masyarakat masih dapat menikmati air bersihnya. Ya, walaupun ada yang beli sih, tapi air gratis juga dapat dinikmati bagi mereka yang tinggal di pegunungan.
So, momentumnya sangatlah pas tentang hari ibu. Sejatinya bagi kalian yang sedang gundah gulana, sulitnya menemukan keadilan dan kebajikan di negara ini. “Pulanglah nak, dekap dan peluk erat ibu kamu, karena keadilan dan kebajikan sesungguhnya ada di nafas dan peluk eratnya.”
Selamat Hari Ibu untuk Ibuku, Ibumu dan Ibumi kita semua …