Minggu ini lagi pada heboh soal aturan baru, beli pertalite or solar pake aplikasi My Pertamina. Katanya sih, pemerintah dan Pertamina mau memberikan subsidi pertalite dan solar secara tepat sasaran, makanya pake aplikasi biar mudah memantaunya. Minggu lalu pada cemas, kirain pembelian BBM dengan aplikasi langsung dimulai sejak 1 Juli 2022. Eh, ternyata itu baru masa persiapan buat daftar-daftar gitu.
Sebenernya aku ga terlalu terdampak dengan kebijakan pembatasan pembelian BBM dengan sistem baru ini. Soalnya, aku bukan pengguna pertalite ataupun solar. Bukan, bukan karena aku pake mobil mewah, tapi emang karena aku menyayangi mobilku kaya anak sendiri, hahahaha. Jadi sesuai anjuran dari pabriknya, aku pakenya bensin dengan nilai oktan minimal 92. Ya, setidak-tidaknya pertamax lah.
Oke, meskipun ga terdampak secara signifikan, aku tetep penasaran dong, dengan kebijakan pembatasan subsidi BBM ini. Kenapa aku bilang pembatasan? Ya, karena dengan adanya pendataan dan penggunaan aplikasi untuk membeli BBM bersubsidi, artinya gak semua orang bisa beli BBM subsidi secara bebas seperti dulu.
Kalo aku baca, CMIIW ternyata aturan fixs terkait pembatasan subsidi BBM ini belum ada. Katanya sih, pemerintah dan Pertamina masih mau godog perubahan Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM.
Kendalanya tentu saja ada di kriteria siapa saja yang berhak untuk membeli dan menggunakan BBM subsidi like pertalite dan solar. Emang susah-susah gampang sih. Di satu sisi aku tuh, mendukung kebijakan untuk memfilter siapa-siapa saja orang yang berhak untuk menggunakan BBM bersubsidi. Biar tepat sasaran gitu. Tapi di lain sisi, aku liat banyak banget kendala kalo pembatasannya dibuat terburu-buru dan gak dikaji dengan mendalam.
BACA JUGA: BUMN, HALO SAYA DATANG LAGI
Btw bus way, sini-sini aku luruskan dikit ya, tentang kebijakan pembatasan pembelian BBM bersubsidi pertalite dan solar. Jadi, beli pertalite dan solar itu sebenernya gak harus pake aplikasi My Pertamina. Yang bener nih, kalo mau beli BBM subsidi pertalite dan solar, klean-klean harus daftar dulu ke https://subsiditepat.mypertamina.id/.
Jadi nanti setiap orang yang mendaftar akan mendapatkan notifikasi melalui email yang didaftarkan. Jika memenuhi syarat, maka pengguna terdaftar akan mendapat QR code khusus. Nah, pas klean mau beli pertalite or solar, tinggal tunjukin deh, QR codenya.
Tapi, untuk mendaftarkan diri dan dinyatakan layak menggunakan BBM bersubdisi pertalite dan solar, masih banyak kendala yang terpampang nyata.
Gaptek
Iya sih, sekarang ini dah jaman 4.0. Udah pada IOT di mana-mana. Tapi, belum semua masyarakat melek teknologi loh. Gak usah jauh-jauh, emakku aja yang lumayan rada gaul, masih sering bingung kok, pas mau pake-pake aplikasi. Mau belanja di Sopi aja, beliau dah sibuk tanya sana-sini. Gimana nih, cara pakenya. Nah, loh.
Kebayang gak tuh, gimana dengan bapak-bapak, ibu-ibu di pedesaan yang mungkin gak familiar dengan teknologi. Apa mereka ga bingung tuh, kalo disuruh daftar-daftar dulu ke websitenya pertamina. Kebayang gak, kalo ternyata pak tani butuh solar buat ngidupin alat penggilingan padinya, padahal beliau belum terdaftar sebagai orang yang berhak menggunakan dan membeli BBM bersubdisi solar. Gimana?
BACA JUGA: RUWETNYA RANGKAP JABATAN DI BUMN
Susah Daftarnya
Udah pada cek belum, rate bintang aplikasi My Pertamina di gugel play store itu cuma 1,2. Hadeeh, kalian netizen Indonesia sangat tidak menghargai karya anak bangsa. Hahahaha.
Kalo aku baca-baca sih, keluhannya banyak di kendala suka eror dan kadang suka miss pas dipake buat bayar. Nah, loh?
Selain itu, yang bikin netizen Indonesia makin bete adalah susahnya daftar jadi penikmat BBM bersubsidi. Gini, setelah adanya wacana kebijakan tentang pembelian BBM subsidi diwajibkan daftar dulu di https://subsiditepat.mypertamina.id/, otomatis rakyat Indonesia berbondong-bondong untuk mendaftar.
Akibatnya apa?
Akibatnya server down. Mau masuk dan daftar di https://subsiditepat.mypertamina.id/ jadi susah dan tentu saja hal-hal kaya gini bikin emosi. Hahahaha.
Itu sih, baru dua kendala ya. Sebenernya masih banyak kendala klasik lainnya. Kaya gak punya hape buat daftar, gak punya kuota dan juga kendala-kendala administrasi yang mungkin menggagalkan masyarakat miskin untuk menikmati jatah BBM bersubsidi.
Jadi, intinya buat bapak ibu yang lagi mengkaji kebijakan pembatasan BBM bersubsidi pertalite dan solar plus gas melon 3kg. Coba deh, dibuatkan skema yang bener-bener pro rakyat.