Halo, apa kabar? Long time no see. Hahahaha, anyone miss me? Biasanya aku nulis artikel seenggaknya seminggu sekali, sekarang sebulan sekali aja belum tentu. Aku jadi pemalas gaes. Emang lagi sibuk apa sih? Sibuk nonton and rebahan, because I’m couch potatoes.
Ngomongin soal nonton, dah lama juga aku ga bikin refil. Nah, kebetulan banget aku lagi nonton film seri Manifest di Netflix. Kalo kamu penonton Netflix, pasti ga asing dong dengan serial ini. Penayangan Manifest masuk dalam 10 top teratas alias tranding di Netflix.
Sebenernya Manifest merupakan serial TV yang dirilis sejak tahun 2018 yang ditayangkan lewat streaming NBC. Lalu, untuk musim keempat, Manifest telah diambil alih oleh Netflix. As always, Netflix gak pernah gagal. Tuh, buktinya serial ini jadi Top 10 di Netflix.
Serial ini menceritakan tentang hilangnya pesawat terbang Montego Air Flight 828, yang mengangkut 191 penumpang. Pesawat tersebut hilang dan dilaporkan menewaskan seluruh penumpangnya.
Cerita bermula dari rencana keluarga Stone yang mau terbang dari Jamaika ke New York. Mereka pergi satu keluarga besar gitu.
Pas keluarga ini lagi asik ngobrol di ruang tunggu, pihak bandara menawarkan penumpang untuk pindah pesawat dengan imbalan kupon 400 dolar. Dengan iming-iming Michaela Stone dan kakaknya yang bernama Ben Stone, Cal Stone (anak Ben Stone) memilih untuk pindah pesawat. Mereka berpisah dengan orang tua, istri Ben dan putri Ben yang bernama Olive.
Awalnya pesawat terbang dengan normal, lalu tiba-tiba terjadi turbulensi yang mengakibatkan guncangan dahsyat di dalam pesawat. Keadaan kembali normal dalam beberapa menit, lalu pilot meminta izin untuk mendarat di bandara lain.
Ketika penumpang turun, di sekeliling pesawat sudah dipenuhi oleh mobil polisi. Nah, berdasarkan penjelasan petugas, mereka terbang tanggal 7 April 2013 dan mendarat pada tanggal 23 November 2018. Jadi, mereka telah menghilang dan diduga mati selama 5,5 tahun!
Emang agak ga rasional sih, tapi ya namanya juga film. Hahahaha. Bisa dibayangkan dong, lima setengah tahun itu bukan waktu yang sebentar. Waktu yang cukup panjang untuk merubah segalanya. Kalo mau diteliti satu-satu, banyak banget hal yang bisa dibahas buat refil. Gimana enggak, ketika seluruh penumpangnya dinyatakan meninggal dunia, banyak akibat hukum yang muncul dong.
Nah, dari sekian banyak permasalahan hukum yang aku liat di serial ini, ada satu case yang paling menarik buat kita bahas. Yaitu, tentang kembalinya Ben ke istri dan anak-anaknya.
Setelah pesawat Montego Air dinyatakan hilang. Ben, Cal and Mich dinyatakan meninggal dunia. Keluarga Stone sangat terpukul. Ibu Ben dan Mich meninggal dua tahun kemudian, lalu istri Ben (Grace) dan putri mereka yang bernama Olive mengalami depresi.
Setelah dua tahun berjuang melawan depresinya, Grace mulai move on dan kawin lagi dengan pria yang bernama Danny. Grace bersama Danny membesarkan Olive.
Ketika Ben tiba-tiba kembali dalam kehidupan Grace dan Olive, tentu saja semua menjadi kacau. At least, masalah utamannya Grace jadi punya dua suami. Kalo laki-laki punya dua istri, tentu itu bisa dimaklumi. Nah, kalo istri punya dua suami. Waaah, ribet ya, chyyn.
Untung aja mereka hidup di New York, tetangganya ga nyinyir-nyinyir amad. Nah, apa kabar kalo keluarga Stone ini hidup di Indonesia. Habis deh, jadi bahan ghibah. Hahahaha.
Aku ga gitu tau sih, gimana hukum perkawinan di New York sana. Tapi kalo si Grace dan Ben hidup di Indonesia, maka Grace ga bisa gitu aja memilih buat kembali hidup bersama Ben. Setidak-tidaknya, Grace dan Ben harus melalui serangkaian proses untuk mendapatkan kepastian hukum tentang status perkawinan mereka.
Logika hukumnya begini. Pada dasarnya UU Perkawinan di Indonesia menganut asas monogami. Meskipun ada peluang seorang lelaki untuk melakukan poligami, tapi Indonesia melarang terjadinya poliandri.
BACA JUGA: CURKUM #4 NIKAH LAGI KOK DIEM DIEM BAE
Nah, karena statusnya waktu itu Ben sebagai suami sudah dinyatakan meninggal dunia, maka otomatis dong, si Grace ini bisa kawin lagi karena statusnya adalah janda ditinggal mati. Misalnya Grace di Indonesia nih, dia bisa kawin lagi dengan menunjukkan akta kematian suaminya (si Ben).
Nah, kalo tetiba di kemudian hari si Ben kembali dan gak jadi mati, maka untuk membatalkan status perkawinan si Grace dengan Danny, Ben harus membatalkan akta kematiannya terlebih dahulu. Nah, setelah akta kematian Ben dibatalkan, baru deh, Grace atau Ben mengajukan pembatalan perkawinan Grace dengan Danny.
Nah, pembatalan perkawinan itu beda ya, dengan perceraian. Salah satu perbedaan yang paling dasar adalah tentang siapa pihak yang berhak menjadi pemohon. Dalam perceraian, permohonan dilakukan oleh salah satu pihak, suami atau istri. Sedangkan dalam pembatalan perkawinan, selain suami atau istri, pihak lain seperti orang tua pasangan juga dapat mengajukan permohonan.
Perbedaan lainnya terkait akibat hukum. Kalo akibat hukum perceraian, perkawinan sebelumnya tetap diakui dan dianggap ada sampai adanya putusan perceraian. Sedangkan pada pembatalan perkawinan, perkawinan dianggap tidak pernah ada sejak awal.
Nah, seandainya Ben dan Grace hidup di Indonesia dan mau balik lagi punya status sebagai suami istri, maka mereka harus melalui serangkaian proses hukum dulu, untuk mengembalikan status perkawinan mereka seperti semua. Ribet, yaaaak ….
Eh, btw, dari serial Manifest ini, banyak loh, permasalahan hukum yang bisa dieksplore. Kalo kamu anak hukum yang suka mikir agak berat, gassss nonton dan analisa berbagai casenya.