Hokyaaaa, di awal tahun 2021 ini, Bilik Hukum kembali hadir dengan sesuatu yang baru. Bilik Hukum kembali menyapa penggemarnya yang gak seberapa ini, lewat celotehan gak mutu dari Foxtrot yang ditemenin host baru pengganti Nana Iguana. Yess, proudly present Kia yang cantiknya kadang-kadang alias gak konsisten.
Episode perdana Bilik Hukum di tahun ini, menghadirkan obrolan riang dan gembira bersama teman-teman relawan Yogyakarta Mengajar. Yogyakarta Mengajar (YM) adalah sebuah kegiatan sosial non-profit, yang beranggotakan para remaja, baik pelajar maupun mahasiswa yang tergerak hatinya untuk melakukan kegiatan positif di bidang pendidikan di kota Yogyakarta tercintah ini.
Di episode kali ini, temen-temen YM diwakilin sama founding mother-nya, Mbak Lyna dan ketua Yogyakarta Mengajar generasi kelima Mas Fauzi. YM dimulai sekitar tahun 2015-an oleh Mbak Lyna bersama empat orang temannya.
Berawal dari petualangannya di Forum Anak, Mbak Lyna pelan-pelan mencintai dunia anak dengan segala problematikanya. Lalu doi tergerak hatinya untuk turut serta berbuat sesuatu. Mbak Lyna sih, pengennya gabung sama Indonesia Mengajar, tapi terkendala karena saat itu masih sekolah. Yawdahlah, akhirnya lima orang remaja usia belasan tahun ini bergabung dengan Zordon membentuk Power Ranger membentuk sebuah gerakan sosial bernama Yogyakarta Mengajar. Ide tersebut dilontarkan Mbak Lyna sewaktu ia kelas 2 SMA. Coba bandingin dengan kegiatan kalian-kalian pas kelas 2 SMA, pada ngapain aja coba?
Mulanya mereka beroperasi di daerah Pandak Bantul. Lima orang ini terhura, ehh, terharu ketika ngeliat anak-anak begitu seneng dan bahagia. Banyak orang tua yang antusias dengan aktivitas mereka, makanya YM memutuskan untuk berevolusi melebarkan sayapnya dengan cara merekrut anggota baru.
Di tahun yang sama, kelima remaja berhati mulia ini mengadakan open rekrutmen pertama yang disebut dengan istilah oprek. Oprek pertama YM justru diminati oleh mahasiswa/i S1 dan S2, yang secara usia dan pengalaman jauh di atas kelima remaja ini. Melalui oprek pertama ini, terbentuklah YM generasi satu. YM kemudian berproses menjadi lebih matang dan berpengalaman di dunia relawan pendidikan anak. Kalo kata Mas Fauzi, awam gak bikin kita diem berpangku tangan aja ndes.
BACA JUGA: TANGGAP BENCANA MILIK SEMUA ORANG
Hingga tahun 2020, YM yang diketuai sama Mas Fauzi ini memiliki 8 wilayah dampingan di Yogyakarta. Wilayah dampingan tersebut tersebar di beberapa penjuru daerah. Bahkan pandemi tahun 2020 gak bikin relawan YM berpangku tangan. YM tetep berkreasi dengan melakukan beberapa program online di Instagram @Yogyakarta_Mengajar. Kegiatan dilakukan agar YM tetap dapat berinteraksi dengan anak-anak daerah pendampingan. Termasuk salah satunya melakukan talkshow bersama Mbak Hanum Salsabila Rais yang ngebahas tentang literasi anak-anak.
Pokoknya di tengah pandemi, YM tetep pengen bermanfaat bagi dunia pendidikan anak-anak. Luar biasa lo, para relawan YM ini, gak patah arang di tengah keterbatasan pandemi. Gak koyok koe ndes yang cumak nglokro wae nang omah. Ra mutu.
Dalam melakukan aktivitasnya, YM selalu melibatkan stakeholder di dunia pendidikan anak, mulai dari para orang tua anak, sampek ke perangkat kampung dan tokoh masyarakat daerah dampingan.
Menurut Mas Fauzi, lewat YM para relawan banyak belajar. Pengalaman demi pengalaman berharga mereka dapetin dengan cara terjun langsung dalam dunia anak. Pengalaman yang justru membuat para relawan semakin istiqomah dalam perjuangannya.
Banyak cerita menarik dari mba Lyna, misalnya saja beberapa anak dampingannya sering menggunakan kata-kata kasar. Ada juga anak-anak yang menganggap belajar itu gak penting. Bagi mereka jauh lebih penting mencari uang dengan cara mengamen. Hal ini sebenernya bertentangan dengan filosofi dunia anak, yang kata Kak Seto adalah dunia bermain.
Tapi Mbak Lyna yang cantik ini gak kehabisan akal ndes, wogh udah cantik, pinter dan berjiwa sosial tinggi pulak, kurang apa coba. Mbak Lyna harus putar otak gimana caranya agar si anak mau belajar dan lebih mengutamakan belajar daripada mengamen di jalanan. Dipilihlah sebuah metode yang out of the box, Mbak Lyna memilih topik soal cinta. Iya sih, siapa yang gak mau jatuh cinta walopun deritanya tiada akhir, ya toh ndes?
Metode ini sukses membujuk si anak untuk belajar membaca dan menulis, berawal dari tantangan Mbak Lyna kepada si anak untuk membuat surat cinta, Mbak Lyna berhasil membuat anak tersebut ketagihan untuk belajar membaca dan menulis.
Kata Mbak Lyna, untuk memulai sesuatu itu harus didasarkan ketertarikan. Jadi kalo inceranmu dari awal udah nunjukin tanda-tanda gak suka sama kamu, ya jangan dipaksain untuk diterusin proses pedekatenya ndes.
BACA JUGA: PELECEHAN SEKSUAL MENGANCAM KAUM PRIA
Apapun itu, Mbak Lyna, Mas Fauzi dan temen-temen relawan lainnya udah berjuang sepenuh harta, jiwa raga demi turut menegakkan pendidikan anak di Yogyakarta melalui gerakan Yogyakarta Mengajar. Usia muda bukanlah sebuah halangan bagi mereka yang istiqomah di jalannya. Gak kayak koe-koe kui ndes, isone kok mung sambat wae koyo Black Sambat.
Para relawan YM sadar kalo masa depan bangsa ini terletak di tangan anak-anak bangsa. Apa jadinya bangsa ini 30 ato 40 tahun lagi, kalo ternyata para calon pemimpin bangsa ini gak terdidik sejak kecil? Kalo kata Mbak Lyna, anak itu punya hak-hak dasar yang harus dipenuhi, karena anak adalah masa depan bangsa.
Bahwasannya pendidikan itu hak semua orang, gak pandang bulu gak pandang usia. Hal ini sudah dijamin dalam konstitusi, ada di Pasal 31 UUD 1945. Gerakan Yogyakarta Mengajar, di satu sisi merupakan tamparan keras bagi pemerintah. Ternyata di Yogyakarta yang katanya kota pelajar aja masih ada anak-anak usia sekolah yang gak bisa baca tulis.
Coba kamu bayangin di daerah yang tanpa embel-embel predikat kota pelajar, kayak apa. Padahal konstitusi secara jelas nyebutin di Pasal 31 Ayat (3) UUD 1945, bahwasannya penyelenggaraan pendidikan adalah tanggung jawab pemerintah. Walopun secara de jure para relawan YM ini gak punya tanggung jawab di bidang pendidikan, justru merekalah ujung tombak pembaharuan pendidikan anak.
Nah, buat kamu-kamu yang ngerasa masa mudamu hopeless, tapi tetep pengen turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dan dapet bonus ketemu Mbak Lyna yang cantiknya gak kira-kira itu, silakan bergabung sama temen-temen relawan dari Yogyakarta Mengajar, boleh kepoin IGnya di @Yogyakarta_Mengajar.
Kenapa harus masuk Yogyakarta Mengajar? Karena di sini kamu bakalan belajar dan mengajar apa itu arti kebahagian buat kamu dan orang lain.