homeLaw Jonfox#SUPPORTLOCALMAKER

#SUPPORTLOCALMAKER

Pandemi terus berlanjut, berjalan menyambung jilid satu ke jilid berikut. Masyarakat takut tapi pemerintah ngotot pilkada lanjut.

PHK di mana-mana, ancaman resesi Indonesia di depan mata. Pengusaha jasa internet merana, beralih ke pelanggan rumah tangga.

Trus Foxtrot bisa apa ndes?

Beberapa daerah udah mulai nerapin PSBB versi 2.0. Tapi di Jogja, hotel dan penginapan malah mulai rame pelancong. Perkuliahan masih sibuk daring, walaupun di pantai manusia-manusia mulai padat menikmati deburan ombak laut selatan, seakan gak takut sama ancaman murka gelombang pasang La Nina.

Coba kamu liat di sekitarmu ndes, berapa banyak kawan dan tetanggamu yang dirumahkan? Berapa banyak gerai di mall yang adem dan biasanya banyak mbak-mbak cantik nawarin produk perawatan badan gulung tikar.

Tapi seperti biasa, rakyat Indonesia itu terkenal dengan ketangguhannya menghadapi bencana dan teror, orang barat yang pinter-pinter itu nyebutnya sebagai anomali. Kalo Mamarica dan negara singa udah mewanti-wanti negaranya bakalan ngadepin resesi ekonomi, di sini toko sepeda malah kehabisan stok sepeda Brompton yang harganya banyak juta itu.

Tapi itulah kelebihan kita ndes, daya hidup kita yang besar dan bergelora. Di kala perusahaan multinasional rame-rame revisi target tahunannya, di sini kedai kopi nuansa lokal mulai bergeliat berjuang meraup pelanggan, sesuai dengan indikasi geografis katanya.

BACA JUGA: KAMU PILIH BARANG ORI ATAU KW?

Biasanya ngopi di setarbak, tapi karena pandemi, finansial terganggu sedangkan beranda IG bakalan suram tanpa instastory ngopi, jadilah ngopi syantik downgrade ke kedai kopi dengan kearifan lokal.

Ceruk bisnis model ini yang sebenarnya harus disadari sama UMKM Indonesia, sebagai subtitusi dan alternatif dari merk luar yang udah duluan eksis. Karena sebagai makhluk sosial, masyarakat harus beradaptasi dengan pandemi yang gak tau sampek kapan, sehingga cepat ato lambat keseimbangan sosial bakalan terjadi dengan ataupun tanpa adanya campur tangan pemerintah. Makanya masyarakat di Indonesia ini kreatifnya kebangetan.

Perusahaan asing yang gede-gede itu bakalan lama pulih dari dampak pandemi, UMKM dengan keterbatasannya justru lebih cepet bangkit. Saat ini perusahaan asing sedang memfokuskan energinya untuk mengatur kembali keuangan dan strategi pasar mereka yang segede Ultraman dan serumit sarang laba-laba, UMKM yang modal dan pangsa pasarnya relatif lebih kecil bakalan lebih lincah ngeluarin jurus untuk ngelawan pandemi.

UMKM yang dulu dianggap sebelah mata, sekarang seakan melihat hilal kejayaan di depan mata dengan adanya dukungan dari Presiden Pakdhe Jokowi dan seperangkat aktivis media sosial yang menggaungkan jargon, “Belanja ke Warung Tetangga,” jelas ngedukung UMKM banget.

Gak salah kalo akhir-akhir ini hashtag bernuansa dukungan ke UMKM kembali bermunculan dan merajai lini beranda media sosialmu ndes. Hashtag semacam #supportlocalmaker, #supportlocalproduct dan #banggaprodukIndonesia wara-wiri di gawai Foxtrot. Terutama di grup media sosial yang Foxtrot ikutin.

Kebetulan Foxtrot juga hobi nyinyir di medsos, khususon yang berkaitan dengan bilah dan sepatu boot, jadi dikit-dikit ngertilah pergerakan dan kualitas dari kawan-kawan UMKM itu.

Kalangan para penggemar bilah yang tergabung dalam Indonesian Blades, terdiri dari banyak UMKM pengrajin bilah yang berasal dari Jogja dengan produknya yang udah terbukti kehandalannya baik dunia maupun akherat. Sebut saja Lek Zudhy Wahyu dan Mas Dony Setyawan yang terkenal dengan bilah cantiknya yang dibuat di pojokan Kotagede, Mas Singgih dengan sentra pande besinya yang berasal dari Bendungan Kulonprogo ato Mas Marwan yang tenaga gebukan palunya ngalahin mesin power hammer dari Klepu Godean. Karya-karya empu modern ini bahkan udah mulai merambah level internesyenel ndes. Hasil cipta rasa dan karsa mereka ini gak kalah kalo dibandingin sama bilah merk luar negeri semacam Zero Tolerance Knives, merk laba-laba bolong alias Spyderco maupun Bastineli.

Di bidang UMKM sepatu kulit apalagi model sepatu boots, UMKM Indonesia bertebaran. Secara kualitas mereka gak kalah sama merk semacam Red Wing maupun Timberland, bolehlah dibandingin head to head. Dari segi bahan, di Indonesia tersedia berbagai macam jenis bahan kulit binatang yang berkualitas, mulai dari yang umum kayak kulit domba, kambing ato sapi sampe dengan yang not general (gak umum) semacam kulit dari Bong Supit Bogem kulit ikan pari ato biawak.

Bagi para boots enthusiast nama-nama seperti Onderhoud Handmade, Hidalgo Boots ato Legachy Leather Arts udah gak asing dan jadi jaminan kualitas produknya. Nama terakhir ini dikelola oleh Mas Wahyu bersaudara (karena sekeluarga nama depannya Wahyu semua) dan produknya berkarakter. Bahkan ada yang dibuat dengan outsole dari ban mobil lo ndes. Kalo kamu mau mesen yang dari ban tank Abrams M1A3 silakan, siapa tau bisa.

BACA JUGA: BUDAYA GOTONG-ROYONG ADALAH CARA BIJAK MENGHADAPI RESESI

Pandemi ini harus bisa jadi momentum kebangkitan UMKM Indonesia. Majunya kawan-kawan UMKM bisa turut menggerakkan sektor bisnis dan industri di lingkaran terkecilnya. Roda ekonomi mulai dari wilayah UMKM tersebut berada sampai dengan wilayah di mana produknya dipasarkan pelan-pelan mulai berputar untuk menemukan ritmenya sendiri.

Salah satu bukti kebangkitan UMKM adalah adanya hashtag mendukung UMKM Indonesia biar lebih maju. Kawan penggiat UMKM harus sigap nyambut animo ini dengan serius. Jangan malu-malu lagi memperkenalkan produknya ke pangsa pasar, baik lokal maupun interlokal ato SLI, jangan takut berhadapan dengan brand terkenal luar negeri. Apalagi jaman sekarang yang katanya jaman IOT 4.0 ini, batas geografis dan jarak antar negara udah gak ada.

Yuk mari kita bangkit bersama dari keterpurukan pandemi ini ndes, dengan cara belanja kebutuhan hidup dan gaya hidup di lingkungan sekitarmu. Gak usah maksain tampil kece dengan pake brand ternama dari luar negeri tapi ternyata kawe, mendingan kamu mulai bangga pake produk UMKM asli Indonesia. Asli gak kaleng-kaleng, kualitas mumpuni dan dapet bonus amal jariyah turut menghidupi industri UMKM Indonesia.

Sekarang saatnya UMKM berdikari, cintailah produk-produk dalam negeri ndes.

Iki tulisan opo sih Trot, kok gak ada hukum-hukumnya babar blas?

Hush C E R E W E T, sekarang ini yang berlaku hukum pasar ndes!

Foxtrot,
knive enthusiast sekaligus penghobi segala macam kerajinan kulit kecuali kulit dari Bogem,
yang saat menulis sedang mabuk kekenyangan jajanan pasar.

Dari Penulis

APA KABAR KEBIJAKAN SATU PETA?

Foxtrot jadi mengenang sekitar 10 tahun yang lalu, ketika...

ALASAN KENAPA TANAH JOGJA ISTIMEWA

Yogyakarta emang kota istimewa, saking istimewanya banyak musisi yang...

DATANG PERGI, PATAH TUMBUH BERGANTI

Setiap ada pertemuan selalu diiringi dengan perpisahan, begitu pepatah...

#LAWYERKRUPUK

Once upon a time, di sebuah warung bakso andalan...

PLANET OF THE WHALES

Mau kaos keren kayak yang dipake Gombloh?

TerkaitRekomendasi buat kamu
Artikel yang mirip-mirip

Jatya Anuraga
Jatya Anuraga
Alter ego dari sang Foxtrot.

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Dari Kategori

Klikhukum.id