Pahitnya kopi gak sekedar pahit, bahwasannya di balik pahitnya kopi ternyata justru menyehatkan. Menurut beberapa cerita fiksi yang Foxtrot baca, jebule kopi itu bermanfaat untuk menyehatkan jantung ndes. Tapi jangan kebanyaken juga minumnya ndes, ya kalik mau mimik kopi segalon? Kan semua yang berlebihan itu gak baik, naek sepeda kebanyaken juga bisa mengakibatkan kematian. Sak madyo wae (secukupnya aja) ndes.
Lagian gak semua kopi itu rasanya pait kok, ini terbukti pas Foxtrot nongkrong asik di Cerita Kopi Yogyakarta (CKYK) sebuah tempat ngopi di seputaran daerah Pingit Yogyakarta. Sambil ngopi sembari menjemput senja (Pak Pimp, tak pinjem istilah magismu yak), Foxtrot dijelasin sama sang empunya coffee shop ini, katanya setiap biji kopi itu punya cita rasanya masing-masing.
Oiya, pemilik CKYK ini masih lajang, ganteng pula. Doi lulusan sebuah sekolah menengah atas swasta mewah (mepet sawah) di Jogjakarta. Setelah menekuni berbagai macam hobi dan profesi, akhirnya doi melabuhkan hatinya di perkopian duniawi. Jangan tanya track record beliau, pada masa jayanya gak ada anak muda hits kota Jogja yang gak kenal siapa Mas Ryan ini. Mulai dari komunitas penghobi Vespa khususon model endog, sampek komunitas permobilan yang pendeknya keser-keser aspal, semua pernah dijabani. Warbyasak tenan koe Mas, aku bocahmu!
Hingga pada akhirnya melalui mimpi Mas Ryan dapet hidayah dari Yang Maha Ghaib, bahwa Mas Ryan itu cocok punya usaha yang ada hubungannya sama elemen air, besi dan bahan asli dari alam. Yoi, berdasarkan petunjuk mimpi tersebut, akhirnya di sekitar tahun 2016, Mas Ryan bikin itu tempat ngopi yang dikasih nama Cerita Kopi Yogyakarta. Karena dalam secangkir kopi yang disajikan sarat akan kenangan tentang pertemuan pertama kali dengan mantanmu di Jogja ini, dijamin dalam setiap sesapan kopinya kamu bakal kebayang soal desahan-desahan si mbak di jaman dahulu kala. Nggrantes ora kui ndes?
BACA JUGA: AKHIR CERITA PUTUSAN PIDANA
Balik lagi soal kopi, gak bakal ada habisnya kalo nyeritain tentang mas hits Jogja ini. Waktu itu Foxtrot dibuatin kopi yang katanya spesial dan baru aja dateng, enak banget. Katanya kopi yang dibuatkan untuk Foxtrot waktu itu termasuk dalam salah satu kriteria single origin (pfffttt…maap Pak Pimp, tapi serius itu namanya). Voila tersedialah di hadapan Foxtrot sebuah kopi jenis Gayo Wine Natural yang disajiin dengan cara Vietnam Drip. Salah satu cara penyajian yang dikhususkan hanya untuk orang-orang sabar dan berhati teguh pantang menyerah. Bayangin mau nyruput kopinya aja nunggu lama, tetes demi tetes sampek gelasnya yang gak seberapa gede itu terisi penuh.
Gayo Wine Natural dibuat dari biji kopi Arabica yang diambil dari pohon kopi di daerah Aceh Tengah sana, ditanam pada ketinggian sekitar 1500 mdpl dan diolah secara natural serta mengalami fermentasi alami selama 45 hari. Gabungan dari beberapa elemen unik itulah yang menciptakan Gayo Wine Natural memiliki citarasa spesifik. Maka setelah disruput kopi ini memiliki rasa yang mirip wine (atau nangka?) yang membedakannya dari biji kopi lainnya.
Gusti Ingkang Murbeng Dumadi memang Maha Segalanya, ternyata setiap taneman kopi ini unik banget ndes. Tiap jenis biji kopi, mau liberica ato robusta, bahkan arabica yang ternyata gak ke arab-arab-an sama sekali, punya keunikannya masing-masing. Meskipun sama-sama jenis tanaman kopinya, tapi karena ditanam di tempat yang berbeda ekosistemnya, maka rasanya pun bisa beda. Banyak variabel yang bisa mempengaruhi kualitas si biji ini. Coba aja tanam biji kopi di deket mantanmu yang gak bisa kamu miliki, siapa tau rasanya mirip.
Karena setiap tanaman kopi memiliki keunikan yang tergantung di mana dia ditanam, maka si tanaman kopi ini bisa saja masuk dalam kategori indikasi geografis. Menurut UU No. 20 Tahun 2016 Tentang Merk dan Indikasi Geografis Pasal 1 angka 6 : “Indikasi Geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang dan/atau produk yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia atau kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu pada barang dan/atau produk yang dihasilkan.” Gampangnya gini, indikasi geografis itu berarti tanda tertentu buat nunjukin dari daerah mana sebuah produk berasal, yang berciri khas tergantung faktor lingkungan geografis tempat si produk berasal.
BACA JUGA: WASPADA, 3 BARANG INI RAWAN PENGELAPAN
Contohnya ya si Gayo Wine Natural, yang asli dan khas dari daerah Gayo. Dalam dunia perkopian Indonesia, sudah banyak masyarakat pengusaha kopi yang sadar akan pentingnya indikasi geografis dari sebuah produk, karena selain untuk memberikan kepastian hukum, juga berfungsi untuk meningkatkan nilai suatu produk.
Indikasi geografis adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada pemegang hak Indikasi Geografis yang terdaftar, selama reputasi, kualitas, dan karakteristik yang menjadi dasar diberikannya pelindungan atas Indikasi Geografis tersebut masih ada (Pasal 1 angka 7). Jadi agar sebuah indikasi geografis diakui dan dapat dilindungi, maka harus diajukan pendaftarannya kepada Direktorat Jendral Hak atas Kekayaan Intelektual. Prosedur pendaftarannya diatur di Permenkumham No. 12 Tahun 2019 Tentang Indikasi Geografis, biar gampang buka aja webnya Dirjen HKI di dgip.go.id ndes. Selesai masalah, gak usah nulis panjang-panjang bikin capek.
Karena indikasi geografis bermanfaat untuk melindungi dan menjaga kualitas dari suatu produk yang telah didaftarkan, cepetan sana lakukan pendaftaran produk-produk spesial yang ada di daerahmu ndes.
#seduhapahariini ndes? Nikmatnya seduhan dan aroma biji kopi khas nuswantoro di sela-sela kesibukan mengejar dunia yang fana ini, apalagi ditambah hisapan tembakau warisan agung leluhur. Nikmat apa yang kamu dustakan?
Nasi uduk ikan tongkol;
sambil duduk nyruput kopi botol.