Faktanya setelah negara Indonesia merdeka, penjajah tidak mau langsung pergi meninggalkan bumi pertiwi, mereka kerap membuat propaganda isu tentang kehancuran negara kita karena ketiadaan pasukan tentara. Melalui Serangan Umum 1 Maret ini Pasukan Tentara Indonesia menunjukkan eksistensinya bahwa kita bangsa yang kuat di dunia Internasional.
Buat para Gen-Z membuka kembali sejarah masa lalu sepertinya harus sering dilakukan, untuk membentuk karakter bangsa yang kuat dan berdaulat. Contohnya dengan mengulas peristiwa Serangan Umum 1 Maret, yang telah mencuri perhatian dunia Internasional.
Peristiwa ini merupakan lanjutan dari Agresi Militer Belanda II yang terjadi pada tanggal 19 Desember 1948.
Bangsa kita telah merebut kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, namun dalam faktanya Belanda tidak langsung pergi dari tanah Nusantara ini, mereka masih menggunakan teknik peperangan licik untuk kembali merebut bangsa kita supaya takluk di ketiak kekuasaannya.
Salah satunya propaganda isu kepada dunia Internasional tentang kondisi keamanan Indonesia yang tidak layak untuk menjadi bangsa merdeka, karena pasukan keamanannya yaitu para tentara tidak mampu menjaga negara atau dapat dikatakan kekuatannya telah hancur.
Isu inilah yang terus digembar-gemborkan bangsa Belanda di PBB, dengan tujuan supaya Belanda kembali mendapatkan dukungan untuk berkuasa di Indonesia.
Romansa Serangan Umum 1 Maret
Jika melihat tokoh-tokoh siapa saja yang berpengaruh dalam serangan ini, dari literatur sejarah yang dapat aku sampaikan ada Jenderal Sudirman, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Kolonel Bambang Soegeng, Letnan Kolonel Soeharto, Letkol Wiliater Hutagalung serta tokoh pahlawan nasional lainnya yang jasanya sangat berharga.
Dalam peristiwa ini Panglima Jenderal Sudirman mendapatkan laporan terkait propaganda Belanda yang menyatakan bahwa Republik Indonesia sudah tidak ada lagi.
Apalagi berita ini disiarkan melalui Radio Rimba Raya. Atas berita tersebut Jenderal Sudirman menginstruksikan jajarannya untuk memikirkan langkah-langkah yang harus diambil untuk memutar balikkan propaganda Belanda.
Letkol Wiliater Hutagalung yang pada waktu itu juga menjabat sebagai penasihat Gubernur Militer III menyampaikan gagasan dan disetujui Jenderal Sudirman, yakni tentang strategi penyerangan yang tujuan utamanya harus diketahui dunia Internasional.
Kolonel Bambang Soegeng memberikan alasan, tentang serangan ini sebaiknya dilakukan di Yogyakarta dengan alasan waktu itu Yogyakarta merupakan Ibu Kota Negara RI dan banyak wartawan asing yang tinggal di Yogyakarta.
Setelah mendapatkan restu dan izin dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX, yang kala itu menjabat Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta, kemudian pada tanggal 1 Maret 1949 sekira pukul 06.00 WIB, sirene berbunyi sebagai tanda serangan umum siap dilancarkan.
Tentara Indonesia Mencuri Perhatian Dunia Internasional
Setelah serangan umum ini terjadi tentunya mengagetkan pihak Belanda dan berhasil memukul telak tentara Belanda untuk keluar dari Yogyakarta, karena pada fakta hukumnya mereka termasuk pasukan ilegal yang ada di Negara Indonesia.
BACA JUGA: JEJAK HUKUM KOLONIAL YANG MASIH MEWARNAI HUKUM INDONESIA
Sejarah juga mencatat bahwa Serangan Umum 1 Maret juga membuat tentara Belanda kewalahan tidak mampu memukul balik pasukan Indonesia dan mereka kocar-kacir tunggang langgang sibuk menyelamatkan diri masing-masing.
Atas keberhasilan serangan yang terjadi dalam tempo cukup singkat, ini menjadi berita baik dan disebarluaskan ke seluruh wilayah Indonesia dan luar negeri melalui radio. Sehingga berita kemenangan telak tentara Indonesia itu sampai ke perwakilan RI di PBB, New York, Amerika Serikat.
Dampaknya tentara Indonesia berhasil mencuri perhatian dunia Internasional, tentang eksistensi dan kekuatannya. Dukungan dunia Internasional mulai berdatangan bagi Indonesia, termasuk pemerintah Amerika Serikat yang awalnya mendukung Belanda kemudian mengubah sikapnya dan meminta pihak Belanda agar mau berunding dengan Indonesia.
Dalam sudut pandang Hukum Internasional, peristiwa Serangan Umum 1 Maret ini tentunya berdampak positif untuk eksistensi Indonesia guna melaksanakan hubungan dengan dunia Internasional dalam hubungan bernegara.
Itulah pren, tentang fakta singkat sejarah Serangan Umum 1 Maret. Kini kita sebagai bangsa yang berdaulat sudah memperingatinya ke-75 tahun. Semoga para pejuang yang telah gugur, tetap mendapatkan tempat terbaiknya di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa.