Kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Hai, kenalin namaku Asya. Aku adalah mahasiswa fakultas hukum semester tiga yang memiliki kepribadian ambivert. Sebenernya aku tuh, orang yang agak pemalu dan merasa kurang percaya diri untuk ngomong di depan banyak orang. Tapi pikiran jelek itu harus dibuang, karena sekarang aku kuliah di fakultas hukum. Katanya sih, orang yang kuliah di sana harus pinter ngomong dan jago debat. Hmm, bener nggak? Oiya, kalian pada penasaran kan, kenapa aku yang seorang pemalu bisa milih jurusan hukum? Boleh ya, aku spill dikit-dikit.
Ini dia lima alasan kenapa aku masuk jurusan hukum. Baca sampai akhir ya, guys.
Disuruh Ayah
Alasan yang pertama, karena disuruh ayah. Ayahku itu alumni fakultas hukum, jadi beliau minta aku untuk mengikuti jejaknya. Sedari SD aku sudah diarahkan untuk masuk ke fakultas hukum, makanya langsung ambil jurusan IPS. Kata ayah kalau masuk fakultas hukum, ntar prospek kerjanya luas. Lagian aku juga orang yang suka menghafal, jadi sudah pas banget kan.
BACA JUGA: 3 ALASAN KENAPA BANYAK LULUSAN FAKULTAS HUKUM YANG JADI PENGANGGURAN!
Law Is Fun!
Jurusan hukum sangat menyenangkan, itulah alasan keduaku masuk ke fakultas hukum. Emang, iya? Jadi pas masih kelas 2 SMP, aku tertarik banget masuk jurusan hukum, karena menurutku jurusan hukum itu seru. Setauku anak hukum itu pada jago debat. Dulu aku seneng banget nonton salah satu acara di stasiun televisi yang isinya ada pengacara-pengacara lagi debat dan saling beradu argumen. Aku juga suka nonton berita dan live persidangan. Kayaknya asik banget gitu, ngeliat hakim lagi duduk di meja persidangan, terus ketok palu, rasanya seneng aja dengerin kasus ini itu. Semua bikin aku penasaran dan pengen belajar lebih dalam tentang jurusan ini.
Pengen Jadi Notaris
Alasan ketiga, karena aku pengen jadi notaris. Suatu waktu aku pernah diajak ayah ke kantor notaris yang ada di daerah Magelang. Aku perhatiin, itu notaris cuma tanda tangan, tapi bayarannya mahal. Hmm, sangat menarik. Tapi makin ke sini, aku baru tahu sih, ternyata pekerjaan notaris nggak sesimpel itu. Harus mengambil S2 Kenotariatan dulu. Trus, magang dua tahun, belajar sampai umur 27 tahun, barulah bisa praktek. Seorang notaris sebisa mungkin harus punya jaringan yang bagus biar bisa dapet klien. Walaupun berat, tapi aku tetap memupuk cita-citaku buat jadi notaris. Semangat!
BACA JUGA: 5 DERITA SEBAGAI DOSEN FAKULTAS HUKUM YANG WAJIB MAHASISWA PERLU TAHU!
Prospek Kerjanya Luas
Aku sadar bahwa dalam hidup ini, kita harus memiliki rencana cadangan. Walaupun sebelumnya aku bilang pengen jadi notaris, tapi kan masa depan nggak ada yang tahu, karena sebaik apapun manusia menyiapkan, yang punya keputusan tetaplah Sang Pencipta. Alasan keempat kenapa aku milih fakultas hukum, ya karena prospek kerja yang luas buat lulusan hukum. Hukum itu dibutuhkan di berbagai sektor industri. Nggak cuma jadi notaris, hakim atau pengacara, tapi lulusan hukum juga memiliki kesempatan bekerja di sektor-sektor lain. Misalnya, jadi staf legal perusahaan, kerja di lembaga pemerintahan, NGO, akademisi dan masih banyak lagi. Jadi semisal nggak bisa jadi notaris pun, setidaknya masih ada banyak pilihan lain.
Karena Nggak Suka Matematika
Aku pikir dengan masuk jurusan hukum bakal menyelamatkanku dari matematika. Jujur aja aku tuh, nggak suka matematika. Tapi ternyata salah besar guys. Walaupun di fakultas hukum nggak ada mata kuliah matematika, tapi tetap aja ketemu dengan matematika. Ada aja mata kuliah yang membutuhkan skill itung-itungan. Misalnya, buat menghitung pajak, menghitung warisan, menghitung pesangon dan lain sebagainya. Jadi hoax ya, guys kalo masuk jurusan hukum nggak bakal ketemu matematika.Maybe segitu dulu yah, sharing dari aku. Menurut kalian gimana? Apakah makin tertarik atau makin takut masuk jurusan hukum? Kalian boleh ikutan sharing juga loh. Kolom komentar selalu terbuka buat kalian.