Istilah ‘aktivis’ bukanlah hal yang asing bagi kita. Bagi kalangan mahasiswa, menjadi aktivis adalah sebuah kebanggaan. Karena gak keren kalo belum jadi aktivis. Terus muncul pertanyaan, apa sih aktivis itu? Apakah aktivitis orang yang suka demo-demo itu?
Menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, aktivis adalah orang yang giat bekerja untuk kepentingan suatu organisasi politik atau organisasi massa, seseorang ini mengabdikan tenaga dan pikirannya untuk mewujudkan cita-cita organisasi.
Nah, kalo menurutku aktivis itu orang yang aktif dalam suatu kelompok, baik kelompok belajar, organisasi kemahasiswaan atau komunitas-komunitas lain.
Ada stigma yang melekat pada seorang aktivis. Stigma bahwa aktivis itu suka ikut demonstrasi. Serius deh, itu adalah stigma yang keliru. Kegiatan aktivis itu gak melulu demonstrasi. Masih banyak kegiatan aktivis yang jauh dari demo-demoan.
Contohnya kalo aktivisnya itu anak fakultas hukum, biasanya kegiatan mereka adalah belajar analisis kasus, ada kegiatan advokasi hukum ke masyarakat atau kegiatan menulis artikel hukum kayak aku. Nah, dengan mengikuti salah satu kegiatan tersebut, seorang mahasiswa sudah bisa disebut sebagai seorang aktivis.
Pada dasarnya aktivis itu bertujuan untuk mengidentifikasi masalah dan mencari solusi yang ada di sekitarnya. Gampangnya, bagi seorang mahasiswa fakultas hukum kegiatan aktivisnya ya mencari solusi atas permasalahan hukum yang ada di masyarakat.
Contohnya gini, ada pedagang kaki lima yang digusur karena tidak memiliki izin. Nah, minimal kita tahu kenapa bisa digusur, kita bisa ngasih gagasan terbaik atau solusi apa. Apakah kita bisa menengahi antara kebijakan dan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, sense of crisis atau daya kritis kita sebagai mahasiswa itu meningkat. Ingat gessss, mahasiswa adalah agen perubahan.
Jadi aktivis itu gak selalu harus panas-panasan demo di sana-sini.
Bagaimana dong kalo cuma ikut demo?
Ya gapapa sih, kalo mau ikut demo. Asalkan sebelum ikut demo, kalian mengerti apa yang mau dibahas. Jangan cuma dateng, foto-foto terus update sosmed, seolah-olah dengan upload itu kebijakan bisa berubah.
Kenapa saya bilang begini, ya siapa tahu aja ada tetangga yang tahu bahwa kalian ikut demo terus bertanya, “Tadi demo apa ya?” Nah looh, kalo ga bisa jelasin karena gak paham, bisa kacauuu.
Ges, demonstrasi itu adalah ultimum remidium atau senjata terakhir yang kita pakai ketika gagasan, analisa, kritik tidak lagi didengar. Demonstrasi massa itu sifatnya langsung hadir untuk menggerus kebijakan yang merugikan masyarakat. Ibaratnya ketika whatsappmu dibaca pacarmu tapi gak dibalas, nah kamu dengan sigap langsung mendatangi rumahnya untuk mempertanyakan, kenapa gak dibalas? Kamu di mana? Dengan siapa? Semalam berbuat apa?
Intinya, tanpa ikut demo pun kita dan kalian-kalian semua sudah bisa jadi aktivis kok. Syaratnya, ilmu yang dipelajari dan didapat dari kegiatan mahasiswa itu bisa diimplementasikan kepada masyarakat. Jadi ilmunya berguna gak cuma untuk diri sendiri. Ya, itung-itung nambah amal kan, hehehe.
Prakteknya emang susah sih, karena pada dasarnya memang lebih enak ngomong daripada bertindak. Hihihi bercanda. Sebenarnya tantangan terberat saat ini adalah, justru perkembangan teknologi yang pesat menimbulkan sikap acuh terhadap masalah sekitar karena kita lebih asyik bermedsos ria.
Sense of crisis terhadap masyarakat sekitar menumpul karena kebanyakan liat masalah yang jauh di ujung sana. Yaaa, kita memang gak bisa menolak kemajuan teknologi, karena banyak manusia yang terbantu dengan kemajuan teknologi.
Artinya, sebagai aktivis yang notabene manusia juga, kita tidak bisa menolak kecanggihan dan kemajuan teknologi. Justru perkembangan ini harus dimanfaatkan dengan bijaksana biar kita gak dicap sebagai aktivis medsos alias SJW (social justice warrior) doang. Sekalian dong tunjukin aksi nyatanya.
Bagi yang baru mau masuk kuliah, yang baru jadi mahasiswa, semangat ya dalam berorganisasi. Jangan lupa ikut kegiatan mahasiswa. Gak rugi kok ikut kegiatan-kegiatan mahasiswa yang bertujuan untuk pendidikan dan untuk kemajuan masyarakat. Apalagi kalau kalian ikut kegiatan pembinaan di desa-desa begitu, wuih asyik banget berbaur dengan masyarakat.
Nah, dari kegiatan yang kalian ikutin, jangan lupa juga diupdate di sosmed. Postingan kalian bisa membuat pengaruh besar, karena makin banyak yang ikut, makin banyak yang peduli, maka makin cepat perkembangan tercipta. Salam hangat dan semangat ~~~
nice article