“Dari Abu Hurairah, “Rasulullah SAW telah bersabda, barangsiapa yang mempunyai kemampuan, tetapi ia tidak berkurban maka janganlah ia mendekati (menghampiri) tempat shalat kami.”” – HR. Ahmad dan Ibnu Majah
Firstly, I don’t know exactly how old this joke is, what I do know is that it’s probably like a few years old. But, even if it’s old, kayanya masih relate lah sama kita sekarang. Anyway, I do have something to say about this, “Kalo nggak bisa kurban kambing, kenapa nggak kurban onta arab aja?” Sayang perasaannya kalau dikorbankan. Kali aja dia masih mau balik lagi kan ya? Hehehe.
As we all know, tiap tahun kita ngerayain yang namanya Hari Raya Idul Adha. Except bagi mereka yang dikurbankan juga. Contohnya kek, mantan yang katanya sayang tapi malah ngilang. Bagi beberapa orang, Idul Adha merupakan tempat untuk showing off their skill ke gebetan, kumpul sama keluarga atau sekedar hangout sambil bakar-bakaran daging. Bukan membakar api asmara, ya. It’s a day where we share what we have and everyone dines on the same food, meat, except for vegan of course since they eat grass.
Memang dalam Idul Adha ada aturan terkait hewan yang dapat dikorbankan. Misalnya di dalam UU No. 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, beserta perubahannya maupun Peraturan Menteri Pertanian No. 114/PERMENTAN/PD.410/9/2014 Tahun 2014 tentang Pemotongan Hewan Kurban.
BACA JUGA: ATURAN OBAT HEWAN SESUAI UU PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
But, IMO, berkorban perasaan bukan merupakan hal yang salah dalam Idul Adha. It’s true that kamu nggak akan mendapatkan pahala atau imbalan, karena perasaan kalian bukanlah sebuah hewan yang dapat dikorbankan. But, at least dengan berkorban perasaan kalian minimal mengikuti nilai yang diajarkan nabi Ibrahim saat dia patuh terhadap perintah untuk mengorbankan anaknya, nabi Ismail.
Ok, now, let’s dwell into this absurdity tentang bagaimana sih, relatenya korban perasaan saat Idul Adha dan hukumnya.
So, basically, dalam Idul Adha terdapat tiga nilai penting yang dapat kita ambil dari Nabi Ibrahim. Semangat pengorbanan dan kepatuhan, belas kasih sayang serta kemurahan hati, rasa terima kasih dan perayaan.
- Semangat Pengorbanan dan Kepatuhan
Inti dari Idul Adha terletak pada tindakan pengorbanan, yang melambangkan pengabdian dan kesediaan Ibrahim yang tak tergoyahkan untuk tunduk pada perintah Allah. Daging kurban dibagi menjadi tiga bagian. Satu untuk keluarga, teman serta kerabat dan bagi yang kurang mampu. Sama ketika kalian sayang kepada orang lain. Kalian akan melakukan pengorbanan demi dia. Dan jika ada hal yang tidak dia sukai, maka kalian juga akan patuh kepada mereka biar nggak dimarahin.
- Belas Kasih Sayang dan Kemurahan Hati
Idul Adha menggarisbawahi pentingnya kemurahan hati dan kasih sayang. Dalam Idul Adha ada kebiasaan menyumbangkan sebagian dari daging Qurban atau nilai yang setara kepada mereka yang kurang beruntung, memastikan bahwa setiap orang dapat mengambil bagian dalam perayaan dan merasakan kegembiraan Idul Adha. It’s the same saat kalian sayang terhadap orang lain, even if dia sudah sama orang lain, kalian masih harus tetap berbagi dengan mereka jika mereka membutuhkan dan melakukannya dengan ikhlas. Bukannya malah marah atau pengen ngorbanin mereka, tetapi isilah dengan kemurahan hati dan rasa kasih.
BACA JUGA: ATURAN HUKUM MENJUAL HEWAN KURBAN IDUL ADHA
- Rasa Terima Kasih dan Perayaan
Idul Adha adalah waktu bagi masyarakat untuk berkumpul dan mempererat tali persaudaraan. Setelah melakukan ibadah, biasanya akan berkumpul dengan keluarga dan teman-teman, bertukar salam serta berbagi jamuan makan. Tak lupa mengenakan pakaian baru, memberi dan menerima hadiah serta menciptakan suasana gembira, sama ketika kalian melihat dia dengan orang lain. Cobalah untuk mengerti perasaannya dan jangan lupa mengucapkan terima kasih untuk semuanya dan keikutsertaannya dalam perayaan hari gembira. Karena pada akhirnya kita semua bersaudara.
I know, it’s absurd, but at least, dengan berkorban perasaan saat Idul Adha, kalian bisa merasakan secara sekilas apa yang dialami nabi Ibrahim dulu waktu diberi perintah untuk mengorbankan anaknya dan apa yang dia rasakan setelah itu. That’s what important, jika kalian memang belum mampu untuk berkurban, at least cobalah merasakan sedikit tentang apa yang nabi kita rasakan dengan mengorbankan perasaan kalian saat Idul Adha.
Anyway, don’t take this seriously and have fun. CU.
“You will never achieve righteousness until you donate some of what you cherish. And whatever you give is certainly well known to Allah.” – QS Ali-Imran:92