Sejatinya hikmah ibadah Puasa Ramadhan merupakan momentum tepat untuk menahan hawa nafsu dan berbenah diri dari kesenjangan ekonomi dengan cara bersedekah yang niscaya dapat membantu menekan angka kriminalitas.
Dalam ruang diskusi sebab musabab terjadinya tindak pidana faktor tidak bisa melawan hawa nafsu dan kemiskinan, masuk dalam unsur tentang kenapa seseorang melakukan tindakan kriminal seperti, pencurian dan mengambil uang rakyat (korupsi).
Kondisi ekonomi rendah, bagi sebagian pihak yang lemah iman seolah-olah menjadi legacy mereka dan dibenarkan untuk melakukan tindakan pengambilan barang milik orang lain yang bukan haknya, dimana hal itu jelas melawan hukum dan dikategorikan tindak pidana pencurian sebagaimana Pasal 362 KUHP (Pasal 476 KUHP Baru).
Selain itu kondisi iman yang tipis dan nafsu menjadi kaya dengan cepat, membuat orang gelap hati melakukan tindak pidana mencuri uang rakyat atau dikenal dengan sebutan korupsi. Dimana tindakan tersebut melanggar Undang-undang No. 20 Tahun 2001 Tentang Tindak Pidana Korupsi.
Sejatinya momentum Ramadhan apabila dilaksanakan dengan khusyu serta diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dapat menekan angka kriminalitas bahkan di bulan-bulan setelah Ramadhan.
BACA JUGA: SANKSI HUKUM BAGI ORANG YANG SUKA MEMBUANG TAKJIL
Contoh hikmah ibadah Ramadhan yang diyakini bisa menekan angka kriminalitas yaitu, berlatih konsisten menahan hawa nafsu dan memperbanyak sedekah. Dua ibadah ini jika dilakukan dengan konsisten oleh umat Islam di Indonesia, bisa kok, menekan angka kriminal.
Menahan Hawa Nafsu Bisa Menekan Korupsi
Ibadah puasa ibarat melatih diri dan penyucian jiwa dengan menahan hawa nafsu, dimana sejatinya orang berpuasa itu sedang melatih jiwa dan mengekang hawa nafsunya agar terhindar dari perbuatan maksiat.
Perbuatan maksiat saja bisa dihindari apalagi jika menahan hawa nafsu dengan benar, niscaya tidak akan ada perbuatan mencuri uang rakyat dengan cara korupsi. Karena bagi penggede, dengan iman yang kuat pasti tidak akan tega mengambil sesuatu yang bukan haknya. Selain dilarang hukum, dampaknya bisa menyengsarakan rakyat.
Hikmah berpuasa yaitu menahan lapar, harapannya para pemangku jabatan di negara juga turut berlatih merasakan lapar, yang saban hari dirasakan warganya dengan kondisi lemahnya perekonomian mereka.
Dikutip dari nu.or.id bahwa nafsu atau syahwat merupakan pintu masuknya setan. Sementara bahan bakar utama syahwat adalah makan dan minum. Sehingga, bila perut merasakan lapar dan haus maka nafsu atau syahwat dalam diri kita akan mudah dikendalikan.
Jika para pejabat mampu menahan lapar dan haus selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan, hakikatnya mereka telah menang melawan hawa nafsu dan hikmahnya bisa diterapkan dalam kepemimpinannya agar tetap konsisten melawan hawa nafsu. Contoh terkecil yang bisa diterapkan adalah tidak mengambil apa yang bukan haknya.
Sedekah Mampu Menekan Angka Kriminal
Ramadhan juga menjadikan bulan yang pas serta tepat untuk meningkatkan sifat kedermawanan umat Islam. Selain mendapatkan pahala dengan berbagi kepada yang membutuhkan, efek sedekah juga bisa menekan angka kriminal.
BACA JUGA: BAGAIMANA SISTEM RESOSIALISASI BEKERJA PADA PELAKU KRIMINAL DI INDONESIA?
Pada saat lebaran memang kondisi kebutuhan ekonomi masyarakat Indonesia meningkat, hal itu dikarenakan adanya perayaan-perayaan yang bersifat budaya dan membutuhkan uang.
Bagi yang ekonominya lemah, terkadang akan menjadi gelap hati untuk memenuhi kebutuhan perayaan lebaran dengan cara mengambil jalan pintas dengan mencuri. Namun sebenarnya hal seperti itu bisa dicegah ketika umat muslim yang kaya gemar bersedekah.
Apalagi selain sedekah, bagi mereka yang hartanya sudah cukup diwajibkan untuk membayar zakat maal. Dua konsep sedekah dan zakat maal bila diterapkan dengan benar dan bijak kepada mereka yang membutuhkan, aku yakin bisa menekan angka kriminalitas.
Pasalnya mereka yang keadaan ekonominya lemah juga merasa mendapatkan kebahagiaan dari sedekah dan zakat maal itu, minimal dapat mencegah mereka melakukan tindak pidana pencurian dengan alasan untuk kebutuhan lebaran.
Dari dua hikmah yang disyaratkan dalam ibadah puasa Ramadhan, apabila diterapkan dengan bijak ternyata manfaatnya bukan sekedar untuk hamba dan Tuhannya saja, melainkan juga berdampak untuk pencegahan tindak pidana.
Bagi aku pribadi konsep ini merupakan ajaran hablum minannas yang wajib diterapkan, bahkan kalau bisa jangan terpaut dalam ruang Ramadhan saja, melainkan sepanjang kehidupan supaya tatanan tindak kriminalitas terus berkurang.