homeEsaiAPAKAH SISTEM KERJA KEKELUARGAAN EMANG ENAK?

APAKAH SISTEM KERJA KEKELUARGAAN EMANG ENAK?

Belakangan ini sering muncul pembahasan tentang bagaimana sih, rasanya kerja di kantor yang menerapkan sistem kekeluargaan. Apakah bahagia dan nyaman seperti keluarga cemara? Atau jangan-jangan menyuramkan kayak keluarga broken home.

Basically, tujuan utama orang bekerja adalah mencari pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Terlalu naif jika ada orang bekerja tujuannya membangun lingkungan kerja layaknya keluarga yang bahagia dan harmonis.

Kalo bener tujuannya itu, ngapain pren, lu kerja. Mending nikah aja sana.Hahaha.

Ngomongin tempat kerja dengan sistem kekeluargaan memang banyak plus dan minusnya, bahkan banyak minusnya daripada plusnya. Apalagi bagi pekerja sandwich generation yang menjunjung tinggi spirit mental health dalam bekerja.

Jika menemukan tempat kerja yang sistemnya kekeluargaan, dijamin mereka pasti nggak betah, karena akan timbul toxic overworking. Alhasil, resign menjadi jalan ninjanya atau minimal si perusahaan kena spill di twitter.

Lagi pula, bagi saya pribadi mendengar istilah sistem kerja secara kekeluargaan ini cukup lucu dan menggelitik. Karena gini pren, kalau kamu membaca undang-undang tentang ketenagakerjaan, pengertian dari perusahaan yaitu:

BACA JUGA: PNS TUH KERJANYA RAJIN GAK CUMA MAIN SOLITAIRES

“Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.”

Nah, loh. Aturan hukumnya saja nggak memuat kata-kata keluarga dalam arti perusahaan. Ini undang-undang loh, yang ngomong. Kalo nggak percaya buka Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan tepatnya di Pasal 1 angka 6 huruf a.

Tapi kan yang dimaksud kekeluargaan itu sistemnya, bukan arti letterlijk dari perusahaan.

Jika ada bos yang berkata demikian, memang sih, membuat sistem kerja layaknya keluarga itu tidak salah dan sah-sah saja. Asalkan disepakati oleh pekerja juga dong, tidak ujug-ujug bosnya memberlakukan secara sepihak.

Which is, yang dimaksud sistem kerja kekeluargaan itu kek, mana sih. Apakah sistem pekerjaan yang rule job desknya terdiri seperti konsep kehidupan suami istri? Atau suami, istri dan anaknya? Atau ayah dan anaknya? Atau ibu dan anaknya?

Sebagaimana makna keluarga menurut UU No. 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga yang diatur melalui Pasal 1 angka 5. Atau ada sistem keluarga lain yang dibuat berdasarkan versi si empunya perusahaan.

Jika makna sistem kerja kekeluargaan saja belum pasti atau prinsipnya setiap perusahaan memiliki prakteknya masing-masing dalam implementasi sistem kekeluargaan dalam bekerja. Di sini saya yakin, yang kasian tuh, ya para pekerjanya.

Apalagi para pekerja yang orangnya nggak enakan. Nggak bisa menolak perintah atasan. Bisa dipastikan saben hari mereka akan menjadi pekerja yang overworking.

Fenomena yang dapat saja disajikan berdasarkan cerita-cerita dan keluh kesah my pren yang terjebak di kantor dengan sistem kerja kekeluargaan. Hal-hal yang dimungkinkan terjadi dan menimpa para pekerja kayak begini.

Pertama, Sulit Tercapainya Work Life Balance.

Cerita para pekerja yang terdampak oleh sistem kekeluargaan di kantornya, mereka sulit mendapatkan work life balance dalam kehidupannya. Karena bagaimanapun tujuan ke kantor itu bekerja bukan untuk berkeluarga.

Imbas adanya sistem kekeluargaan tersebut adalah tidak adanya sekat antara urusan pribadi dengan urusan pekerjaan. Apalagi jika urusan pribadinya si bos campur aduk dalam pekerjaan.

Alhasil sebagai pekerja, yang ada hanyalah mengalah. Dan pahitnya banyak waktu yang seharusnya mereka gunakan untuk self reward, malah terganggu oleh urusan pekerjaan.

BACA JUGA: BELAJAR DARI KASUS HOLYWINGS, CUKUP JADI PEKERJA BIASA AJA, GA USAH OVER CREATIVE

Kedua, Overworking adalah Makanan Sehari-hari.

Kembali lagi dikarenakan branding awalnya adalah kita keluarga, menghasilkan beban kerja yang tak terukur sesuai dengan job desk masing-masing pekerja. Terkadang satu pekerja dapat mengerjakan tiga bahkan empat pekerjaan di waktu yang bersamaan.

Dengan dalih kita ini keluarga, itulah yang selalu dipakai untuk memberikan pekerjaan yang lebih di luar kapasitasnya. Apalagi jika pekerja itu orangnya tidak enakan. Yang ada overworking adalah makanan sehari-harinya.

Ketiga, Libur adalah Mitos.

Literally setiap pekerja pasti memiliki jatah cuti. Ya, paling tidak ada jatah untuk healing. Tapi nampaknya hal ini menjadi mitos jika kamu berada di tempat kerja yang membranding sistem kekeluargaan dalam rulenya.

Karena atas nama keluarga itulah yang dijadikan alasan untuk mengganggu waktu liburmu dengan tetap menghubungi kamu untuk minta tolong cek email pekerjaan ini lah, tolong kirim berkas laporan bulan lalu lah atau sekedar tanya berkas ini sudah dikirim apa belum.

Jadi menurutmu, kerja di lingkungan dengan sistem kekeluargaan itu bahagia dan harmonis kayak keluarga cemara atau menyuramkan layaknya keluarga broken home nih, pren?

Dari Penulis

MENGUAK FAKTA TENTANG REMISI, JENIS-JENIS DAN SYARAT PENGAJUANNYA!

Remisi bukan permisi! Emangnya mau lewat depan emak-emak?

MITIGASI CORONA SUDAH SAMPAI MANA?

Masyarakat kita memang sangat menyukai sesuatu hal yang berbau kasta...

BUMI MANUSIA ITU BERAT

Pekan ini kaya nya bakal ada sesuatu yang nyentrik...

SELAIN GAK BAGUS UNTUK NEGARA, OTT JUGA GAK SEHAT BUAT MASYARAKAT

Bukannya malah bagus yaa, OTT maksudnya

ASMARA KARYA TERKALIBRASI KLIKHUKUM.ID

Tak terasa usia Klikhukum.id menginjak lima tahun. Ibarat hubungan...

TerkaitRekomendasi buat kamu
Artikel yang mirip-mirip

Mohsen Klasik
Mohsen Klasik
El Presidente

1 Comment

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Dari Kategori

Klikhukum.id