Bulan suci Ramadhan sudah tiba.
Setiap umat Muslim yang mampu, diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa selama satu bulan lamanya. “Muhammadiyah akan mulai puasa pada hari Sabtu 2 April 2022,” ujar Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad kepada CNNIndonesia.com, Jumat (25/3).
Sementara NU baru akan memutuskan awal Ramadhan 1443 H berdasarkan hasil pemantauan hilal atau rukyatul hilal yang akan dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia pada Jumat (1/4).
Termasuk di Jatim, pemantauan akan dilakukan di 27 titik. Tapi kali ini Yono Punk Lawyer si advokat kelas medioker tidak akan membahas tentang awal mulai bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah untuk umat Muslim sedunia.
Yono Punk Lawyer akan mencoba mengulik budaya turunan dari bulan Ramadhan. Salah satu budaya yang sangat khas di Indonesia, yaitu “Festival Kuliner Ramadhan.”
Urusan ini jelas lebih menggugah selera. Di samping Yono Punk Lawyer si advokat kelas medioker yang memang tidak punya kemampuan terkait hal tersebut, nyatanya urusan kuliner lebih merangsang indera perasa bagi peminatnya yang sedemikian rupa rasa dan warna. Pokoknya ibarat kata, “Revolusi bisa tertunda jika urusan lambung tengah atau perut tidak terpenuhi.”
Begitu pentingnya urusan lambung tengah atau perut ini, makanya Yono Punk Lawyer si advokat kelas medioker tertarik untuk membahasnya.
BACA JUGA: KESEGARAN ES PISANG IJO DAN CERITA NEGOSIATOR YANG HANDAL
Dengan adanya Festival Kuliner Ramadhan selama satu bulan, menjelang berbuka puasa, kita dimanjakan oleh banyak pilihan kuliner. Tak hanya itu saja, pastinya kita juga bakal melihat hiruk-pikuk keramaian di dalamnya. Karena yang namanya pesta pastilah melibatkan banyak pihak.
Sebenarnya agak ngeri juga, jika para stakeholder tidak berhati-hati dalam mengadakan acara ini. Semakin banyak pihak yang terlibat, pasti berbanding lurus juga dengan resiko yang harus dihadapi. Bisa-bisa berakhir dengan lebaran di Hotel Prodeo bersama Bang Napi dan pencuri kotak infaq.
Nah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat Festival Kuliner Ramadhan.
Pertama, bagi penjual makanan dan minuman harap perhatikan kualitas produk. Penjual wajib menjaga kualitas jangan sampai menimbulkan kerugian bagi konsumen. Misalnya, jangan sampai membuat makanan dan minuman dengan bahan yang sudah kadaluarsa.
Hal ini diatur dalam Pasal 90 UU Pangan, disebutkan bahwa “Setiap orang dilarang mengedarkan pangan tercemar.”
Yang termasuk ‘pangan tercemar’ di antaranya sebagai berikut.
- Mengandung bahan beracun, berbahaya atau yang dapat membahayakan kesehatan atau jiwa manusia.
- Mengandung cemaran yang melampaui ambang batas maksimal yang ditetapkan.
- Mengandung bahan yang dilarang digunakan dalam kegiatan atau proses produksi pangan.
- Mengandung bahan yang kotor, busuk, tengik, terurai atau mengandung bahan nabati atau hewani yang berpenyakit atau berasal dari bangkai.
- Diproduksi dengan cara yang dilarang.
- Sudah kadaluarsa.
Kedua, penjual harus memperhatikan masalah tempat dan atau perizinan. Umumnya Festival Kuliner Ramadhan menggunakan tempat-tempat yang sifatnya dadakan seperti tahu bulat. Entah diadakan di halaman parkir, trotoar jalan, halaman masjid atau tempat umum lainnya.
BACA JUGA: 5 TIPS MAKNYUS KULINER WARALABA
Khususnya buat pihak yang ingin berpartisipasi sebagai penjual, pastikan pihak pemilik atau pengelola atau event organizer yang mengadakan, sudah mengurus semua perizinan untuk aktivitas tersebut.
Jangan sampai malah jadi korban penipuan pihak yang tidak bertanggung jawab. Maksud hati mengambil untung, malah jadi bunting. Eh, buntung.
Ketiga, memperhatikan faktor keselamatan dalam acara tersebut. Faktor ini yang paling fundamental, karena sering kali diabaikan atas nama ‘aji mumpung.’
Misalnya Pesta Kuliner Ramadhan yang biasanya menggunakan tempat trotoar dan badan jalan. Dimana penggunaan fasilitas tersebut juga sering digunakan ajang balap liar waktu bulan Ramadhan.
Nah, bisa dibayangkan resiko yang harus dihadapi oleh penjual takjil maupun pembeli atau orang yang hanya sekedar jalan-jalan ‘ngabuburit.’ Kalau sampai terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan, siapa yang akan bertanggung jawab. Bapakmu?
Jadi berdasarkan sedikit pemaparan di atas, setidaknya bisa dibayangkan bagaimana gambaran kegiatan Festival Kuliner Ramadhan.
Jangan sampe digelarnya acara tersebut malah mengganggu kekhusyukan menjalankan ibadah. Seperti ketika mendengar PSS Sleman lolos dari jurang degradasi, kita sambut bulan Ramadhan 1443 Hijriah seperti lagu dari Opick. Ramadhan tiba … Ramadhan tiba … Marhaban Ya Ramadhan … Marhaban Ya Ramadhan ….