TIDAK BISA MENGATASI HARGA MINYAK, MENDAG MINTA MAAF

Nampaknya dunia perminyak gorengan belum juga ketemu titik terangnya. Udah kek masa depan aja 🙁 Tau sendirikan, drama minyak goreng uda ngelebihin drakor. 

Mulai dari kenaikan harga, kelangkaan, pemberian subsidi dari pemerintah, pencabutan harga eceran tertinggi oleh menteri perdagangan dan terakhir harga minyak goreng yang melambung jauh terbang tinggi bersama mimpi. 

Aneh bin ajaibnya, setelah subsidi dari pemerintah ini dicabut. Eeh, lha kok, suddenly minyak goreng stocknya melimpah. Kayak rasa sabar rakyat Indonesia menghadapi realita. 

Gimana nggak sabar, ibaratnya “Rela mati kelaparan di lumbung padi.” Negara yang dikenal dengan penghasil minyak sawit, tapi kok malah susah dapet minyak. 

Mungkin kita sendiri pun udah bosen denger pembahasan tentang minyak goreng. Sebagai rakyat biasa yang serba bisa, ada banyak urusan lain selain ngurusin minyak goreng. Misal bikin bakwan rebus atau tahu bulat kukus. Yaa, sesuai saran dari Bu Megawati. 

Perlu diakui kalau sebenernya pejabat-pejabat negara ini sangat peduli dengan kondisi minyak goreng, buktinya banyak yang menyuarakan pendapatnya. Entah itu atas nama pribadi atau instansinya. Sampai kita bingung sebenernya siapa sih, yang bertanggung jawab sama kondisi ini? Nggak mungkin kan kalo bapakmu? Emangnya kamu Kaesang. Wehehehe. 

BACA JUGA: RESHUFFLE MENTERI ITU PENTING GA SIH?

Setelah aku mencari si penanggung jawab ketersediaan minyak goreng, aku pun semakin bingung gaes. 

Jadi kan ada Peraturan Menteri Perindustrian No.8 tahun 2022 tentang Penyediaan Minyak Goreng Curah untuk Kebutuhan Masyarakat, Usaha Mikro dan Usaha Kecil dalam Kerangka Pembiayaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Di mana di situ mengatur tentang tata cara penyediaan dan distribusi minyak goreng curah, pembiayaan, serta pembinaan dan pengawasan. Nggak cuma itu, ternyata  aturannya juga mengatur  sanksi administratif bagi pelaku usaha yang melanggar ketentuan itu.

Padahal di UU No. 7 tahun 2014 tentang perdagangan Pasal 4 disebutkan kalau jasa distribusi merupakan lingkup pengaturan perdagangan. 

Terus nih, di Pasal 25 juga disebutkan kok, masalah pengendalian dan ketersediaan barang kebutuhan pokok dan penting di seluruh wilayah NKRI dalam jumlah yang memadai, mutu yang baik dan harga yang terjangkau, menjamin terkait pasokan serta kestabilan harga barang kebutuhan pokok serta barang penting. 

Ditegaskan juga dengan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2015 dan Nomor 59 Tahun 2020, pada intinya yang memiliki kewenangan penetapan serta penyimpanan barang kebutuhan pokok dan penting adalah kementerian perdagangan. Dimana kementerian perdagangan berwenang untuk menetapkan harga eceran tertinggi, harga acuan dan harga khusus.

Selain itu kementerian tersebut juga berwenang untuk mengelola stok dan logistik perdagangan, mengoptimalisasi distribusi, serta mengawasi ketersediaan stok di gudang dan/ atau pelabuhan.

Nah, terus siapa dong, yang punya wewenang? Menteri perindustrian atau menteri perdagangan nih? Susah kan, ngejawabnya. Atau kita minta tolong doraemon aja kali ya. Hahaha.

BACA JUGA: KERJA MENTERI YANG TERTUKAR

Jadi ya wajar aja, kalau misal Pakde Lutfi (menteri perdagangan) bilang nggak bisa mengontrol harga minyak goreng dan beliau tidak punya kewenangan untuk mengungkapkan mafia minyak goreng. 

Tapi Pakde Lutfi ini hebat banget loh, soalnya beliau nggak gengsi buat minta maaf. Yaaa, kalian cari sendirilah berita tentang permintamaafannya. Kalau dibahas di artikel ini takutnya malah julid. Aku kan udah berkomitmen buat terus husnudzon sama pemerintah. Kan udah mau Ramadhan. Ya kan?

Yaa, biar di bulan Ramadhan ini nyaman, aman, tentram, damai, sejahtera, kayak kondisi negara ini. Kita perlu mencontoh sikapnya Pakde Lutfi. Sekelas menteri loh, mau minta maaf atas kesalahannya. 

Mungkin untuk pejabat lainnya boleh juga dicoba sikapnya Pakde Lutfi sebagai salah satu treatment ke rakyatnya. 

Kalaupun nggak ada salah, ya nggak masalah. Bukannya lebih baik minta maaf daripada minta izin, hahahaha. Nggak kayak kamu, udah tau jangan panic buying ama nimbun minyak goreng. Eh, masih aja dilakuin. Udah gitu, nyalahin pemerintah lagi. Astagaaaaa, rakyat miskin, sadar diri doong. Ayok, kita minta maaf ke pemerintah dan ngaku salah yok.

Oh iya, kira-kira kalian maafin Pakde Lutfi nggak? Kalau aku pribadi sih, jelas maafin yaa. Biar nanti makin adem tanpa dendam pas Ramadhan dan bisa menikmati gorengan dengan harga 2000 dapet tiga. 

Teruntuk Ibu Megawati, maafin kami terutama aku. Yang udah buat ibu bingung dan terheran-heran karena ngantri minyak goreng. Jujur aja ya bu, memang kegiatan kami tuh, menggoreng makanan dan butuh minyak. Mungkin kalau menggoreng isu, nggak butuh minyak goreng yaa bu. Kayaaaakkkk … ah, sudahlah.

Ashfa Azkia
Ashfa Azkia
Si Bunga Desa & Pengangguran Profesional

MEDSOS

ARTIKEL TERKAIT

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

DARI KATEGORI

Klikhukum.id