Tepat pada hari Rabu Pon, 23 Desember 2020, Presiden Joko Widodo bersama KH. Ma’ruf Amin, melantik enam orang menteri baru. Sebelumnya pada hari Selasa sore, beliau telah mengumumkan bahwa dalam kabinetnya akan dilakukan reshuffle menteri, yang artinya akan ada pergantian menteri baru. Ngomong-ngomong penting gak sih, reshuffle menteri itu dilakukan oleh Pak Jokowi?
Untuk keadaan sekarang, saya rasa reshuffle menteri penting banget dilakukan pren. Kita tahu sendiri, beberapa waktu yang lalu ada dua menteri yang ditangkap KPK karena diduga melakukan tindak pidana korupsi. Agar roda pemerintahan terus berputar, maka wajar dong, reshuffle menteri dilakukan.
Adapun Keenam orang menteri baru itu adalah, pertama Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial, keduaSandiaga Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, ketiga Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan, keempat Yaqut Cholil Quomas sebagai Menteri Agama, kelima Sakti Wahyu Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) dan keenam Muhammad Lutfi sebagai Menteri Perdagangan.
Uppss, kok ada mas Sandiaga Uno. Yeey, itu artinya di kabinet pemerintahan Joko Widodo sekarang sudah lengkap ya pren, ada empat tokoh yang dulu saling bertarung di Pilpres 2019. Loh, tapi kok, masyarakatnya masih terbelah antara cebong dan kampret yah. Hmmm.
Kembali ke pembahasan lagi pren, pentingnya presiden melakukan reshuffle juga dapat dianalogikan seperti sebuah lokomotif kereta api yang akan melakukan perjalanan membelah bukit dan melewati sungai bahkan laut.
Apabila dalam mesin kereta api tersebut ada yang tidak berfungsi atau bahkan rusak, logika sederhananya, yaa wajib diganti dong.
Hal demikian yang menjadi alasan bahwa reshuffle menteri itu penting. Mengingat fungsi dan tugas negara harus tetap dijalankan, maka pihak-pihak yang sekiranya menghambat kinerja roda pemerintahan, ya mending diganti saja.
Apalagi jika ada menteri yang kinerjanya gak serius dan hanya nyusahin menteri-menteri yang lain, ibaratnya seperti mahasiswa yang sukanya hanya numpang nama ketika ada tugas kelompok. Sudah deh, orang yang punya kebiasaan kek gini gak usah dimasukkan kelompokmu.
Ngomong-ngomong kalian tahu gak, bahwa proses reshuffle menteri ini merupakan hak prerogatif presiden. Maknanya adalah presiden mempunyai kekuasaan mutlak yang tidak dapat diganggu oleh pihak lain.
Secara teoritis, hak prerogatif dapat diterjemahkan sebagai hak istimewa yang dimiliki oleh lembaga-lembaga tertentu yang bersifat mandiri dan mutlak dalam arti tidak dapat digugat oleh lembaga negara yang lain dan/atau pihak lain.
BACA JUGA: BUDAYA GOTONG ROYONG ADLAH CARA BIJAK MENGHADAPI RESESI
Dalam sistem pemerintahan negara-negara modern, hak ini dimiliki oleh kepala negara baik raja ataupun presiden dan kepala pemerintahan dalam bidang-bidang tertentu yang dinyatakan dalam konstitusi atau aturan hukumnya. Hak ini juga disamakan dengan kewenangan penuh yang diberikan oleh konstitusi kepada lembaga eksekutif dalam ruang lingkup kekuasaan pemerintahannya.
Untuk selanjutnya penerapan Hak Prerogatif merupakan hak yang melekat pada diri seorang presiden secara penuh dan tidak memerlukan persetujuan dari pihak atau lembaga lain dalam penggunaannya.
Jadi suka-suka Pak Jokowi lah yah pren, mau ngangkat siapa saja menjadi menterinya. Asalkan dalam pandangan umum, seseorang yang diangkat menjadi menteri tersebut memang berkompeten dan memiliki kapabilitas dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai menteri.
Kalian kurang yakin? Ini loh, aturan hukum yang menyatakan bahwa presiden memiliki Hak Prerogatif dalam melantik dan memberhentikan menteri. Coba deh, kalian baca ketentuan Pasal 17 Undang-Undang Dasar 1945, yang menyatakan:
- presiden dibantu oleh menteri-menteri negara;
- menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh presiden;
- setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
Sudah jelas toh pren? Undang-Undang Dasar 1945 loh, yang mengatur. Jadi sebagai rakyat, jangan kebanyakan protes walaupun ternyata Hak Prerogatif untuk menentukan jabatan menteri akhirnya menjadi ajang pembagian jatah partai politik.
Tapi bagiku gak masalah kok, bukannya berbagi itu indah, apalagi berbagi jabatan. Budaya timur Indonesia kan memang dikenal sangat santun dan suka berbagi-bagi. Apalagi jika yang mendapat bagian menduduki jabatan menteri tersebut orangnya sangat profesional, integritas tinggi, taat aturan hukum, bekerja untuk rakyat dan merakyat. Pasti negara kita jadi makmur dong.
Jadi selamat yah, buat ibu dan bapak-bapak yang terhormat, yang sudah menduduki jabatan baru menjadi menteri. Saya yakin bapak lebih gesit dan profesional daripada menteri-menteri terdahulu kok. Semoga saja harapan saya ini tidak salah.