homeEsaiCITAYAM FASHION WEEK, SKENA THE NEW SCBD

CITAYAM FASHION WEEK, SKENA THE NEW SCBD

Belakangan ini linimasa media sosial terutama tiktok sedang ramai bermunculan fenomena Citayam Fashion Week. Kehadiran mereka di bilangan Sudirman Jakarta, membuat wajah baru kawasan bisnis ini. Bahkan ke depan bisa disebut Skena The New SCBD.

Jika singkatan dari SCBD awalnya adalah Sudirman Central Business District, kini makna tersebut berubah menjadi Sudirman, Citayam, Bojonggede, Depok. Sebutan ini muncul gara-gara banyaknya muda-mudi yang berdandan nyentrik dan nongkrong di bilangan Sudirman pada saat weekend.

Jujurly ini bukan fenomena baru di dunia perfashionan, soalnya sejarah merekam pada 2006 terdapat hasil fotografi dari Scott Man yang menampilkan seseorang bergaya eksentrik sedang berjalan layaknya model dan dipamerkan di acara Milan Spring Men pada 2007.

Setelah itu budaya tersebut menjamur ke Jepang, dimana muda-mudinya mulai mengadopsi budaya tradisional dengan fashion kekinian yang selanjutnya mereka pamerkan di jalanan dengan venue apik dan menarik. Nah, akhirnya banyak kalangan menyebut fenomena ini sebagai skena Fashion Week.

BACA JUGA: ATURAN THRIFTING, ORANG MISKIN DILARANG NGGAYA?

Citayam Fashion Week

Rupanya budaya memamerkan gaya eksentrik juga berimbas pada warga Indonesia, khususnya daerah Citayam, Bojonggede, Depok dan sekitarnya.  Mereka nongkrong dan memamerkan gayanya di kawasan bisnis Sudirman Jakarta.

Literally, kehadiran skena Citayam Fashion Week merupakan vibes positif jika para stakeholder dapat menyambut dan memfasilitasinya dengan bijak.

Pasalnya banyak ruang-ruang ekonomi yang bisa dimanfaatkan untuk pertumbuhan ekonomi bangsa. Bisa dibilang sih, untuk saat ini kegiatan tersebut masih tergolong positif. Artinya langkah atau wacana membubarkan mereka dari aktivitas nongkrong itu kurang tepat.

Tapi nih, kemaren ada himbauan dari Satpol PP setempat dan pihak Kepolisian Sektor Menteng yang menaungi wilayah hukum daerah Sudirman, agar masyarakat yang nongkrong dan berkerumun di kawasan Sudirman harus membubarkan diri sebelum jam 10 malam.

Karena himbauan yang disematkan oleh petugas adalah himbauan kepada besti-besti yang nongkrong di Sudirman membubarkan diri sebelum jam 10 malam itu masih relevan, maka saya pun sepakat. Apalagi jarak antara Sudirman ke Citayam, Bojonggede dan Depok lumayan jauh. Jadi biar mereka tidak kemalaman, sudah sepatutnya sebelum jam 10 malam pada pulang.

Sisi Positif Skena the New SCBD

Seperti yang sudah saya utarakan di awal, aktivitas pernongkrongan di event Citayam Fashion Week itu dapat bernilai positif, apabila para stakeholder yang memanfaatkan fenomena ini bisa bijak nan asik.

Contoh program positif yang ada dalam imajinasi saya atas tangkapan fenomena Citayam Fashion Week, yaitu dapat dilakukan kegiatan sebagai berikut.

1. BeCraft kolaborasi dengan brand lokal

Kesamaan dari muda-mudi jauh dari Citayam, Bojonggede, Depok dan sekitarnya  nongkrong di Sudirman yaitu karena mereka mencintai fashion.

Dari ruang inilah dapat dimanfaatkan oleh BeCraft dengan menggandeng brand lokal untuk membuat acara launching produk-produk mereka semenarik mungkin. Bisa juga menggandeng para musisi indie dan membuka stand food truck.

Setidaknya dengan cara ini ada tiga aktivitas ekonomi yang berjalan. Pertama, tentang pengenalan brand lokal dan alhasil produk mereka terjual, kedua para musisi mendapatkan job manggung dan terpenting para pelaku kuliner jajanannya laku.

Bukankah dari tiga aktivitas ini terdapat roda ekonomi yang berputar. Manfaatnya tentu dapat diperoleh negara dan pastinya mereka juga membayar pajak PPN. Apalagi yang mengadakan acaranya BeCraft.

2. Ajang ngobrol yang eksentrik tentang berbagai hal

Saya sengaja menampilkan kata ngobrol, bukan diskusi atau sosialisasi. Karena memang basically mereka yang nongkrong di Citayam Fashion Week lebih suka obrolan gaya tongkrongan.

Melalui konsep obrolan gaya tongkrongan inilah, stakeholder yang berkepentingan bisa mengambil peran untuk mengobrolkan bahaya narkotika yang difasilitasi oleh BBN, ngobrol soal sex education oleh Dinas Kesehatan dan hal-hal lainnya yang sejatinya jika diolah dengan kreatif nan asik pasti mereka tertarik.

BACA JUGA: FAST FASHION, TREN PENGGANGGU KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

3. Menekan aktivitas kenakalan remaja

Sekali lagi kita sepakat, tujuan mereka nongkrong adalah untuk bergaya memamerkan fashion khas ide mereka. Jadi saya yakin, mereka datang ke Sudirman bukan untuk tawuran. Melalui tujuan inilah pihak kepolisian juga bisa mengambil peran untuk ngobrol bersama mereka tentang bahaya kenakalan remaja.

Jika mereka merasa terfasilitasi oleh negara yang hadir dan peduli terhadap mereka, alhasil tindak-tanduk yang dilakukan oleh remaja Citayam, Bojonggede, Depok dan sekitarnya akan lebih positif. Karena mereka merasa menjadi kawan, jika pihak kepolisian dapat merangkul.

Merangkul dalam artian, ketika para remaja pulang ke rumahnya masing-masing, mereka dapat menyebarkan virus ‘positif.’ Artinya, “Daripada tawuran, mending tik tok an.”

Ngomongin soal tik tok an, ternyata dari kegiatan nongkrong di Sudirman tersebut juga bisa melahirkan konten creator baru. Bahkan si Bonge pemuda asal Citayam menolak beasiswa dari Pak Sandiaga Uno dengan alasan memilih jadi content creator daripada meneruskan sekolah dan ujungnya kerja formal.

Saya tidak mengamini alasan Bonge tersebut, hanya saja setidaknya setiap orang punya ruang gerak masing-masing untuk sukses sesuai dengan gaya inovasinya.

Kurang lebih itu, tanggapan saya tentang Citayam Fashion Week yang sekiranya dapat dibawa ke arah positif, jika para stakeholdernya mampu merangkul dan mengarahkan mereka.

Dari Penulis

MENJEMPUT REJEKI DI JEMPUT POLISI

Selamat tahun baru 2019 gaes, semangat baru dan banyak...

JANGAN SEKALI-KALI MENGINJAK KEPALA

Sudah pasti setiap manusia mempunyai hak untuk dihormati, dihargai...

KARET GUGAT KONSTITUSI

Harusnya kita berterima kasih kepada karet

GIMANA SIH, PERANAN CCTV DALAM HUKUM INDONESIA?

Gara-gara CCTV mati, akhirnya tanganku berkolaborasi dengan otak yang kian berimaji untuk menulis artikel ini.

MENGKAJI ETIKA SOSIAL DAN KESAMAAN DI DEPAN HUKUM ALA ARISTOTELES

Etika memandang kebenaran sebagai keutamaan hidup. 

TerkaitRekomendasi buat kamu
Artikel yang mirip-mirip

Mohsen Klasik
Mohsen Klasik
El Presidente

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Dari Kategori

Klikhukum.id