Mumpung pembahasan Asian Values sedang ramai dibincangkan, dampak dari obrolan di Channel Youtube Total Politik dengan bintang tamu Mas Panji. Maka kira-kira apakah tiga hal berikut ini termasuk dalam kategori Asian Values ya, pren.
Setelah saya mencoba mencari tahu tentang apa itu Asian Values, apakah hal ini sejenis isme-isme yang dilarang negara dengan alasan bertentangan dengan Pancasila. Alhasil rupanya Asian Values bukan hal sebahaya isme-isme yang dilarang negara.
Karena Asian Values hanya sebatas konsep nilai-nilai. Dari hasil penelusuran yang telah saya lakukan, ternyata sejarahnya dibawakan Mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew serta Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad.
Secara konsep nilai, inti dari Asian Values adalah konsep yang merujuk pada serangkaian nilai budaya, etika dan sosial yang diyakini banyak dianut masyarakat di Asia Timur dan Asia Tenggara.
Sebelum membahas lebih mendalam soal Asian Values, menurut kalian apakah tiga hal kebiasan sehari-hari yang biasa ditemukan di negara kita ini, juga termasuk subkultur Asian Values pren?
Pertama, Memanfaatkan Atribut Aparat Untuk Dapat Privilege.
Pernah nggak sih, kalian melihat ada warga sipil biasa namun gayanya sok militeristik atau kepolisi-polisian. Contoh, kendaraannya dipasangi stiker atribut aparat. Tujuannya apa coba. Apakah, biar tidak terkena tilang? Masa iya sih, polisi lalu lintas takut sama stiker.
BACA JUGA: SKINHEAD DAN GERAKAN PERLAWANAN HARI BURUH
Apa karena kendaraannya ada stikernya, lantas aparat terkadang bisa seenaknya sendiri berkendara tanpa mematuhi aturan rambu-rambu lalu lintas minta didahulukan, padahal bukan siapa-siapa, bahkan tak jarang sampai menerobos traffic light.
Alhasil jika terkena tilang, biasanya mereka bakal marah-marah dan mengaku dirinya memiliki privilege dengan bukti menunjukkan stiker pada kendaraannya. Kira-kira masih ada nggak yah, orang seperti itu. Apakah hal ini masuk dari irisan nilai Asian Values pren?
Kedua, Ketika Ditilang Telpon Saudaranya yang Aparat.
Kalian pasti sering dong, menemukan kasus jika ada pengendara baik motor maupun mobil terkena tilang di jalan raya, mereka malah marah-marah bahkan sampai menelpon backingan saudaranya yang ngakunya aparat.
Apakah konsep memanfaatkan kedekatan hubungan kekerabatan dengan aparat baik TNI atau polisi untuk membebaskan jeratan tilang juga termasuk subkultur dari Asian Values tentang privilege hubungan keluarga?
BACA JUGA: ANAK SKENA TIDAK MEMBELI KAOS BAND PALSU, FANS ORIGINAL BELI MERCH YANG AUTHENTIC!
Ketiga, Mengaku Orang Penting Untuk Dapat Tiket Konser Gratis.
Terakhir ini biasanya sering terjadi dalam perhelatan akbar acara musik, apalagi jika tiket masuknya mahal. Terus ada orang mengaku kenal si A atau anaknya pak itu kemudian minta privilege supaya digratiskan masuk ke acara musik itu.
Nah, mental-mental minta hiburan gratis ini apakah iya, masuk ke ranah skena Asian Value. Menurut kamu gimana pren?
Konsep Asian Values.
Setelah melihat tiga contoh kebiasaan yang cukup menjengkelkan di atas, mari kita bahas. Apakah iya, perbuatan-perbuatan tersebut bisa masuk ke subkultur Asian Value.
Jika dilihat dari pengertiannya, konsep Asian Values mulai muncul sekira tahun 1990’an. Konsep ini dikenalkan dengan semangat pertumbuhan ekonomi yang pesat dan peningkatan pengaruh di kancah internasional, terutama pada negara-negara Asia Timur.
Para pemimpin Asia Timur, ingin menunjukkan kepada dunia internasional bahwasannya, mereka telah yakin dengan nilai-nilai (Asian) telah berkontribusi pada stabilitas sosial serta kemajuan ekonomi yang luar biasa di negara-negara mereka, tanpa membawa nilai-nilai barat.
BACA JUGA: KOMENTAR NEGATIF DI MEDSOS CONTOH GEJALA PERILAKU CYBERBULLYING
Jika mengamini pendapat Murdoch University Richard Robison dalam tulisannya yang berjudul The Politics of ‘‘Asian Values’’ menerangkan, setidaknya ada lima ciri dari Asian Values.
Pertama, titik tumpu nilai ini pada kebersamaan, bukan pada negara maupun individu, melainkan pada kebersamaan keluarga masing-masing.
Kedua, kepentingan kelompok atau komunitas lebih utama daripada kepentingan perorangan.
Ketiga, keputusan politik dicapai melalui konsensus dan bukan pada konfrontasi dalam lembaga-lembaga perwakilan rakyat.
Keempat, harmoni hidup bersama merupakan prioritas yang dijaga dan diusahakan negara dengan kuat sesuai prinsip-prinsip moral.
Kelima, pembangunan serta pertumbuhan merupakan hak setiap warga dan negeri yang hanya bisa dicapai dalam harmoni hidup bersama di bawah pemerintahan kuat.
Jadi gimana pren, apakah karena ciri-ciri Asian Values ada konsep nilai kebersamaan pada keluarga. Menurut kalian, pemanfaatan menggunakan atribut aparat yang salah dan ketika ditilang menelpon saudaranya yang aparat serta mengaku anaknya orang penting supaya mendapat tiket gratis juga merupakan subkultur dari praktek nilai Asian Values?