Kehidupan mahasiswa hukum itu kayak drama yang penuh teka teki, apalagi kehidupan percintaan anak hukum, sama sekali nggak menarik. Idih! Siapa bilang? Di balik tumpukan buku-buku tebal dan jadwal kuliah yang padat, banyak loh, kisah cinta menarik dan bikin baper.
Nah, buat kamu yang penasaran, gimana sih, kisah-kisah cinta anak hukum. Ini dia lima fun fact kisah cinta anak hukum yang terinspirasi dari adagium hukum, yang jelas bakal bikin kamu pengen pacaran sama anak hukum.
- De Gustibus Non Est Disputandum
Setuju dong, kalau dalam dunia percintaan masing-masing orang punya selera yang berbeda-beda. Begitu pula dengan mahasiswa hukum. Ada yang suka pasangan pintar berdebat, ada yang suka pendiam dan bijaksana, ada juga yang suka rapi dan wangi. Ah, pokoknya macam-macam. Sesuai dengan adagium De gustibus non est disputandum, yang artinya soal selera memang tidak bisa disengketakan. Mau pacaran sama senior yang jago kasus pidana atau sama teman sekelas yang ahli hukum perdata, semuanya tergantung selera masing-masing.
BACA JUGA: KISAH DARI MAHASISWA FH UAJY
- Index Animi Sermo
IMO, buat mahasiswa hukum, cara bicara itu penting banget. Dalam percintaan, mahasiswa hukum cenderung tertarik pada pasangan cerdas dan bisa berkomunikasi dengan baik, karena Index animi sermo, yang berarti cara seseorang berbicara menunjukkan pikirannya. Jadi, kalau mau menarik perhatian mahasiswa hukum, pastikan bisa berbicara dengan baik dan menunjukkan kecerdasanmu. Percaya deh, mereka bakal lebih terkesan sama obrolan berkualitas daripada sekadar rayuan gombal.
- Affirmantis Est Probare
Kalau pacaran dengan anak hukum itu harus siap dengan tantangan. Kalau bilang sayang, kamu harus bisa membuktikannya. Ingat ya, Affirmantis est probare (orang yang menyatakan harus membuktikan) adalah prinsip yang dipegang teguh oleh mereka. Jadi jangan heran kalau mereka sering minta bukti nyata dari kata-katamu. Misalnya, kalau kamu bilang bakal selalu ada untuk mereka, pastikan kamu memang selalu hadir.
- Cum Adsunt Testimonia Rerum, Quid Opus Est Verbist
Bagi mahasiswa hukum, fakta lebih penting daripada sekadar kata-kata. Cum adsunt testimonia rerum, quid opus est verbist, saat ada bukti dari fakta-fakta, apa gunanya kata-kata? Jadi, kalau mau menunjukkan cinta, tunjukkan dengan tindakan nyata. Nggak perlu banyak janji manis, cukup buktikan dengan perhatian dan sikap yang nyata.
BACA JUGA: KISAH DARI MAHASISWA FH UMY
- Absolute Sentenfia Expositore Non Indiget
Dalam hubungan, seringkali yang sederhana justru paling bermakna. Mahasiswa hukum memahami bahwa absolute sentenfia expositore non indiget, sebuah dalil yang sederhana tidak membutuhkan penjelasan lanjutan. Hubungan yang kuat tidak selalu mewah atau penuh drama. Kadang, momen sederhana seperti belajar bareng di perpustakaan atau sekadar ngopi sambil diskusi kasus sudah cukup membuat mereka bahagia dan menunjukkan rasa cintanya.
Jadi, siapa bilang kehidupan percintaan anak hukum itu nggak menarik? Dari lima fun fact yang aku sebutin, sudah cukup mencerminkan betapa mendalamnya anak hukum memandang cinta dan seriusnya ketika menjalin hubungan. Faktanya, masalah pembuktian, komunikasi, kesederhanaan dan tindakan nyata untuk menunjukkan rasa cinta, anak hukumlah jagonya, karena mereka mempelajari hal itu dari adagium hukum yang mereka pelajari di perkuliahan.
Gimana, tertarik pacaran sama anak hukum?
