Anak hukum itu nggak asik dijadiin pasangan, karena ngeyelan, susah dikasih tau, banyak omong. Ahhh, egois pokoknya.
Huh, sebagai mantan mahasiswi fakultas hukum, aku merasa terpojokkan dengan stigma yang kurang enak itu.
Sebel sih, kalau ada yang bilang kayak gitu, padahal kan nggak gitu juga kali.
Nih, coba baca tulisannya Mbak Nana Iguana yang judulnya “7 ALASAN MENGAPA MAHASISWA HUKUM ADALAH PACAR IDAMAN.” Dijamin kalian akan terbuka pikirannya, bahkan klepek-klepek sama anak hukum. Hahaha.
Mmhm, masalah pasangan idaman nih, menurutku masing-masing orang punya kriteria sendiri. Ya itu sih, selera yaa.
Umumnya orang bilang kriteria pasangan idaman itu yang pengertian. Kalau kata anak jaman sekarang sih, punya love language atau bahasa cinta yang sama. Aaiiiii ….
Love language itu semacam cara seseorang mengekspresikan atau mengungkapkan rasa cintanya ke orang lain.
Menurutku tau love language dari diri sendiri itu penting ya, karena biar hubungan dengan pasangan itu jadi lebih sehat dan romantis. Eciyeeee.
Loh, emang love language itu melulu soal keromantisan yang penuh dengan ke-uwuw-an?
Ya, tentu teaduck dong saudaraku. Maksud romantis tu, yaa saling ngerti satu sama lain, saling support, saling mencintai dicintai dan saling-saling lainnya yang buat hubungan itu awet hingga maut memisahkan. Hokyaa.
Setelah aku telusuri nih ya, love language pertama kali dikenal melalui buku yang berjudul “The Five Love Languages: How to Express Heartfelt Commitment to Your Mate” oleh Dr.Gary Chapman asal Amerika Serikat.
Jadi Gary Chapman mengenalkan ada lima love language. Ada word of affirmation, quality time, receiving gift, acts of service physical touch. Dan setiap orang itu punya salah satu love language yang dominan di dalam dirinya.
Tuh, ada banyak kan? Tiap orang tuh, beda-beda. Makanya aku bilang kan kalau kamu mau hubunganmu awet, ya harus tau dan ngerti love language-mu apa.
Dan menurutku sih, ini love language bisa jadi pertimbangan buat pilih pasangan. Kan enak ya, kalau love language-nya sama.
Nah, trus kalau beda gimana dong? Masa iya, harus cari yang bener-bener sama sih?
Santai aja bestie, perbedaan nggak jadi masalah jika kita saling mencintai. *Hilih bicit.*
Nah, di sini nih, keunggulan anak hukum muncul. Selain 7 (tujuh) alasan yang disebutin Mbak Nana, aku punya alasan lain kenapa anak hukum adalah pasangan idaman. Alasannya tak lain dan tak bukan karena anak hukum cocok buat segala bentuk love language.
1. Word of affirmation
Orang yang punya bahasa cinta tipe ini, adalah orang yang menganggap kalau untuk menunjukkan rasa cinta itu ya, dengan kata-kata. Ntah, itu tulisan atau verbal. Buat anak hukum, kemampuan merangkai kata indah dan penuh makna udah jadi basic skill yang dimiliki, baik itu dalam bentuk tulisan ataupun ungkapan langsung.
Misalnya aja, dalam menyusun berkas pledoi/nota pembelaan di persidangan, biasanya bikin baper orang-orang yang terlibat di persidangan.
Nggak cuma itu, udah jadi rahasia umum kalau anak hukum itu berani ngomong. Tuh, buktinya banyak mahasiswa hukum yang ikut demo dan mengungkapkan keluh kesahnya lewat orasi. Pesonanya uwow, banget nggak tuh? Damage-nya luar biasa banget kan? Hahaha.
2. Acts of service
Tipe ini beda banget ya, dengan word of affirmation yang suka dengan kata-kata pujian.
Tipe ini lebih suka dengan tindakan nyata alias suka yang sat set sat set, nggak kebanyakan fa fi fi fu lah, pokoknya.
Nah, di sini anak hukum tuh, nggak cuma omdo, tapi juga melakukan pembuktian. Misalnya aja nih, pengacara tuh, rela ke sana kemari demi kepentingan kliennya, meskipun nggak dibayar a.k.a probono.
3. Quality time
Tipe ini suka menghabiskan waktu dengan pasangannya, seperti ngobrol, nonton atau jalan-jalan. Yaa, yang penting bisa menikmati waktu bersamalah.
Tau sendirikan, anak hukum itu suka banget diskusi/musyawarah/meeting.
Tentunya anak hukum terbiasa dengan hal-hal yang membutuhkan waktu untuk membahas sesuatu yang intim/berkualitas. Deep Talk? Aaahh, gampang itu.
4. Receiving gift
Kalau tipe ini suka banget dengan hadiah. Eeeh, yang dilihat bukan bentuk dari hadiahnya, tapi yang lebih penting itu makna dari hadiahnya.
Loh, kalau anak hukum ngasih hadiah nanti dikira gratifikasi atau suap? Yaa, nggak gitu juga lah.
Anak hukum itu terkenal dengan sikap yang royal ke orang sekitarnya, apalagi orang yang disayang.
Jadi beruntunglah kamu yang punya tipe love language ini dan punya pasangan anak hukum. Dijamin aman, hahaha.
5. Physical touch
Love language tipe ini, cara menunjukkan rasa sayangnya ya, dengan kontak fisik/sentuhan fisik.
Eh, tapi bukan berarti ke arah negatif ya. Jangan berpikiran kalau tipe ini suka skidipap.
Ya, cukuplah misalnya gandengan tangan, dipeluk, dibelai. Tipe ini intinya butuh kedekatan.
Trus, gimana dong, kalau belum menikah atau LDR. Kan nggak bisa bersentuhan secara langsung?
Gini-gini, kalau kalian punya pasangan anak hukum, hal itu bukan jadi masalah. *Halah.
Biasanya nih, anak hukum itu suka memperhatikan penampilan biar good looking.
BACA JUGA: MELIHAT TREND PACARAN ALA ANAK JAKSEL
Biasanya anak hukum juga suka pake aroma wewangian khas yang menempel. Yaa, suka pakai parfumlah, biar nggak bau ketek. Hahaha.
Nah, kalian yang tipe love language-nya kayak gini. Bisa lho, pake parfum dengan aroma yang khas dengan pasanganmu.
Maknanya tanpa bersentuhan secara fisik pun kamu tetap merasa dekat dengan pasanganmu. Iya kan?
Selain itu anak hukum juga terkenal asik, suka bercanda, ramah dan kalau bicara menatap lawan bicaranya.
Nah, dengan menatap pasangannya saat ngobrol dan juga ngasih senyuman ke pasangannya, hal ini cocok untuk mengekspresikan cinta secara fisik, meski tanpa ada sentuhan.
Seperti itu bestie kira-kira, jadi gimana? Masih ragu nih, berpasangan dengan anak hukum? Hahahaha, rugi lah kalau nggak mau.
