Musik bisa jadi cerminan dari kondisi sosial yang terjadi dalam masyarakat. Banyak musisi menggunakan karya mereka sebagai medium untuk menyuarakan kritikan, ketimpangan, HAM, hingga menyuarakan ketidakpuasan untuk pemerintah.
So, ini rekomendasi lagu buat anak hukum yang sedang berjuang dengan kuliahnya, berjuang di tengah masyarakat dan berjuang dalam profesinya.
1. Jangar – Artileri
“Rudal balistik dan gempuran artileri, sarapan pagi para petinggi negeri”
Grup band Stoner Rock asal Bali, yang digawangi Gusten Keniten pada vokal, Dewa Adi pada gitar, Raibio pada bass dan Pasek Darmawaysya pada drum.
Lirik lagu ironi, diiringi hentakan musik cadas ala Jangar, bisa dikaitkan dengan kritik terhadap hukum perang dan HAM khususnya pada konteks perlindungan warga sipil dan penegakan hukum terkait kejahatan perang. Lirik lagu ini menggambarkan penggunaan artileri dan kendaraan lapis baja yang mampu merusak kota dan menewaskan warga sipil tak berdosa.
Kalo dikaitkan dengan hukum, penyerangan terhadap warga sipil merupakan pelanggaran terhadap Konvensi Jenewa tahun 1949 tentang perlindungan warga sipil di masa perang, di mana warga sipil merupakan orang-orang yang dilindungi dalam perang.
BACA JUGA: 6 LAGU CADAS WAJIB DI PLAYLIST ANAK FAKULTAS HUKUM
So, pesan dari lagu ini bilang kalo warga sipil nggak boleh diserang. Mereka adalah orang-orang yang dilindungi.
Kalau kamu suka musik bergenre rock atau heavy metal, lagu ini wajib banget buat didengerin untuk membakar semangatmu.
2. MORFEM – Pilih Sidang Atau Berdamai
“Pilih sidang atau berdamai? Putuskan dalam sesingkatnya, pilih sidang atau berdamai? Oh, malam ini musti kulewatkan”
Hadeh, sepertinya nggak perlu saya jelaskan lagi maksudnya apa dan oknum dari lembaga mana. Uggf. Lagu jadul yang dipublikasi tahun 2011 ini masih enak kok, didengerin. Band yang dipentolli Jimi Multhazam sebagai vokalis ini bernuansa rock, distorsi dari suara gitar yang renyah dan gebukan drum dengan tempo cenderung ramah di kuping.
Dari lirik lagunya mengandung kritik sosial yang tersirat sangat jelas, di mana fenomena korupsi kecil dalam interaksi masyarakat dengan penegak hukum, khususnya di sektor lalu lintas, menjadi kekuatan utama dalam mengusung temanya.
Lagu ini menggambarkan dilema pengendara yang harus memilih antara dua opsi yang sama-sama nggak ideal. Hadir di sidang atau ‘berdamai.’
Sebenarnya simpel sih, kalau kamu baca Pasal 1 angka 1 KUHP, di dalamnya termuat ketentuan yang menyatakan bahwa, perbuatan yang dilakukan melanggar hukum dan sudah ada ketentuannya dalam aturan ya, dipidana aja.
So, kalau ada yang melanggar lalu lintas, tinggal dikasih surat tilang dan si pelanggar ikut sidang buat nebus SIM atau STNKnya. Nggak usah dikasih pilihan lain (damai misalnya), apalagi ditakut-takutin kalau ikut sidang itu bisa lebih mahal dendanya.
BACA JUGA: NYETEL MUSIK KENCENG-KENCENG DAPAT DIANCAM HUKUMAN PIDANA
3. Satu Bulan – Bernadya
“Sudah adakah yang gantikanku? Yang kau antar jemput setiap sabtu?”
Duh! Kemarin baru saja saya tergelitik dengan cocokologi di media Mojok.co yang di salah satu tulisannya menganalisa, kalau mantannya bernadya ini adalah orang Lamongan. Namun dalam POV saya, sepertinya Dek Bernadya ini butuh bantuan hukum. Hubungan Dek Bernadya belum diselesaikan secara musyawarah mufakat, tapi salah satu pihak, yaitu sang mantan malah sudah lanjut ke babak baru hidupnya tanpa ada kejelasan pasti. Sepertinya, si Gembel mantan berprinsip hubungan mereka sudah inkracht alias sudah berkekuatan hukum tetap dan nggak bisa diganggu gugat lagi.
Dan soal ulang tahun yang tidak diucapkan, jelas ini pelanggaran moral yang bikin Dek Bernadya makin kehilangan hak-haknya sebagai mantan. Mantan juga berhak mendapatkan ucapan ulang tahun. Hey, kamu anak hukum, bantuin Dek Bernadya dong, buat bikin Somasi.
BTW, ketentuan hukum ini ada di universe sebelah ya, di republik galau tingkat tinggi a.k.a GTT. Bukan di negara Indonesia. Soalnya di mari mah, kagak ada ketentuan ini.
Gimana menurutmu?
Finally lewat tulisan ini aku cuman mau bilang kalo musik selalu punya cara untuk mengiringi setiap perjalanan hidup, termasuk buat kamu para pejuang hukum yang sedang bergelut dengan berbagai teori, kasus dan idealisme.
Semoga rekomendasi lagu-lagu ini nggak cuma bisa jadi teman di tengah kepenatan kuliah atau profesi, tapi juga jadi refleksi buat memahami lebih dalam tentang keadilan, hak asasi dan perjuangan manusia.
Semangat berjuang kawan! Ingat kata-kata Paman John,
“You may say I’m a dreamer, but I’m not the only one.”