homeEsaiPENGADAAN TV DPR DAN PERATURAN PRESIDEN TAHUN 2021

PENGADAAN TV DPR DAN PERATURAN PRESIDEN TAHUN 2021

Dan terjadi lagi, kisah lama yang terulang kembali. Penggalan lagu klasik yang ngewakilin ketika baca berita tentang penggunaan dana APBN oleh DPR RI. Loh, kok bisa. Ya, bisa lah. Selagi masih di Indonesia, apapun bisa terjadi. 

Ah, pasti sudah pada tahu kan,  masalah pengadaan 100 unit TV 43 inch senilai 1,5 miliar untuk ruang kerja anggota dewan. Udahlah nggak usah kaget, dulu kan juga pernah heboh tuh, tahun 2021 pas DPR menganggarkan dana APBN sebesar 2 miliar guna pengadaan multivitamin untuk anggota dewan, terus pengadaan gorden sebesar 4 miliar. Tapi itu nggak jadi sih, entah karena apa. 

Kira-kira nih, pengadaan TV ini jadi nggak ya?

Hhhmmm, kayaknya sih, nggak jadi ya. Dilansir dari detik.com, Pak Setjen pun menyangkal adanya pengadaan itu. Katanya sih, belum ada dan nggak ada pengadaan. Beliau juga kaget kok, berita pengadaan TV ini bisa viral. 

Owalah pak, yang kaget bukan cuma bapak aja, kami sebagai rakyat juga kaget lho pak. Iya, kita kaget karena bapak kaget. Kok, bisa sih, bapak kaget sama kebijakan sendiri. Beneran kaget atau cuma gimik pak? Hehehe. Eh, tapi kira-kira bapak kaget karena nggak nyangka bisa viral gitu nggak sih? Tenang pak, kan kebijakan bisa batal karena viral. Xixixi.

BACA JUGA: HAKIM MK PROF ASWANTO, DICOPOT MENDADAK OLEH DPR

Kalaupun pengadaan itu dilaksanakan, ya menurutku sih, nggak papa. Anggota dewan kan juga perlu hiburan. Berat loh, tugasnya. Ada tugas terkait fungsi legislasi, fungsi anggaran, fungsi pengawasan dan fungsi lainnya. Jangan sampai anggota dewan budreg dan sakit kepala gara-gara nggak ada TV di ruang kerjanya. Nanti ketinggalan beritanya lesti dong. Ya, bisa jadi bagi anggota dewan, menonton TV adalah healing. Hahaha.

Kalau lihat di web Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (siRUP) LKPP, per tanggal 7 Oktober 2022 terdapat paket pengadaan TV LED 43 inch untuk Ruang Kerja Anggota dengan nomor paket 36341964. Disebutkan secara rinci kalau pagu anggarannya sekitar 1,5 miliar untuk 100 unit TV. Wuiiihh, dengan harga segitu, merk TV apa ya? Nggak mungkin kan, merk changh*ng? Ruang kerja berasa ruang karaoke rental PS. Hahaha.

Ah, yang jelas dengan harga yang mihil bigit, pasti speknya tinggi. Layarnya yang jernih, kek screen bioskop, biar bisa private nobar berita rakyat kesusahan. Soalnya kalau lihat langsung kan takutnya alergi. Speakernya punya suara yang jernih, semoga bisa dengar jeritan rakyat ya. 

Asumsiku sih, nonton berita rakyat merupakan salah satu metode biar bisa deket sama rakyat gitu. Soalnya kalau harus ketemu rakyat langsung kan nanti capek, nanti ninuninu malah minta vitamin lagi. *hilihbicit.

Nah, menurut kalian gimana? Setuju nggak, kalau pengadaan TV tetap dilaksanakan?  Kalaupun kalian nggak setuju, juga nggak ngaruh kok. Lah wong, keputusan  jadi enggaknya bukan di kalian. Apa lagi kek, kami rakyat jelata. Hahaha.

Btw, kalau ngebahas tentang pengadaan barang/jasa pemerintah, kalian harus nge-stock kuota sabar yang banyak ya. Soalnya, banyak hal yang mengejutkan pas lihat web siRUP LKPP. 

Ternyata, masih banyak pengadaan (kali ini aku fokus ke pengadaan yang dilakukan DPR) yang menggunakan dana APBN, dimana nominalnya sangat membagongkan. Misalnya, pengadaan pakaian dinas seragam pegawai dengan pagu sekitar hampir 2,3 miliar, ada juga pengadaan pekerjaan konstruksi pelapisan aspal hotmix area komplek DPR RI dengan pagu 11 miliar dan masih banyak lagi. 

BACA JUGA: ANGGOTA DPR GAK PERLU CIUT KALAU GAK DIKASIH SENYUM

Pesenku cuma satu, jangan coba-coba buka web siRUS LKPP kalau kamu lagi emosi. Yang ada makin meledak emosimu dan harus ikut kelas anger management. Mending kalian rajin aja buka web klikhukum.id, dijamin makin bego. Wkwkwk.

Oh iya, balik lagi ke pengadaan TV 43” tadi ygy. Jadi untuk metode pengadaannya itu disebutin pakai metode e-purchasing. Kalau kita lihat di Perpres  Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, di Pasal 1 angka 35 disebutkan bahwa pembelian secara elektronik yang selanjutnya disebut e-purchasing adalah tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem katalog elektronik atau toko daring. 

Ngomongin toko daring, ternyata ada mitra toko daring yang sudah ditetapkan LKPP. Kayak blibli.com, grab, bisabeli.id, bukalapak dan lain-lain.

Wah, kira-kira pas beli barang lewat toko daring, nunggu flash sale dulu atau cari toko yang bisa ngasih cashback gitu nggak ya? Kan lumayan tuh. 

Konsepnya nggak gitu sih, hahaha. Ya, yang jelas untuk tata cara pelaksanaannya juga nggak gampang. Soalnya ada ketentuan yang harus dipenuhi, jadi nggak bisa sembarangan. Kena audit modyar! Hahaha. 

Udahlah, makin ke sini artikelnya makin ke sana ya. Hahaha, bye~

Dari Penulis

BOLEH NGGAK SIH, PRESIDEN KAMPANYE?

Nyebut pemimpin ngawurlah, pemimpin yang merusak demokrasilah. Hilih bicit!

APA SIH, PERBEDAAN PERKELAHIAN DAN PENGEROYOKAN?

Walaupun nggak punya solusi,  jangan bikin masalah barulah.

3 HAL YANG HARUS KAMU PERHATIKAN KETIKA MENJADI LEGISLATIVE DRAFTER!

Ada yang punya pengalaman di bidang legal drafting?

IKN NUSANTARA DAN ATURAN PAJAKNYA YANG BARU

Kalian ngerasa nggak sih, kalau sekarang ini harga kebutuhan...

TerkaitRekomendasi buat kamu
Artikel yang mirip-mirip

Ashfa Azkia
Ashfa Azkia
Si Bunga Desa & Pengangguran Profesional

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Dari Kategori

Klikhukum.id