Brader, kalian pernah gak sih, punya temen kantor yang super nyebelin plus ngeselin? Ah, rasanya kok, pengen nampol komuknya pake sandal jepit.
Atau sialnya, selain punya temen kantor nyebelin. Ehh, kita dapet pula bos, direktur atau atasan yang nyebelin. Tukang perintah, sok-sokan perfect atau malah galak banget macem Kim Jong Un.
Kalo punya bos begitu, rasanya pengen tak kamehameha dan tak bazoka. Yaaa, tapi apalah daya, kita kan cuma fruit child. Cuma remahan rengginang di kaleng Khong Guan yang tak berarti. Ditiup dikit, langsung melayang.
Mentok kita cuma bisa ngata-ngatain dalam hati dengan seribu macam sumpah serapah.
Konflik dalam dunia kerja adalah hal yang lumrah dan biasa terjadi. Lalu, bagaimana cara kita menyikapi?
Kalau dipikir-pikir kenapa yah, dalam dunia kerja atau kantor gampang banget terjadi konflik? Padahal kan kita semua hanyalah manusia yang sama-sama sedang mencari makan dan recehan.
BACA JUGA: 5 JENIS KEJAHATAN YANG WAJIB KAMU TAHU
Nah, pada tulisan ini, ogut mau berbagi sedikit pengetahuan. Soalnya, ide-ide cemerlang dari otak ogut yang asupan gizinya 90% dari indomie goreng ini harus segera disebarluaskan.
Kalau kita lihat dengan seksama dan dengan tempo secepat-cepatnya, terlihat bahwa konflik selalu melibatkan lebih dari satu individu.
Kalo di kantor, umumnya antar pegawai atau antar divisi saling bersaing, termotivasi untuk menjadi yang terbaik. Ya biar dapat reward yang sifatnya duniawi seperti prestasi yang diikuti dengan naik gaji.
Nah, hal-hal ini akan menjadi cikal bakal konflik. Jika kita tidak bisa memahami siapa musuh dan siapa lawan, maka hal seperti ini akan mendorong kita melakukan hal-hal negatif.
Oke kita lanjut. Ada hal lain yang bisa naikin peluang konflik di tempat kerja, yaitu relasi kuasa, ada yang memerintah dan ada yang diperintah. Nahh, kalo antara bos dan bawahan sudah pasti dong, kecenderungan konflik itu akan gede.
Kadang tujuan kita dan atasan gak selalu sejalan. Apalagi kalo kita gak punya keberanian mengungkapkan pendapat pada atasan. Jadilah konfliknya kependam dalam hati, menjadi unek-unek kekesalan dan membusuk.
Lalu kekesalan itu dilampiaskan ke orang lain yang gak sengaja nyenggol kita di jalan. Kita berantem dengan dia, pukul-pukulan, trus ditangkap polisi, dipenjara 10 tahun dan hidup kita selesai dalam penjara. Hahaha.
Lantas bagaimana dong, biar konflik semacam ini gak jadi konflik yang merusak, tapi dirubah menjadi konflik yang bisa membuat kita berkembang?
Caranya gini, simak baek-baek!!!!
Kita perlu gabungin dua jurus pemecah konflik. Yang pertama, kita harus mengubah cara pandang tentang konflik. Ingat, gak semua konflik itu berkonotasi negatif dan merusak serta identik dengan kekerasan.
Konflik juga bisa menjadi hal positif, yang bagus buat suport tumbuh kembang kita. Konflik bisa memacu kita untuk lebih kompetitif dalam hal yang positif.
Coba brader jadikan saingan sebagai tolak ukur diri dalam pekerjaan. Contohnya kayak malaikat dan setan tuh. Kita tau mana ukuran yang baik, karena adanya setan yang memberi ukuran jahat itu seperti apa.
Tapi bentar brader, jangan-jangan ente yang ada di pihak setan. Hahahaha. Who knows lah ya, wkwkwk …
BACA JUGA: APA SIH PENTINGNYA KONFLIK?
Selain itu, saingan juga bisa membawa kita lebih termotivasi. Kalo ada pesaing tentunya kita akan lebih terpacu dan termotivasi untuk melampaui mereka.
Nah, itu kalo konfliknya sama temen ya. Lalu gimana ngadepin bos diktator Korut?
Pertama, kita harus tau dulu nih, sebenernya gimana karakter bos kita. Selama ini kan bawahan cenderung menyimpan pendapatnya di depan bosnya biar terlihat baik, penurut, siap sedia disuruh-suruh.
Ahh, jadi inget guguk tetangga ogut. Terlihat baik, penurut dan siap sedia disuruh-suruh. Eh, tapi ingat coy, kita ini manusia yang selalu punya kehendak dan pikiran sendiri.
Coba deh, sesekali pikiran dan kehendak itu diutarakan ke atasan. Tapi liat-liat sikon juga ya.
Jangan pas bos kita lagi dijewer istrinya karena ketahuan selingkuh, malah ngomongin perbedaan pendapat kita dengan bos. Makin naiklah darahnya ampe ke ubun-ubun.
Coba pelajari kapan suasana hati bos kita sedang baik. Mungkin di pagi hari pas dia baru berangkat kerja setelah dikecup manja istrinya atau mungkin pas tanggal muda saat baru gajian, ya kan?
Biasanya saat-saat suasana hati sedang baik, seseorang jadi lebih menerima perbedaan dalam diskusi. Yaaa, sederhananya belajar menjilat dengan cara yang baik dan benar gitu. Hahaha.
Coba dulu brader tips ini. Cuma kalau gagal, ya nasibmu lah. Ogut sih, bodo amat ente mau dimarahin bos atau nggak. Soalnya ogut juga lagi pusing dengan atasan ogut. 😀