Alkisah, 2500 tahun yang lalu, seorang jendral dan pakar strategi militer Tiongkok kuno yang bernama Sun-Tzu menulis sebuah buku yang berjudul “Seni Berperang (The Art of War).“ Meskipun sulit untuk dipahami, namun buku tersebut laris manis dan menjadi daftar bacaan yang disarankan untuk Korps Marinir Amerika Serikat.
Menariknya, strategi yang ada di buku “Seni Berperang/The Art of War” nggak cuma dipakai di kalangan militer, melainkan sukses juga diterapkan dalam dunia manajemen bisnis modern. Kalo kamu search keyword “Seni berperang+strategi bisnis” maka akan muncul ratusan situs yang menawarkan berbagai petunjuk komersial ala strategi perang Sun-Tzu.
Strategi Sun-Tzu bisa dipake dalam segala medan perang, termasuk dalam dunia hukum. Untuk menjadi ahli hukum (lawyer) yang sukses dan bisa survive, perlu skill dan strategi yang jitu. Kalo kata Charles Darwin, survival of the fittest (teorinya Herbert Spencer).
Sebenarnya ada 13 strategi perang yang bisa kita adopsi. Tapi berhubung penjabarannya cukup panjang, jadi artikel ini nggak bisa langsung mengakomodir kesemuanya. So, yuks, kita bahas satu per satu sesuai mood aku. Hahaha.
Oke, kita mulai dari strategi pertama. Yaitu, “Perencanaan.”
BACA JUGA: CURKUM #161 RAHASIA STRATEGI ADVOKAT DALAM MENGHADAPI PERSIDANGAN
Seorang lawyer hebat menjadikan profesinya sebagai passion. Kalo udah passion, maka semua akan dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan penuh perencanaan. Lawyer adalah petarung. Seorang lawyer adalah jendral untuk dirinya sendiri.
Menurut Sun-Tzu, dalam tahap perencanaan, sang jendral harus memperhatikan lima faktor penentu kemenangan. Yaitu pedoman moral, langit bumi, panglima dan aturan. Untuk membuat sebuah perencanaan, sang jendral harus mampu memahami seluruh relevansi kelima faktor penentu.
Pedoman Moral
Pedoman moral dapat dimaknai bahwa seorang lawyer harus selalu menjaga integritas dan kredibilitasnya. Kata Sun-Tzu, “Seorang jenderal harus memiliki kebijaksanaan, kejujuran, kebajikan, keberanian dan disiplin.” Jadi, nama baik jangan sampai tercemar. Karena seorang lawyer harus menjaga nama baik dan kredibilitas.
Langit
Dalam konteks perencanaan strategis, ‘langit’ melambangkan faktor-faktor di luar kendali manusia. Seperti alam, cuaca, musim dan kondisi lingkungan. Dalam dunia hukum, langit dapat dimaknai sebagai faktor-faktor di luar kendali manusia yang dapat mempengaruhi strategi hukum. Misalnya trend hukum, perubahan regulasi, dinamika politik, serta faktor sosial masyarakat yang nggak bisa dikendalikan oleh seorang lawyer. Di era sekarang, ‘langit’ dapat berwujud perkembangan teknologi. Misalnya saja, perkembangan kecerdasan buatan/Artificial Intelligence (AI).
BACA JUGA: 3 METODE PENENTUAN TARIF JASA HUKUM DARI MIT, APA SAJA INDIKATOR YANG DIGUNAKAN?
Seorang lawyer harus mampu menganalisis dan memperhitungkan faktor ‘langit’ untuk merancang strategi penyelesaian permasalahan hukum yang responsif dan efektif. Dengan strategi ini, seorang lawyer dapat mengambil langkah yang tepat untuk meningkatkan peluang kesuksesan dalam menyelesaikan kasus/permasalahan hukum yang ditanganinya.
Bumi
Bumi melambangkan faktor-faktor yang dapat dikendalikan dan dipengaruhi oleh manusia, seperti kondisi medan, logistik, sumber daya dan kekuatan pasukan. Penerapan ‘bumi’ dalam strategi hukum dapat dimaknai sebagai faktor keahlian, pengalaman, kualifikasi dan juga kompetensi.
Penerapan faktor ‘bumi’ dalam perencanaan strategis hukum sangat penting dilakukan untuk mempertimbangkan dan mengelola sumber daya yang tersedia. Contohnya gini, kalo mau punya firma hukum yang besar dan sukses, seorang lawyer harus memiliki skill dan mampu mengelola firma hukum yang diperkuat dengan associates lawyer yang berpengalaman, berskill dan berkompeten.
Panglima
Panglima merupakan pemimpin atau komandan yang bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan strategi perang. Sun Tzu beranggapan bahwa panglima merupakan faktor paling penting untuk memenangkan peperangan.
Panglima harus cakap dan memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan strategis. Panglima harus memimpin dan memanfaatkan pasukan dengan baik. Panglima harus mampu mengelola taktik yang efektif untuk mencapai tujuan strategis.
BACA JUGA: STRATEGI AGAR PERJANJIANMU SAH
Kalo di sebuah kantor/firma hukum, ‘panglima’ dapat dimaknai sebagai seorang managing partner yang memimpin dan mengelola kantor/firma hukum.
Aturan
Sun Tzu bilang bahwa penting dalam memahami dan menerapkan aturan hukum dengan benar. Seorang lawyer harus memahami dengan baik peraturan undang-undang, serta prinsip-prinsip hukum yang berlaku.
Nah, itulah kelima faktor yang harus diperhatikan pada tahap perencanaan. Untuk perencanaan strategis yang efektif, Sun Tzu mengajarkan pentingnya menyelaraskan langit, bumi, panglima dan aturan.
Sekedar simulasi. Jadilah seorang managing partner yang berkompeten untuk memimpin kantor/firma hukum kamu. Kumpulkan SDM terbaik untuk menciptakan pasukan yang hebat. Ketika menangani sebuah kasus, buatlah sebuah perencanaan yang matang untuk menyelesaikan kasus tersebut. Pelajari faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kasus tersebut.
Pelajari bagaimana casenya, apa saja bukti-buktinya, lalu analisa semua sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada. Analisa juga kemampuan internal serta cek bagaimana peluang kemenangannya. Seorang lawyer harus mampu menjadi panglima yang mampu mengintegrasikan semua faktor guna merancang strategi perang yang sukses.