Trend working balance atau working life balance lagi ramai dibicarakan para generasi sandwich. Pasalnya mereka mendambakan dapat kerjaan yang seimbang dengan waktu kehidupan. Emang gimana sih, sejatinya cara menikmati working life balance itu.
Which is kalo kamu berada di lingkungan kerja yang aturannya terlalu mengekang, banyak menerapkan jam lembur, beban kerja bejubel, ada larangan kerja sembari dengerin musik. Itu artinya lingkungan kerjamu terlalu toxic pren.
Dipastikan perusahaan itu tidak menerapkan working balance dan gak baik untuk mental health kamu. Lo harus segera cabut dari kerjaan itu karena terlalu overworking.
Warning!!!
Jika ada temenmu yang mengomentari pekerjaanmu dengan nada mental healthy seperti itu, fix virus culture Jaksel telah menyerangnya.
Pilihannya ada dua, kamu bisa mendengarkannya dan gabung pada culturenya atau hisap rokokmu lebih dalam-dalam (bagi yang merokok) dan bisikkan ke telinganya, sambil berkata “Ra urus bro, aku tetep kerjo mergo aku dudu Rafatar.”
Memang sejatinya working life balance itu bagus, cuma kalo mau menerapkan sistem ini haruslah merujuk kepada aturan hukumnya. Yaitu, Undang-undang Ketenagakerjaan.
Jadi bukan menciptakan konsep Working Life Balance sesuka vibesmu.
Konsep Working Life Balance Sesuai Aturan Hukum
Berhubung UU Cipta Kerja statusnya masih gak jelas, jadi saya akan arahkan kamu menikmati working life balance versi UU Ketenagakerjaan, bukan versi Jaksel.
Pada hakikatnya kamu dapat meyakini tempat kerjamu itu toxic working atau tidak, sangatlah mudah. Caranya, cek aja apakah perusahanmu memberikan hak-hak selayaknya yang diatur dalam UU Ketenagakerjaan, sebagai berikut.
BACA JUGA: YAKIN BERHARAP PRESIDEN MENERBITKAN PERPPU PEMBATALAN UU CIPTA KERJA?
Hak Equality, diperlakukan dan mendapatkan kesempatan yang sama dengan para pekerja yang lain (Pasal 5 UU Ketenagakerjaan). Cuma saya yakin penerapan hak ini belum bisa berjalan dengan sempurna.
Contohnya apabila di perusahaanmu ada anaknya si bos, kemungkinan besar doi mendapat privilege dan akan diperlakukan berbeda dengan pekerja yang lain.
Selanjutnya hak untuk melaksanakan waktu kerja yang layak. Yaitu, biasanya menerapkan tujuh jam atau delapan jam kerja untuk satu hari. Dengan ketentuan dalam satu minggu ada lima kali hari kerja atau enam hari kerja.
Adapun hak lainnya yaitu, hak adanya jam istirahat ketika bekerja, melakukan cuti, melaksanakan ibadah keagamaan, kesehatan keselamatan kerja, mendapatkan upah yang layak dan sangat banyak hak lainnya. Oh iya, pekerja juga diperbolehkan loh, membuat serikat pekerja.
Nah, kalo hak-hak itu sudah diberikan oleh perusahaan ke kamu, tapi kamu masih merasa pekerjaanmu toxic dan overworking. Waaa, jangan-jangan ada yang salah dengan polamu mensyukuri nikmat kerjaan. Jadinya kamu sering ngeluh dan sambat overworking. Jujurly, itu gak baik untuk mental health kamu.
Cara Menikmati Working Life Balance Dengan Mudah
Jika faktanya memang ada yang salah dalam dirimu dalam menerapkan working life balance. Ini loh, saya kasih saran supaya kamu dapat menikmati hasil kerjamu dengan seimbang dan tanpa terus-terusan menyalahkan perusahaanmu.
1. Kurangi Aktivitas Staycation dan Hidden Holiday
Jika kamu menganggap healing itu wajib dilakukan dengan staycation atau hidden holiday, dipastikan kamu akan sulit mencapai taraf hidup working life balance sampai umur 50 tahunan.
Soalnya begini, healing itu kan pada pokoknya mengobati mental atau cari ketenangan. Nah, untuk melakukan healing tidak wajib staycation atau hidden holiday. Apalagi jika gajimu cuma under empat jutaan.
BACA JUGA: KONTRAK KERJA & PRAKTEK TAHAN MENAHAN IJAZAH
Yo, bagaimana bisa nabung, kalo penginnya staycation dan hidden holiday mulu. Saya loh, cukup dengan kopi item tanpa gula, sebungkus rokok dan musiknya Iksan Stuker sudah menikmati konsep healing yang literally. Apalagi jika dihitung, saya hanya menghabiskan duit 16 ribuan sudah bisa bikin seger pikiran.
2. Kurangi Aktivitas Ngopi Estetik dan Instagramable
Jika gajimu belum ditaraf aman untuk dapat ditabung, yo jangan sok-sokan rutin ngopi estetik di tempat yang instagramable. Which is pasti kegiatan ini cepat menguras isi dompet. Apalagi jika kamu ngopi di bilangan Senopati Jaksel.
Lagian kan sudah tak kasih tips, ngopi healing yang murah cuma 16 ribuan. Jadi mbokyao sadar diri ya pren. Kamu bisa ngopi estetik di kedai kopi instagramable dengan rutin jika gajimu sudah over dua digit.
3. Hiduplah Dengan Cara Menanam dan Masak Sendiri
Biasanya para generasi sandwich kan suka banget liburan di tempat alami dan sok mencari ketenangan hati. Sejatinya kegiatan tersebut dapat kamu rasakan sehari-hari loh, dan biayanya cukup banget.
Caranya hiduplah di pedesaan yang asri dan jangan lupa menanam, beternak serta memasak sendiri hasil olahan tanaman dan ternakmu. Pasti deh, hidupmu akan hidden life.
Dan perkara kerjamu di SCBD harus bolak-balik ke desa itu bukan urusan saya ya.