Indonesia memang dikenal sebagai masyarakat yang suka basa-basi. Di mana hal tersebut sudah jadi bagian budaya kita. Mulai dari nanya kabar sampe nanya kerja, jadi template basa-basi yang sering banget dipake. Tapi sayangnya, terkadang bisa kebablasan.
Terlebih di momen lebaran. Duh, siap-siap deh, buat ngadepin ‘serangan’ pertanyaan, “Kapan nikah?” Belum lagi embel-embel, “Ntar jadi perawan tua!” atau “Nggak sadar ya, kamu tuh, sudah tua loh, kapan nikahnya?” bahkan “Kok, nggak nikah-nikah sih, masih suka lawan jenis kan?”
Frustasi banget kan? Apalagi kalau ketemu kerabat, teman bahkan orang yang kurang kita kenal, bisa dipastikan bakal ada pertanyaan “Kapan nikah?” Padahal pertanyaan klise kayak gitu bagi sebagian orang cukup mengganggu dan bikin stres.
Nah, buat kita-kita yang masih kepo another level, kurang-kurangin deh. Soalnya selain nyebelin, nanya kapan nikah bisa berpotensi pidana apalagi kalau sampai merendahkan atau menghina.
May be, kalau sekedar tanya kapan nikah, terus mendoakan yang baik sih, nggak masalah. Menjadi masalah tuh, kalau sudah menyindir dan menghina kayak yang aku contohin di atas. Itu sih, bisa dikategorikan sebagai penghinaan ringan, yang jelas bisa kena pidana tuh.
BACA JUGA: JANGAN JANJI MENIKAHI SESEORANG KALAU GAK MAU DI PENJARA
Tenang guys, ada aturan yang mengatur tentang hal itu kok, Pasal 315 KUHP bilang, “Tiap-tiap penghinaan dengan sengaja yang tidak bersifat pencemaran atau pencemaran tertulis yang dilakukan terhadap seseorang, baik di muka umum dengan lisan atau tulisan, maupun di muka orang itu sendiri dengan lisan atau perbuatan atau dengan surat yang dikirimkan atau diterimakan kepadanya, diancam karena penghinaan ringan dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) bulan 2 (dua) minggu atau pidana denda paling banyak Rp4,5 juta.”
Maksudnya penghinaan ringan itu kayak sengaja menjelekkan orang lain tapi bukan pencemaran dan/atau bukan tuduhan gitu. Jadi setiap penghinaan yang tidak bersifat pencemaran dikategorikan sebagai penghinaan ringan. Intinya ada indikasi menghina atau merendahkan gitu loh, guys.
Nah, aturan soal penghinaan ringan ini termasuk delik aduan ya. Jadi kalo ada yang ngerasa keganggu atau merasa dirugikan, bisa langsung lapor polisi biar dicek, apakah tindak pidana atau bukan.
BACA JUGA: PERLUKAH NEGARA IKUT CAMPUR SOAL PERNIKAHAN ATAU HARUS PRIVATE AJA?
Jadi kalau merasa dihina dan direndahkan dengan kata-kata yang dilontarkan ke kamu, kayak “Kapan nikahnya sih, nggak malu ya. Sudah tua kok, belum nikah. Keliatan banget kalau nggak laku, main-main mulu sih, blaaa … blaaa … blaaa ….” Sudah, laporkan saja ke kepolisian dengan dasar Pasal 315 KUHP.”
Tapi alangkah baiknya jika permasalahan kayak gini tuh, diselesaikan secara kekeluargaan terlebih dahulu. Karena esensi dari hukum pidana itu adalah sebagai ultimum remedium, yaitu upaya terakhir. Nggak lucu kan, kalau niatnya basa-basi malah berakhir di jeruji besi.
Jadi intinya saat berinteraksi dengan orang lain, sebaiknya kita selalu menghargai perasaan mereka ya. Pertanyaan-pertanyaan basi seperti “Kapan nikah?” bisa membuat orang merasa nggak nyaman, apalagi ditambah kata-kata menghina.
Lagian setiap orang kan punya waktu sendiri buat nikah. Sebaiknya lebih berhati-hati deh, kalo mau tanya soal beginian. Lebih baik ngobrolin hal-hal yang lebih netral aja, biar orang nyaman. Paling penting tuh, hubungan kita sama orang lain tetap asik dan nggak bikin canggung. Oke, Thank you guys!