Saya adalah mamah muda penggemar drama Korea (drakor), ntah sudah berapa ratus jam yang saya habiskan untuk menonton drakor. Bahkan saya rela menonton ulang drakor-drakor yang bikin saya gagal move on. Minggu lalu, untuk yang ketiga kalinya saya kembali nonton drakor yang berjudul Kill Me Heal Me.
Btw karena drakornya ini keren banget, jadi gapapa ya saya sekali-kali ngerefil drakor. Gak dosa kan, kalo tugas ngerefil diubah menjadi tugas nge-rekor (nge-review drama Korea), hahahaha. Gimana ya, kayanya gak afdol kalo saya gak menyebarkan info penting ini ke sanak sodara, tetangga, dan juga mak-mak yang baru demam drama Korea.
Kalo gak salah, di tahun 2015 lagi tren drama psikologi. Waktu itu, Kill Me Heal Me kebetulan tayang bareng dengan drakor Hyde, Jekyll and I yang sama-sama membahas tentang Dissociative Identity Disorder (DID) alias kepribadian ganda. Kebayang-kan serunya, dua drakor dengan tema yang sama, juga tayang di waktu yang sama, pastinya mereka saling berebut rating.
Nonton Kill Me Heal Me bikin perasaan penonton campur aduk, ada lucunya, sedih, haru, campur jadi satu. Drakor ini bergenre komedi-romantis dengan bumbu misteri. Oh ya, drama ini sarat akan wawasan medis dan psikologis. Bisa dibilang Kill Me Heal Me adalah film psycho thriller karena menggambarkan kehidupan penderita Dissociative Identity Disorder (DID) yang disajikan dalam 20 episode.
Kill Me Heal Me diperankan oleh Ji Sung (Cha Do Hyun), Hwang Jung Eum (Oh Ri Jin) dan Park Seo Joon (Oh Ri On). Di drama ini Ji Sung memainkan tujuh karakter yang berbeda yang saling bertolak belakang. Tujuh karakter yang diperankan Ji sung di drama ini adalah karakter Cha Do Hyun (lemah lembut dan baik hati). Shin Se Gi (kasar, galak dan emosian). Ferry Park (sosok bapak-bapak berumur 40-an yang hobi traveling, memancing dan merakit bom). Ahn Yo Seob (ABG jenius yang selalu pengen bunuh diri). Ahn Yo Na, kembarannya Ahn Yo Seob (karakter ABG cewek yang centil, genit, fangirl dan penggemar oppa-oppa ganteng seperti Oh Ri On). Nana, karakter seorang anak perempuan yang memiliki boneka beruang. Terakhir Ji Sung juga memerankan karakter Mister X, sosok pria berpakaian tukang sulap, representasi dari figur yang paling disukai anak-anak.
BACA JUGA: ANAK BUKAN PROPERTI ORANG TUANYA
Dari semua karakter Ji Sung di drakor ini, saya paling suka dengan karakter Ahn Yo Na. Kualitas akting Ji Sung bener-bener teruji dengan peran Ahn Yo Na. Jadi wajar aja sih, kalo akhirnya Ji Sung memenangkan banyak award atas kerja kerasnya. Uniknya, berkat karakter Ahn Yo Na, Ji Sung dan Park Seo Joon juga berhasil memenangkan MBC “Best Couple Award.”
Kill Me Heal Me saya kasih nilai 95/100. Yaa jelas dong, penilaian saya sangat subjektif, hahaha. Tapi semua ada alasannya, pertama karena saya suka Ji Sung. Kedua, karena perannya Ji Sung di sini keren banget. Ketiga, dramanya detail (drakor kan jarang yang ceritanya kaleng-kaleng). Gak tau lah istilahnya apa, tapi yang jelas kualitas gambar, akting pemain dan ceritanya, semuanya perfecto. Cuma, orang yang nontonnya gak fokus, pasti agak bingung-bingung gimana githu, karena alur ceritanya maju mundur cantik. Tapi seriusan, ini drakor bagus banget loh.
Kill Me Heal Me sedikit demi sedikit membuka wawasan saya tentang orang yang punya kepribadian ganda (DID). Dari drakor ini saya belajar bahwa ternyata kekerasan psikis pada anak dapat menyebabkan trauma psikologis yang mengakibatkan si anak memiliki kepribadian ganda. Rasa kecewa, takut, marah, sakit hati dan harapan dari anak yang mengalami kekerasan psikis membuat kepribadian anak pecah menjadi kepingan kepribadian baru. Hal inilah yang menyebabkan anak mengidap kepribadian ganda.
Itulah bahayanya kekerasan psikis pada anak, dampaknya luar biasa. Banyak orang tua,termasuk saya tanpa disadari sering melakukan kekerasan psikis pada anak. Kayanya hampir semua orang tua (walaupun gak semua ya) pernah membentak, memaki dan memarahi anaknya. Gak usah jauh-jauh dah, saya sendiri tiap malam sebelum bobok baca-baca ilmu parenting. Abis baca auto merasa bersalah karena marahi anak hari ini. Cuma bangun tidur, anaknya rewel, sedikit usil, gak nurut, saya lupa dengan ilmu parentingnya, langsung dah ngomel dan marahin anak (mungkin saya perlu diterapi) hahaha.
Mungkin banyak orang tua yang baca artikel tentang, “Membentak anak, bisa merusak milyaran sel otak anak.” Gugling aja dah, banyak artikelnya. Segitu dahsyatnya efek negatif dari membentak. Membentak dan memarahi itu merupakan salah satu kekerasan psikis pada anak. Secara teori mudah dipahami, tapi prakteknya, sulit sekali diterapkan. Sebagai orang tua, setiap hari kita harus belajar, belajar menjadi orang tua yang baik, tentunya.
BACA JUGA: EKSPLOITASI ANAK JAMAN NOW
Ngomelin, marahin kadang memaki anak sepertinya adalah hal yang biasa dilakukan oleh orang-orang di sekitar kita. Masih banyak yang belum memahami, kekerasan psikis berdampak secara pskilogis. Sudah banyak kajiannya, mungkin itulah alasannya kenapa pemerintah melarang kekerasan psikis pada anak melalui berbagai instrumen peraturan perundang-undangan.
UU Perlindungan Anak mengatur sanksi bagi pelaku kekerasan (psikis) pada anak. Sebagaimana ketentuan Pasal 80 Ayat (1) UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, pelaku kekerasan (termasuk kekerasan psikis) diancam dengan hukuman maksimal 3 tahun 6 bulan penjara dan/atau denda paling banyak 72juta rupiah.
Tapi jujur aja saya belum pernah lihat ada orang tua yang dipenjara karena melakukan kekerasan psikis ke anaknya. Karena selain pembuktiannya masih sulit, lagi-lagi parameter kekerasan psikis juga belum jelas. Lah, kalo membentak, memarahi dan memaki anak merupakan kekerasan psikis, apa penjara gak penuh sama orang tua yang dipidana karena membentak, memarahi dan memaki anaknya.
Meskipun aturan tentang kekerasan psikis pada anak masih mbulet dan belum bisa memberikan perlindungan untuk anak, tapi setidaknya sebagai orang tua kita harus berusaha untuk tidak melakukan kekerasan psikis pada anak. Jangan sampe deh, pengalaman pahit Cha Do Hyun di Kill Me Heal Me terjadi pada anak-anak kita. Duh, amit-amit.