Halo gengs, ketemu lagi dengan kaks penulis. Kali ini kita akan bahas mengenai situasi dan kondisi perburuan takjil di bulan Ramadhan tahun ini.
So, here it is.
Suasana Ramadhan memang selalu membawa kebahagiaan tersendiri bagi umat muslim. Dari penelusuran kaks penulis, suasana Ramadhan tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Di mana kita disuguhkan persaingan dalam hal membangunkan orang saat sahur dengan cara kreatif dan menarik yang menjadi hiasan sosial media.
Namun saat ini kita disuguhkan persaingan umat muslim dengan umat non muslim dalam hal berburu takjil.
Banyak netizen muslim mengeluh di sosial media, bagaimana derita mereka menyaksikan takjil-takjil yang seharusnya mereka konsumsi untuk berbuka puasa malah diborong duluan oleh umat non muslim.
Konon katanya, risol yang tersisa hanya yang sudah meleot dan es buah yang seger-seger sudah diambil duluan sama cici-cici tetangga sebelah. Sisanya hanyalah campuran susu, sirup dan beberapa potong buah. Waduh, ini parah ini.
Ternyata oh ternyata, hal ini terjadi karena umat non muslim sudah mulai berburu takjil dari jam 15.00. Kalo kata gen-z sih, jam segitu tuh, umat muslim lagi mode bertahan hidup dari rasa lapar dan dahaga (ini kata netizen loh ya, bukan kata kaks penulis)
IMO, ini definisi persaingan berburu takjil yang tidak sehat. Ya, walaupun nggak ada lex specialis tentang mekanisme jual beli takjil atau aturan tentang takjil hanya boleh buat umat muslim atau aturan tentang umat non muslim dapat melakukan jual beli takjil setelah jam 17.00.
Tapi ada nih, aturan tentang jual beli di Pasal 1457 KUHPerdata yang menjelaskan bahwa jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu barang dan pihak lainnya membayar harga yang dijanjikan.
Jadi kalo melihat Pasal 1457 KUHPerdata, dalam jual beli memang nggak ada unsur agama. Jadi boleh dong, non muslim ikutan war takjil pas Ramadhan.
Hanya saja sebagai seorang Katolik yang punya banyak teman muslim, kaks penulis mau memberi sedikit advice bahwa pada dasarnya takjil diperuntukkan teman-teman muslim sebagai menu berbuka puasa.
Jadi kalau kita memborong atau membeli duluan di jam-jam yang semestinya teman-teman sedang melaksanakan puasa, nampaknya ini mengecewakan hati mereka.
Memang sah-sah saja jika kaum non muslim mencuri start berburu takjil duluan, tapi ingat jangan diborong semua ya, makanannya. Karena ajaran agama yang kaks penulis pelajari dan mungkin di ajaran semua agama mengatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari jangan lupa untuk saling berbagi. Ingat, yang punya hajat bukan kita, tapi teman-teman muslim ya, ges.
Jangan sampai ketika mendekati paskah gantian umat muslim yang ngeborong telurnya. Trus, persediaan telur jadi menipis dan langka. Mau pakai telur apa paskah nanti? K*nder j*y? Bercanda ya~
And one more word, buat teman-teman non muslim yang baik, kalau lagi berburu takjil jangan sambil makan atau minum di depan saudara-saudara yang sedang menjalankan ibadah puasa yah, karena itulah cara menghormati saudara-saudara kita.
Bagi yang menjalankan ibadah puasa tetap kuat dan dilancarkan dalam menjalankan kewajibannya. Anggaplah keadaan perburuan takjil ini menjadi kenikmatan Ramadhan sejati, di mana vibes bulan Ramadhan bukan hanya dirasakan teman-teman muslim saja namun merambah teman-teman non muslim.