SELAMAT HARI GURU NASIONAL, CAHAYAMU UNTUK NEGERI

Hai, semuanya. Dalam rangka menyambut Hari Guru Nasional 2023 yang bertepatan pada tanggal 25 November ini, aku bakal curhat and sharing keresahan sebagai seorang guru yang menjalankan sistem pendidikan dengan menerapkan kurikulum merdeka.  

Kamu tahu nggak sih, kenapa ada kurikulum di dunia pendidikan dan sepenting apa kurikulum itu?

Ibaratnya, kurikulum itu nyawa dari pendidikan. UU Nomor 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Makanya perkembangan pendidikan sangat dipengaruhi kurikulum yang diterapkan. Jadi memang kurikulum itu penting banget ya, guys.

Sebelumnya sudah aku spill, kalau saat ini kurikulum yang diterapkan adalah kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka dibuat sebagai langkah untuk memulihkan dan memperbaiki sistem pendidikan. Tepatnya kurikulum merdeka dirancang Kemendikbudristek untuk merespon tantangan pasca pandemi covid-19.

Pada masa pandemi covid-19, sekolah terpaksa melakukan kegiatan pembelajaran secara daring. Nah, dalam pelaksanaannya ternyata banyak ditemukan kendala. Misal, kendala jarak, waktu dan akses internet yang masih terbatas. Jadi pembelajaran nggak berjalan efektif kalau menggunakan kurikulum yang lama. 

Berawal dari situasi tersebut, pemerintah mengambil langkah untuk menerapkan kurikulum darurat yang disederhanakan. Dimana kurikulum sebelumnya merupakan cikal bakal kurikulum merdeka. 

Guru jadi punya ruang gerak yang lebih leluasa dalam memberikan pengajaran kepada peserta didiknya. Dalam kurikulum ini juga dikenal istilah pembelajaran berdiferensiasi. Artinya, peserta didik bisa mendapatkan pembelajaran sesuai dengan tingkat kemampuannya masing-masing. 

Sebenarnya kurikulum ini sangat menarik, guys. Karena guru maupun peserta didik, bisa berinovasi dan berkreasi. Salah satunya dengan membuat proyek.

Hah, proyek? Jadi kuproy gitu?

Hmm, ya bukan dong. Jadi sesuai Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran menjelaskan bahwa struktur kurikulum terdiri atas pembelajaran intrakurikuler (pembelajaran dalam kelas dengan mapel yang sudah ditentukan) dan proyek penguatan profil pelajar Pancasila. 

Jadi guru nggak cuma ngasih pelajaran, tetapi juga mengembangkan kemampuan serta karakter peserta didik sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Yaitu, beriman dan bertaqwa pada Tuhan YME, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis. (Beneran ini nulisnya sambil nyanyi lagu P5 guys, hiks). 

Nah, proyek yang dimaksud adalah proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) bukan jadi kuproy.

Pada praktiknya proyek tersebut akan mengusung beberapa tema. Misal tema “Suara demokrasi.” Jadi guru-guru yang bertugas akan menyiapkan segala keperluan proyek, mulai dari modul hingga properti-properti yang dibutuhkan. 

Sekilas memang terlihat seru ya, selain memacu kreativitas, pengajaran di kelas jadi lebih enteng karena beberapa materi sudah dibahas dalam proyek.

Tapi yang namanya proyek pasti butuh konsep dan banyak persiapan. Nih ya, untuk melaksanakan satu tema, guru akan membuat modul berisi materi-materi sesuai tema dan modul proyek sebagai rancangan kegiatan yang akan dilakukan selama proyek. 

Belum lagi kalau menyiapkan bahan dan properti tertentu. Semua harus dilakukan dengan baik agar proyek dapat berjalan dengan lancar. Jadi walaupun banyak nilai positifnya, namun program kurikulum merdeka yang satu ini berhasil membikin pusing kepala kami (para guru). Peserta didik pun juga ikutan pusing, “Capek, bikin-bikin karya” katanya.

Tapi nggak papa, yok bisa, yok! Demi mencerdaskan kehidupan bangsa, kami siap montang manting meskipun dengan ya Allah, ya Allah. 

Sekali lagi, demi mendukung pemulihan sistem pendidikan nasional, aku pribadi sebagai guru dan pastinya guru-guru lainnya, siap mengembangkan diri agar bisa mencetak generasi yang lebih baik. 

Di hari guru nasional ini, aku ingin menyampaikan beribu apresiasi kepada seluruh guru yang ada di Indonesia. Terutama yang sedang berjuang di daerah-daerah pelosok negeri. Semoga dedikasi, loyalitas serta integritas kalian dalam bekerja dan mengabdi kepada negeri akan mendapat penghargaan yang sesuai. 

Layaknya seorang Soewardi Soerjaningrat yang rela mengesampingkan gelar kebangsawanannya dan mengubah namanya menjadi Ki (kyai) Hadjar Dewantara.  Sebuah contoh sikap perilaku pandito-sinatrio (pandita atau guru yang siap mengangkat senjata untuk melindungi bangsa dan rakyat. Dikutip dari Kenji Tsuchiya dalam Demokrasi dan Kepemimpinan: Kebangkitan Gerakan Taman Siswa).

MEDSOS

ARTIKEL TERKAIT

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

DARI KATEGORI

Klikhukum.id