Siapa yang ngira kalo kehebohan dunia supranatural akhir-akhir ini disebabkan oleh seorang bakul angkringan. Bakul angkringan yang jualan di depan sebuah rumah kontrakan di Dusun Sidoluhur Kecamatan Godean, Kabupaten DIY. Ternyata oh ternyata si bakul angkringan tersebut adalah seorang raja yang sedang nyamar. Layaknya sebuah film spionase tingkat tinggi, saat mamang bakso atau cilok langganan ternyata adalah intel yang sedang nyamar. Baaahhh itu sudah biasa.
Dialah Totok Santoso atau khalayak netijen lebih mengenalnya sebagai Sang Sinuhun, Raja dari Keraton Agung Sejagad (KAS) yang terletak di Purworejo. Jadi Yang Mulia Raja, tentu saja Totok harus dong didampingi oleh nyai ratu, dan pilihannya jatuh kepada Fanni yang bergelar Ratu Dyah Gitarja.
Btw ternyata Sang Sinuhun memiliki pola pikir yang sangat cerdas, thingking without box bukan sekedar think out of the box. Yang Mulia Raja rela meninggalkan hingar bingar kekuasaan dan kemewahan di kerajaan asalnya di Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo sana dan bersusah payah menyewa rumah dan berjualan angkringan demi menyibak kehidupan masyarakat kerajaan di sebelahnya yang lebih makmur gemah ripah loh jinawi. Raja og ngontrak rumah ndes, kayak pasangan baru nikah wae. Ini baru namanya raja kaum urban, rumahnya di Godean tapi kerajaannya di Purworejo. Tiap hari PP Godean-Purworejo terus udah kayak bus AKAP wae.
Mungkin Yang Mulia Raja berencana mencuri resep krabby patty dari kerajaan saingan di sebelahnya.
BACA JUGA: PERGULATAN POLITIK ALA OLIGARKI
Tapi sayang sebelum niatnya terlaksana, Yang Mulia Raja telah keduluan keciduk aparat kepolisian ndes. Alhasil gagal deh niatnya untuk mewariskan garis pemerintahan kerajaan Majapahit yang dijanjikan 500 tahun yang lalu.
Setelah penyamarannya terbongkar, barulah terungkap bahwa usaha tipu-tipu ini bukanlah yang pertama kali. Yang Mulia Raja telah memulai hobinya ngibul dan ngumpulin massa sejak tahun 2016 silam di Yogyakarta. Pada saat itu Yang Mulia Raja belum mendapatkan gelarnya seperti yang sekarang ini viral.
Seperti dikutip detik.com Totok Santoso alias calon raja masa depan, pernah menjabat sebagai Dewan Wali Amanat Panitia Pembangunan Dunia Wilayah Nusantara dalam organisasi Jogja Development Committee (Jog DEC). Saat itu Totok yang belum jadi raja memiliki sebuah sekretariat di Dusun Bakalan, Desa Donoharjo, Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman DIY. Totok Santoso juga menjanjikan kesejahteraan finansial bagi para pengikutnya yang tentu saja seperti dugaan kalian-kalian, janjinya beku ndes, alias gak cair.
Modus yang sama dilakukan Yang Mulia Raja terhadap pengikutnya di Kerajaan Agung Sejagat ini, dan hebatnya beliau mendapat pengikut yang lebih banyak daripada jamaah pengajian-pengajian di masjid sekitar rumahmu.
Menurut keterangan beberapa saksi, Sang Calon Raja telah merencanakan keraton kebesarannya sejak tahun 2018, kemudian melakukan ruwatan ageng dengan pengikutnya di bulan Mei 2019 berlokasi di Puncak Gunung Tidar Magelang. Semenjak ruwatan ageng tersebut sepak terjang Sang Calon Raja semakin matang bahkan nyaris gosong. Bulan Januari 2020 ini menjadi puncak kehebohan calon Keraton Agung Sejagad yang dimulai dengan melakukan deklarasi sebagai raja dan kirab agung tanggal 10 Januari di Purworejo. Kegiatan dilanjutkan dengan meet n greet dan press conference di calon keratonnya di Dusun Pogung, Desa Juru Tengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo yang sangat viral itu, kemudian dilanjutkan dengan peletakan batu prasasti Ibu Bumi Mataram II. Sayangnya tanggal 14 Januari 2020 Yang Mulia Raja ditangkap polisi. Yah gagal deh ndes cita-cita mulianya untuk mendirikan kerajaan tandingan. Berakhirlah permainan kuda-kudaan eh kerajaan yang bernama Keraton Agung Sejagad yang baru seumur pop corn itu.
Raja gagal tersebut ditangkap dengan dugaan melanggar Pasal 14 Ayat (1) UU No. 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana yang mengatur bahwa “Barang siapa, dengan menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong, dengan sengaja menerbitkan keonaran di kalangan rakyat, dihukum dengan hukuman penjara setinggi-tingginya sepuluh tahun.” Ditambah Pasal 378 KUHP Pidana tentang penipuan dengan ancaman maksimal 4 tahun penjara.
Mengacu pada penjelasan Pasal 14 UU Tentang Peraturan Hukum Pidana, keonaran yang dimaksud adalah menciptakan kegelisahan dan menggoncangkan hati sebagian besar masyakarat.
Nah loh, apakah kehebohan di kalangan netizen termasuk keonaran di kalangan rakyat? Padahal Foxtrot cukup terhibur nonton kirab e Keraton Agung Sejagad via yutub. Meskipun ngibul dan berbohong kepada rakyatnya, tapi menurut Foxtrot, perbuatan sang raja gagal tidak menimbulkan huru-hara di kalangan rakyat Indonesia. Pembualan ala-ala sang raja gagal sama sekali tidak menimbulkan pergolakan dan kepanikan di masyarakat, tepat e biasa wae. Paling yang heboh mung rakyat Keraton Agung Sejagad karena baru sadar telah terpedaya.
BACA JUGA: PENGANUGERAHAN PAHLAWAN NASIONAL
Wah fenomena apa ini? Kok gampang banget ya ngibulin ratusan orang dengan janji manis macam mau kampanye aja. Sebenernya kalo kalian jeli ndes, gejala sosial semacam ini telah berulang kali terjadi di Indonesia, tapi biasanya dibingkai secara religius keagamaan. Masih ingat dengan Lia Eden yang ngaku sebagai nabi atau Ahmad Musadeq dengan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar)nya?
Salah satu penyebab timbulnya fenomena demikian karena masyarakat lelah dengan tata kehidupan modern, terutama masyarakat yang inferior secara ekonomi dan kekuasaan. Bagi orang-orang yang ekspetasi akan kehidupan dunianya tidak terpenuhi melalui tata kehidupan modern ini, ketika ada angin segar dengan bujuk rayu berupa keuntungan finansial atau jaminan surga dengan segala fasilitasnya, mereka pasti akan berbondong-bondong bahu membahu menyongsong utopia tersebut mengalahkan logika umum.
Gak pengen ikut ketipu dan kena bujuk rayu kan? hayo sekarang rajin-rajin cek ricek semua bakul mencurigakan di sekitar lingkunganmu ndes. Jangan-jangan mereka agen antek asing yang sedang menyamar dan melakukan spionase kehidupan bermasyarakat kalian. Ato malah ternyata mereka semacam alien yang punya misi memusnahkan umat manusia untuk dijadikan bahan bakar planetnya di luar sana dengan iming-iming meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Waspadalah.