Minggu lalu gak sengaja nemu tulisanku di postingan fesbuk seseorang. Penasaran dong, auto aku scrol ke bawah dikit. Eh, ternyata dia juga ngeshare ulang postingan dia tiga tahun yang lalu, tulisan yang tak lain dan tak bukan adalah tulisanku juga. Scrol dikit lagi, ada tulisanku lagi dicopas, cuma lokasinya diganti.
Mas-nya itu lucu tur wagu, dia ternyata rajin meng-copas tulisan-tulisan panjang yang aku posting di fesbuk. Tulisan yang menceritakan tentang pengalaman sehari-hariku di dunia lawyer. Dulu, sebelum aku membuat Klikhukum.id bersama teman-teman, aku emang suka menuliskan informasi seputar hukum dan menuliskan cerita keseharianku di wall fesbuk.
Bukan baru kali ini aja tulisanku dicopas. Walaupun tulisanku gak bagus-bagus amad, tapi entah kenapa, ada aja yang sering nyomot tulisanku. Ironisnya, orang yang pernah ketauan mencomot tulisanku adalah seorang lawyer. Yupe, seorang praktisi hukum, yang setidaknya pasti paham tentang copyright.
Disadari apa nggak, menulis emang bisa meningkatkan personal branding. Mungkin itulah alasan kenapa mereka mencomot tulisanku. Mungkin mereka ingin dikenal sebagai seorang lawyer, dengan cara menuliskan pengalaman mereka saat mendampingi klien. Mungkin mereka ingin membuat opini tentang penegakan hukum yang lagi ngehits. Tapi, karena mereka gak bisa ‘menulis,’ maka dipilihlah cara instan dengan meng-copas tulisanku yang sudah ready.
Kalo punya akhlak sih, mereka gak bakal pake cara culas dengan meng-copas. Kalo gak bisa menulis, ya belajar dong. Menulis itu sesuatu yang bisa dipelajari. Gak usah worry. Skill menulis itu cuma perlu diasah. Gak usah takut tulisan kita dinilai jelek, karena kata Mas Iqbal Aji Daryono, setiap tulisan itu punya ruang pembaca sendiri. Jadi, sejelek-jeleknya tulisan kita, pasti ada yang baca.
Untuk seorang sarjana hukum, memiliki kemampuan menulis itu penting. Misal kamu mau jadi seorang legal drafter, tentu saja kamu harus punya kemampuan menulis. Kamu mau jadi jaksa, hakim atau advokat, juga harus punya kemampuan menulis. Semua proses persidangan itu pasti pake berkas-berkas yang harus ditulis dan disampaikan dengan argumentatif. Hampir semua profesi hukum itu membutuhkan skill menulis.
Jaman sekarang, skill menulis malah bisa jadi nilai plus yang tak ternilai. Menulis bukan hanya dibutuhkan untuk mempermudah pekerjaan. Yap, sekali lagi aku bilang, menulis bisa jadi cara efektif untuk meningkatkan personal branding, menulis bisa membuat kita dikenal orang, bisa juga dapet uang.
Kalian pasti masih ingat dong, seorang siswi SMA pernah viral dan terkenal karena tulisan-tulisan kerennya di fesbuk, tulisan yang dikagumi dan dishare oleh ribuan orang. Saking viralnya, doi sampai diajak bertemu Presiden Jokowi. Cuma sayangnya, setelah itu berhembus kabar bahwa beberapa tulisannya adalah hasil plagiat. Begitulah, setelah tenar, disanjung, dicaci karena plagiat, sekarang dia menghilang.
Poin penting yang ingin aku sampaikan adalah bisa ‘menulis’ itu keren, tapi tolong jangan plagiat dan copas sana-sini. Lebih baik kita belajar dari nol bagaimana cara menulis dan menyampaikan informasi ataupun gagasan dalam sebuah tulisan.
Skill menulis harus diasah, menulis harus dijadikan sebuah kebiasaan, terutama bagi teman-teman yang sedang kuliah di fakultas hukum. Kita semua tau, bahwa kajian hukum umumnya disampaikan dalam kalimat yang baku, formal dan sulit untuk dipahami. Kita, orang-orang yang mengambil jalan ninja di fakultas hukum, punya PR penting untuk memberikan pengetahuan seputar hukum kepada masyarakat. Nah, menulis adalah cara terbaik dan efektif.
Masih jarang banget kajian hukum yang menggunakan diksi bahasa yang populer dan mudah dimengerti tanpa menghilangkan esensi nilai hukum. Itulah tugas kita, tugas kamu dan aku tentunya.
Salah satu alasan aku dan teman-teman membuat Klikhukum.id adalah agar masyarakat (awam hukum) bisa mendapatkan informasi dan pengetahuan hukum melalui artikel hukum yang mudah dipahami. Artikel-artikel di Klikhukum.id sengaja kami kemas dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, tanpa menghilangkan esensi ilmu dan pakem teori hukum yang berlaku.
Bisa dipahami bahwa menulis artikel hukum dengan kemasan populer dan kekinian emang bikin doubel beban. Menulis aja susah, apalagi harus mentranslate bahasa hukum formal menjadi artikel dalam kemasan populer.
Sebenarnya banyak rekan mahasiswa yang tertarik untuk menjadi kontributor di Klikhukum.id, tapi kadang mereka mengeluh karena ternyata sulit untuk membuat tulisan hukum dengan kalimat yang sederhana.
Melalui program “Kelas Menulis Ala Klikhukum.id” kami segenap redaktur, mencoba untuk mengajak rekan-rekan mahasiswa di seluruh Indonesia untuk belajar bersama. Belajar untuk memformulasikan berbagai informasi dan kajian hukum dalam sebuah artikel yang populer.
Mengingat kemampuan untuk menyajikan sebuah tulisan hukum yang cukup ringan dan mudah dimengerti oleh masyarakat membutuhkan skill dan kemampuan extra, maka di “Kelas Menulis Ala Klilhukum.id” kami akan mengajak rekan-rekan mahasiswa untuk belajar dan sharing seputar problematika menyajikan tulisan hukum agar menarik dan mudah dipahami.
Yuks, gabung di “Kelas Menulis Ala Klilhukum.id.” Catat tanggalnya, Sabtu, 19 Desember 2020. Ada mentor keren yang uwu banget, yang punya ratusan murid. Uda banyak tulisan murid beliau yang berhasil tembus di berbagai media online. Siapakah dia? Tunggu feed kami selanjutnya ya.
Kerenn…
Gmn cara gabungnya Ka..