Kamu pernah nggak sih, ngalamin situasi kocak. Pas lagi nikmatin momen santai di halaman rumah, eh, malah ngeliat pup ayam tetangga di halaman cantikmu. Pasti badmood banget nggak sih?
Apalagi kalau si tetangga pemilik ayam nggak peduli ulah peliharaannya. Pasti kezell abiez! Satu, dua, sepuluh kali masih dimaafin lah, ya. Tapi kalau keterusan lama-lama kan jadi pengen jadiin ayamnya fried chicken.
Nah, kali ini kita bakal bahas langkah hukum ngadepin tetangga modelan kayak begini. So, simak sampai akhir.
Menurut penelitian memelihara hewan memang dapat mengurangi rasa kesepian dan meredakan stres. Tapi kalau si pemilik peliharaan nggak bisa diajak kerja sama dan nggak peduli sama hewan peliharaannya, ujung-ujungnya malah bikin orang lain jadi stres. Kan nggak bener itu.
Kalau kamu ngalamin hal serupa, lebih dulu komunikasikan baik-baik ke tetangga biar hubungan baikmu tetap terjaga. Tapi kalau tetanggamu ngeyel, baru deh, jalur hukum to the rescue.
Nah, kalau masalah pup ayam yang berceceran di halaman rumah dan kamu sudah mencoba berkomunikasi sama tetanggamu tapi nggak digubris, maka kamu bisa melayangkan gugatan terhadap tetangga si pemilik ayam untuk bertanggung jawab atas ketidaknyamanan yang disebabkan oleh hewan peliharaannya.
Hal ini sudah dijelaskan dalam Pasal 1368 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
“Pemilik seekor binatang adalah, selama binatang itu dipakainya, bertanggung jawab tentang kerugian yang diterbitkan oleh binatang tersebut, baik binatang itu ada di bawah pengawasannya, maupun tersesat atau terlepas dari pengawasannya.”
Pihak yang dirugikan berhak melakukan gugatan ganti kerugian kepada pemilik hewan akibat kotoran hewan yang berceceran di depan rumahmu dengan dalil Perbuatan Melawan Hukum (PMH), kayak yang sudah diatur dalam Pasal 1365 KUHPerdata.
“Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut.”
Dalam beberapa literatur dijelaskan yang dimaksud dengan “Perbuatan melawan hukum” seperti berikut ini.
1. Bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku.
2. Bertentangan dengan hak subjektif orang lain.
3. Bertentangan dengan kesusilaan.
4. Bertentangan dengan kepatutan, ketelitian dan kehati-hatian.
Nah, kalau perbuatan lalai tetangga pemilik ayam tidak menjaga hewan yang berada di bawah penguasaannya, bisa dibilang itu termasuk bertentangan dengan kepatutan, ketelitian dan kehati-hatian. Artinya telah memenuhi unsur PMH dalam Pasal 1365 KUHPer di atas, maka kamu berhak menggugat pemilik hewan dalam hal ini pemilik ayam.
Jadi begitu ya, aturan hukum yang berkaitan dengan perilaku hewan peliharaan tetangga yang membuang kotoran di halaman rumah kita. Meskipun mungkin tampak sepele, tapi ini bisa menjadi sumber ketidaknyamanan dalam kehidupan sehari-hari.
Meski demikian, penting banget mencari solusi yang seimbang dan tetap menjaga hubungan baik dengan tetangga. Pilihan terbaik adalah selalu berbicara dengan tetanggamu terlebih dahulu untuk mencari solusi bersama.
Kadang-kadang pemilik hewan peliharaan mungkin tidak menyadari masalah ini dan komunikasi yang baik bisa menjadi kunci untuk menyelesaikan masalah tanpa melibatkan hukum.
Tapi kalau upaya komunikasi gagal dan masalah berlanjut, kamu punya opsi hukum untuk melayangkan gugatan seperti penjelasan di atas. Sekian pembahasan kali ini, semoga bermanfaat. Terima kasih.
