homeEsaiSUDAH SEJAHTERAKAH INDONESIA DALAM GIZI DAN PANGAN?

SUDAH SEJAHTERAKAH INDONESIA DALAM GIZI DAN PANGAN?

A day in my life

Yaps, di tulisan kali ini aku bakal menceritakan kegiatanku. Dibaca sampe selesai yaa. 

Okee, seperti biasa aku bangun pagi langsung ibadah shalat. Setelah itu aku berkegiatan domestik. Ada yang tau apa sih, kegiatan domestik? 

Yaps, kayak nyapu, ngepel, nyuci dan kawan-kawannya. Yaaa, kegiatan beberes rumah gitu deh. Kan, kalau rumah rapi dan bersih jadi betah di rumah. Tentunya juga lebih sehat kan?! Kalian juga harus menjaga kebersihan lingkungan dan jangan males beberes rumah ya. 

Seteleh beres, aku lanjut sarapan. Eh, kalian tim sarapan langsung nasi atau tim sarapan buah nih? Kalau aku tim sarapan buah. Alasannya, karena praktis dan nggak ribet. Jadi nggak ada alasan buat nggak sarapan yaa. Kan sekarang banyak banget makanan yang praktis buat sarapan, karena sarapan itu penting. 

Aku pernah baca artikel di halodoc.com, kalau ternyata sarapan merupakan salah satu kegiatan yang mempunyai manfaat untuk memenuhi sebagian kebutuhan gizi harian kamu. Selain itu, sarapan juga bisa meningkatkan fungsi otak untuk mengingat, menjaga stamina tetap baik dan menjaga ketahanan fisik. 

Bahkan kalau kamu sering melewatkan sarapan, kebiasaan itu bisa jadi penyebab obesitas. Wes, pokoknya sarapan itu penting banget! Banyak manfaatnya.

Selesai sarapan aku lanjut bersepeda, kali ini aku keliling sekitar rumah aja sih. Biasanya aku bersepeda sekalian ke pasar beli sayur buat dimasak nanti. Tapi karena hari ini aku ada rencana mau belanja bulanan, jadi yaa belinya nanti aja. 

BACA JUGA: PAPA MINTA RENDANG

Sampai di rumah, kebetulan keponakanku lagi makan, jadi aku main-main sambil nyuapin juga. Fyi keponakanku ini umurnya delapan bulan, jadi udah mulai MPASI. 

Setauku sih, kalau bayi udah masuk usia enam bulan itu butuh asupan nutrisi lain selain ASI. Bayi butuh nutrisi untuk tumbuh kembang yang maksimal. MPASI yang tepat bukan cuma untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi ya, tapi juga untuk menghindari risiko terjadinya gangguan tumbuh kembang, termasuk stunting.  

Uda pada tau belum, apa itu stunting? 

Stunting adalah kekurangan gizi pada bayi di 1000 hari pertama kehidupan yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. 

Masalah stunting di Indonesia adalah ancaman serius, karena berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada tahun 2019, prevelensi stunting di Indonesia mencapai 27,7%. Artinya, sekitar satu dari empat anak balita (lebih dari delapan juta anak) di Indonesia mengalami stunting. 

Angka ini masih lebih tinggi dibandingkan toleransi maksimal stunting yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu kurang dari 20 persen.

Itulah yang bikin status Indonesia masih berada di urutan empat dunia dan urutan kedua di Asia Tenggara terkait kasus balita stunting. Gitu sih, yang aku baca dari kompas.com.

Eh, tau nggak sih, di UUD NRI 1945 Pasal 28 B Ayat (2) menyebutkan bahwa, “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.”

Nah, untuk siapapun yang lagi baca artikel ini, tolong diperhatikan kebutuhan nutrisi anak. Yaa, kalaupun belum punya anak paling nggak perhatikan deh, anak-anak di lingkungan sekitar. Asalkan bukan anak semut. 

Stunting jadi PR besar di dunia kesehatan, karena berbahaya. Selain bisa menyebabkan kematian anak, stunting juga berpotensi menurunkan kualitas sumber daya manusia Indonesia ke depannya. Lagian pemenuhan gizi adalah hak anak yang harus diberikan. 

Ya, meskipun pemenuhan hak menjadi tanggung jawab negara sih, tapi apa salahnya kalau kita juga ikut bergerak. 

Lho, kok tanggung jawab negara sih? Nah, di Pasal 28 I Ayat (4) UUD NRI 1945 menyebutkan bahwa, “Perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.” Tapi bukan berarti orang tua lepas tanggung jawab lho ya. Eh, kok ceritanya jadi serius banget yaa. Hahahaha.

Ah, lanjut ya. Setelah itu aku langsung mandi dan siap-siap untuk grocery shopping. Duh, kok sok banget bahasaku yaa. Ah, nggak papa biar kayak anak gauls. Hehehe. 

Okee, sampai di tempat belanja dan udah keliling cari barang kebutuhan, aku salfok sama satu rak barang di toko itu. Yaps, rak minyak goreng yang bener-bener kosong. Kayak omongnya dia, *eeh. 

Ya memang sih, udah semingguan ini harga minyak goreng turun. Kan tadinya harga per liternya melambung tinggi, kayak ekspetasi keluarga ke kamu padahal kamu the real beban keluarga. Hahaha. 

Hhmm, kenapa ya? Kok, bisa naik drastis harganya. Jangan-jangan emang isu yang beredar di masyarakat itu bener, yang katanya ada praktik kartel. 

Wah, parah banget sih, kalau kartel benar adanya. Aduh, aduh …. Menurutku sih, masyarakat apalagi emak-emak nggak begitu peduli ada atau enggaknya praktik kartel, yang penting harga minyak bisa turun. 

Yaa, memang sih, pemerintah sudah ambil langkah menetapkan satu harga per liternya. Meskipun berlakunya di ritel modern aja, tapi ternyata masyarakat malah jadi panic buying.  Jadi wajar aja, kalau stok minyak kayak di Indoramet gitu pada nggak ada. Adanya ‘minyaksikan’ dia jalan dengan yang lain.  Duuuhh. 

Semoga aja pemerintah tetap melakukan monitoring dan evaluasi kebijakannya ya, biar urusan minyak goreng nih, nggak gaduh di masyarakat.

Selesai belanja aku langsung pulang ke rumah. Pas aku lewat SD ku dulu, aku jadi inget kalau setiap hari gizi, pasti ada bagi-bagi milo pas jam istirahat. 

Kalian ngalamin itu nggak? Duh, jadi kangen sekolah. Eh iya, anehnya milo yang dibagiin itu rasanya beda sama milo yang dijual di toko-toko. Kenapa ya? Ada yang tau ga?

BACA JUGA: #LAWYERKRUPUK

Selain milo gratis, pasti juga ada semacam pengenalan makanan sehat dan bergizi. Yaa, empat sehat lima sempurna gitulah. 

Eh, btw. Empat sehat lima sempurna itu udah nggak dikenal lho, sekarang itu dikenal dengan empat pilar prinsip gizi seimbang, yaitu:

  1. pentingnya pola hidup aktif dan berolahraga;
  2. menjaga berat badan ideal;
  3. mengonsumsi makanan dengan beraneka ragam;dan
  4. menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Jadi buat kalian yang semasa SD masih diajarin empat sehat lima sempurna, berarti fix kalian udah tua.Hahahaha.

Nggak berasa hari udah sore, sampai rumah aku langsung mandi, lanjut baca-baca berita. 

Pas aku baca berita, ternyata tanggal 25 Januari 2022 itu, hari gizi nasional ke-62 lho. 

Hmm, tahun ini pemerintah mengangkat tema “Aksi bersama cegah stunting dan obesitas.”

Nah, di hari gizi nasional mungkin waktu yang tepat untuk lebih memperhatikan keseimbangan gizi mulai dari diri sendiri dan keluarga serta biasakan untuk selalu hidup sehat & produktif.

Oke, mungkin sampai sini ajalah ya cerita hari ini. Karena artikel ini udah hampir 900 kata. Hahaha. Semoga bisa cerita di lain artikel dan kalian tertarik baca artikelnya. Oh iya, Selamat Hari Gizi Nasional 2022!!

Dari Penulis

APAKAH PEMINDAHAN IBUKOTA KE NUSANTARA SIAP SECARA HUKUM?

Gimana nih, tanggapanmu tentang pemindahan ibu kota negara? Eemmh,...

YAKIN MAU JADI HAKIM? 

Kamu tahu nggak, hakim itu apa? Hakim itu tugasnya apa?

4 TIPS MEMILIH CAPRES DAN CAWAPRES ALA KLIKHUKUM.ID

Ra sah baper ndul, dibuat fun aja!

TAK SEMUDAH ITU MEMBUAT KUA JADI TEMPAT PENCATATAN PERKAWINAN SEMUA AGAMA

Kalau menurut kalian gimana? Setuju nggak sama ide Gusmen?

TerkaitRekomendasi buat kamu
Artikel yang mirip-mirip

Ashfa Azkia
Ashfa Azkia
Si Bunga Desa & Pengangguran Profesional

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Dari Kategori

Klikhukum.id