Lawan dan kawan, jelas mudah untuk dibedakan. Eeh, tapi kalo lawan dan musuh nampak serupa, padahal gak sama. Lawan dan musuh punya konsep yang berbeda dilihat dari alasan-alasan untuk memeranginya.
Meskipun musuh dan lawan sama-sama merupakan pihak yang berlawanan, namun ada perbedaan mendasar yang terletak pada alasan dan perlakuan yang kita berikan terhadap lawan dan musuh.
Menurut saya, lawan punya konsep yang lebih positif dibanding musuh. Lawan bisa berarti saingan. Bisa juga kita sebut rival. Bisa dibilang lawan adalah kawan kita untuk berkompetisi. Lawan justru sangat kita butuhkan untuk mendapatkan sesuatu.
Mau tanding sepak bola, kita butuh lawan. Mau adu panco, kita butuh lawan. Mau juara satu di kelas, kita butuh lawan. Hidup gak enak kalo sing ada lawan.
Intinya, lawan itu ya saingan atau kompetitor kita dalam sebuah permainan yang di dalamnya terdapat aturan main (formal) maupun nilai-nilai lainnya (fair play).
BACA JUGA: SABU DAN GANJA, APA SIH BEDANYA
Beda dengan lawan, musuh punya konsep yang ‘kadang’ dinilai negatif.
Carl Schmitt bilang bahwa, “Musuh adalah orang asing atau orang di luar diri manusia yang dirasakan berbeda dan asing terhadap eksistensi kita sehingga memungkinkan terjadinya konflik dengan orang-orang tersebut.”
Musuh itu bisa bersifat individu atau kelompok, kalo dari dimensi pribadi maka musuh itu di luar pribadi kita. Sedangkan dari dimensi kelompok, maka musuh itu di luar kelompok.
Sederhananya gini, pas waktu sekolah ada orang yang suka gangguin atau ada geng sekolah yang suka bully dan ngajak berantem. Nah, itulah contoh musuh. Ujung-ujungnya kan konflik dan ngajak berantem. Ah, mulai sekarang kita musuhan. Hahaha.
Musuh selalu digambarkan sebagai pihak yang jahat. Gambaran yang seperti itu justru menjadi alasan mengapa perlakuan manusia terhadap musuh kebanyakan ingin menghancurkannya dan ingin mengalahkan agar tercipta perdamaian dan keamanan pada dirinya ataupun kelompoknya.
Kadang orang gak segan melakukan sebuah tindak pidana hanya untuk menghancurkan musuhnya. Kalo akal sehatnya gak dipake, orang bisa nekat menganiaya, menyiksa, bahkan tega membunuh musuhnya. Ingat, kita bukan superhero penjaga universe. Jadi gak ada musuh yang perlu kita bunuh.
Coba deh, cermati pandangan Pak Carl Schmitt. Beliau memiliki pandangan yang berbeda tentang musuh. Menurutnya musuh justru harus dijaga eksistensinya, dengan alasan dalam lingkungan kelompok keberadaan musuh justru akan semakin menguatkan integritas, kesetiaan serta rasa persaudaraan yang kuat. Tak kalah penting keberadaan musuh akan menciptakan suatu tatanan sistem yang terkelola dengan baik dalam kelompok.
BACA JUGA: SEBENARNYA ARTI KATA OKNUM APA SIH
Masih menurut pandangan Carl Schmitt, musuh harus kita pandang atau artikan sebagai saingan atau bahkan ‘partner’ dalam berkonflik. Demi mengembangkan potensi diri, kehadiran ‘partner persaingan’ bisa dikatakan mutlak harus ada.
Tanpa kehadirannya kita tidak akan bisa berkaca mengenai kekurangan dan kelebihan yang kita miliki dan pada akhirnya akan cepat merasa terpuaskan tanpa mempedulikan kekurangan dan kelebihan atau potensi yang mungkin dapat kita kembangkan.
Jadi, ketika kita menyadari bahwa ada manfaat positif dari kehadiran musuh, maka pada hakikatnya kita justru membutuhkan musuh. Tapi, konsekuensinya dengan adanya musuh berarti konflik akan terus ada. Tapi jangan lupa, hidup kita pun membutuhkan konflik. Kalo nggak ada konflik, apa serunya?
Pada akhirnya semua itu kembali ke diri kita masing-masing. Bagus banget jika kita mampu mengelola konflik dengan baik ke arah yang lebih positif.
Btw, mungkin Peter Parker di No Way Home belajar konsep musuh dari Carl Schmitt, “Bahwa musuh gak harus dihancurkan dan dibunuh.” Peter berusaha untuk menyembuhkan Doctor Octopus, Green Goblin, Electro, Sandman dan The Lizard agar kembali ke jalan yang benar. Spirit yang bagus kan.
Menarik tulisannya. wawasan tentang hukun terbuka
Sepakat sih kalau gitu
Tulisan yang menarik dan memancing nalar kritis!
Wah menarik, saya jadi berpikir ulang mana yang kawan mana yang lawan. Thankss insightnya
Tulisan yang bagus, membantu untuk melihat pihak yang berseberangan dari dua perspektif positif dan negatif…
Tulisannya menarik karena memberikan insight baru terkait perbedaan lawan dan musuh.
Jadi semakin paham perbedaan ‘lawan’ dan ‘musuh’ dibarengi dengan bahasa yg mudah dipahami, terima kasih