Membahas tentang subkultur Skinhead, faktanya bukan hanya sebatas sekumpulan pemuda yang menyukai musik punk dengan ritme jamaika dan SKA. Namun sejarah mencatat kultur ini lahir dari para buruh/kelas pekerja yang menuntut kesetaraan haknya.
Setiap tanggal 1 Mei, para pekerja memperingati hari lebarannya yang dikenal dengan sebutan May Day. Tentu saja peringatan ini memiliki segi historical yang sangat panjang, sehingga patut dirayakan mereka.
Selayaknya merayakan hari besar umat beragama, kelas pekerja juga memiliki hari jadinya, sebagai refleksi dan penyatuan harapan supaya kebijakan yang lahir sesuai dengan hajat kehidupan mereka dan membawakan manfaat kesejahteraan untuk hidup.
Melalui tulisan ini, saya akan membagikan wacana sejarah tentang Skinhead dan gerakan kelas pekerja, supaya pembaca minimal tahu, ternyata Skinhead bukan sebatas skena life style ataupun musik semata.
Sejarah Hari Buruh Internasional
Sebelum memberikan sejarah tentang lahirnya Skinhead, saya kudu menginformasikan terlebih dahulu tentang Gerakan Hari Buruh. Pasalnya sejarah mencatat bahwa Skinhead lahir karena gerakan perlawanan mereka.
BACA JUGA: 6 LAGU CADAS WAJIB DI PLAYLIST ANAK FAKULTAS HUKUM
Singkatnya istilah May day diperingati sebagai hari libur tahunan yang diawali gerakan perkumpulan serikat buruh untuk merayakan keberhasilan ekonomi dan sosial para buruh sekaligus keinginan dan harapan untuk memperbaiki peningkatan kesejahteraan sesuai kebutuhan serta perkembangan ekonomi di masyarakat.
Gerakan ini muncul pada tahun 1886 di Chicago, Amerika Serikat untuk menghormati buruh yang terbunuh secara massal di Haymarket. Sedangkan di Indonesia peringatan Hari Buruh dimulai pada era Kolonial Hindia Belanda pada Tahun 1920.
Terbunuhnya secara massal kaum pekerja terjadi, karena serikat buruh dan pekerja turun ke jalan-jalan untuk memperjuangkan hak-hak mereka, termasuk permintaan hari kerja delapan jam.
Demonstrasi ini menjadi sumber insiden kekerasan dan dalam peristiwa yang dikenal sebagai peristiwa Haymarket, sebuah bom meledak serta menyebabkan kematian beberapa petugas polisi dan demonstran.
Atas peristiwa Haymarket itulah kemudian muncul solidaritas buruh di belahan dunia yang kemudian setiap tanggal 1 Mei, ditetapkan sebagai Hari Buruh seluruh dunia untuk menyuarakan tuntutan mereka terhadap kondisi kerja yang lebih adil, gaji layak, perlindungan pekerja dan hak-hak lainnya.
Kemunculan Skinhead Berawal Dari Kelas Pekerja
Menurut George Marshall dalam bukunya yang berjudul “Kaum Skinhead” menerangkan, bahwa subkultur ini muncul dari kelas pekerja di Inggris pada tahun 1960-an yang dikonsepsikan sebagai suatu kekuatan perlawanan kelas menengah atas nama nilai solidaritas kelas pekerja dan maskulinitas.
Secara lifestyle skena Skinhead memiliki caranya sendiri untuk menikmati hidup dengan gaya berpakaian rapi, rambut dibotak, bercelana jeans dan bersepatu boots.
BACA JUGA: TANTANGAN PEKERJA DI ERA KEMAJUAN TEKNOLOGI
Hal ini sebagai wujud apresiasi atau self reward atas kerja kerasnya sesuai dengan gaya dan keinginannya, meskipun mereka harus bekerja keras setiap hari, sebagian malah buruh kasar atau buruh pelabuhan, namun tetap memiliki cita rasa tinggi dalam memilih lifestyle tertentu sesuai dengan kemampuan finansialnya.
Pada era kemunculannya stigma negatif pada skena ini juga ada, karena kelompok ini sering diasosiasikan dengan kelompok orang-orang yang rasis dan neo-nazi. Namun Skinhead yang sebenarnya tidaklah neo-nazi, karena pada awalnya skinhead adalah kaum tertindas dari kelas pekerja (utamanya buruh pelabuhan) di London, Inggris.
Secara filosofi life style, mereka memilih tampil botak sebagai simbol bahwa mereka pekerja keras yang siap hidup dengan kejamnya jalanan. Adapun Boots yang mereka kenakan selain melambangkan pekerja keras, juga sebagai counter issue bahwa mereka bukan kaum militeris yang kala itu tindakannya cukup arogan.
Dalam segi bermusik, Skena Skinhead lebih condong ke Punk Oi, SKA, reggae, rocksteady, bahkan sampai musik soul. Namun jauh daripada itu Skena Skinhead bukan hanya sebatas soal musik dan lifestylenya, tapi tetap ada prinsip hidup working class yang melekat pada individunya.
Di Indonesia sendiri, setiap peringatan hari buruh masih sering dijumpai para Skinhead ikut berdemontrasi menyuarakan kesejahteraan hidup para kelas pekerja dan melawan bentuk kebijakan kaum capitalism yang dianggap tidak berpihak kepada kaum buruh.
Panjang Umur Perlawanan dan Untuk Semua Hal-Hal yang Baik !!!!