homeEsaiMENYIMAK STATEMENT BKN, BAGAIMANA LULUSAN SARJANA HUKUM DAN KOMPETENSINYA?

MENYIMAK STATEMENT BKN, BAGAIMANA LULUSAN SARJANA HUKUM DAN KOMPETENSINYA?

Banyak PNS lulusan S1 dan S2, tapi kompetensinya rendah. Itu bukan statementku ya, tapi itu judul berita yang aku baca di cnbcindonesia.com. Kalo dibaca dengan seksama dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, maka kita akan tersenyum miris mengetahui kualitas PNS di Indonesia. 

Badan Kepegawaian Negara (BKN) mengungkapkan saat ini jumlah PNS/ASN yang bekerja di kantor pemerintahan berjumlah 3,9 juta orang. Dan 35% di antaranya atau kurang lebih 1.365.000 ASN menunjukkan kompetensi dan berkinerja rendah.

Lebih lanjut kepala BKN, Bapak Bima Haria Wibisana dalam Rakornas Kepegawaian 2022 yang ditayangkan secara virtual bilang, bahwa kebanyakan ASN di Indonesia meski menempuh jenjang pendidikan tinggi, tapi tidak menjamin memiliki kemampuan dan kompetensi.

“Kita masih punya banyak pegawai walaupun latar pendidikan S1 dan S2, tapi kompetensinya rendah. Ternyata latar belakang pendidikan itu tidak berkorelasi dengan kompetensi,” gitu kata Pak Bima.

Maaf, artikel kali ini banyak mengutip dari berita cnbcindonesia.com, karena statement ini sungguh menarik. Jadi sayang banget kalo aku lewatin. 

Sumpah deh, demi apah, tahun lalu aku emang udah niat mau nulis artikel dengan tema serupa, tapi karena mager, jadilah ketunda-tunda. Baru kepikiran mok nulis lagi karena momennya pas banget. 

Aku bukan mau bahas tentang kualitas PNS, ga samsek. Takut ah, takut kualat, hahahaha. Soalnya papah aku juga PNS. 

BACA JUGA: PNS TUH KERJANYA RAJIN GAK CUMA MAIN SOLITAIRES

Jadi, aku cuma mau nulis dengan tema serupa. Tema yang aku maksud adalah tema tentang kualitas lulusan sarjana, terutama sarjana hukum. 

Aku ga generalisasi ya, aku cuma mau ghibah ringan berdasarkan interaksi dengan beberapa sarjana hukum yang aku kenal. Mungkin jumlahnya sekitar ratusan lah. Jadi bukan cuma satu dua orang sarjana hukum ya.

Aku kenal banyak banget sarjana hukum, ya wajar dong, aku kan juga kuliah di fakultas hukum. Nah, makin kesini kok, aku makin banyak nemuin, ternyata masih banyak sarjana hukum yang gak paham dengan hukum.  Ciyuuussss, beneran. 

Aku ambil contoh ya, banyak loh, mahasiswa fakultas hukum yang aku kenal, belum bisa bedain mana hukum pidana, mana hukum perdata. Lah, padahal itu basic banget loh.

Boro-boro bisa menganalisa kasus, perkara atau masalah-masalah hukum, wong materi dasarnya aja masih belum paham. Selain itu, banyak juga aku temui kasus, mahasiswa fakultas hukum yang lagi bikin skripsi, gak paham dengan masalah yang akan diteliti. Nah, repot kan. 

Hukum itu lingkupnya emang luas, jadi kalo ga berkecimpung di dalamnya, emang bakal sulit untuk memahaminya. Aku pikir, ga semua materi hukum harus dihafal dan dikuasai sih, tapi setidaknya, paham yang basic-basic aja tentang hukum, itu sudah cukup.

Soalnya kalo kita jadi mahasiswa hukum, terus ga paham dengan ilmu dan materi yang basic-basic, udah bisa dibayangkan dong, kualitas lulusannya kek mana. Ditanya ini gak tau, ditanya itu ga tau. Boro-boro mau jadi problem solver. 

Di antara sekian banyak mahasiswa or lulusan sarjana hukum yang aku temui, ada juga sih, satu dua orang mahasiswa yang pintar luar biasa. Kek Geo misalnya, itu tuh, founder Detik Mahasiswa Hukum. Disclaimer dulu, pintar yang aku maksud di sini bukan sekedar hafal undang-undang, tapi ya emang dia punya pengetahuan yang luas dan punya logika hukum yang bagus. 

Menurut pendapat aku sih, ada beberapa faktor yang bikin lulusan sarjana hukum kurang berkualitas. Pertama, ya tentu saja karena kurikulum pendidikan tinggi yang aduhai itu. 

Kenapa aduhai? 

Karena kurikulumnya gak disesuaikan dengan kebutuhan kerja. Kurikulumnya padat banget. Mahasiswa dijejali dengan materi macam-macam, tapi pas mau diaplikasikan ke dunia kerja, auto zonk. 

Gimana gak zonk, wong kehidupan akademik or budaya pembelajaran kampus masih ngelanjutin budaya sekolah. Dengerin dosen ceramah, angguk-angguk trus kerjain tugas. Dah, gitu doang. 

Pengalaman aku yang udah tiga kali kuliah, banyak dosen yang ngajarnya cuma sekedar mengajar. Nggak greget bikin mahasiswanya jadi aktif. 

BACA JUGA: MASUK JURUSAN HUKUM BISA KERJA APA?

Kadang, ada satu dua dosen aktif. Eh, mahasiswanya pasif parah. Kenapa gitu? Ya, karena itu tadi, dari jaman sekolah emang ga pernah diajarin buat kritis. Cuma iyain apa penjelasan guru. Akhirnya kebiasaan itu berlanjut lah, sampai ke pendidikan tinggi. 

Jadi, problemnya jelas sih, selain sistem pembelajarannya yang ga tepat, ditambah pula kualitas personal mahasiswanya yang kurang on point. 

Dari ribuan mahasiswa fakultas hukum, paling cuma 10 persen doang yang emang niat mo kuliah di fakultas hukum. Biasanya mahasiswa model ini, emang serius dalam menjalani perkuliahan. Mereka juga gak cuma ngandelin cari ilmu dari dosen, tapi emang rajin juga baca-baca dan diskusi, sama mengikuti berbagai kegiatan yang bikin wawasan dan ilmunya jadi ke upgrade.

Mahasiswa model gini, pasti beda kualitasnya dengan mahasiswa yang kuliahnya cuma karena iseng, mahasiswa yang kuliah karena perintah orang tua atau mahasiswa yang masuk fakultas hukum karena ga diterima di fakultas lainnya. 

Ya, kalo kuliahnya cuma iseng, kadang mereka cuma jadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang, kuliah pulang), or mahasiswa kunang-kunang (kuliah-nangkring, kuliah-nangkring). Boro-boro mau belajar dengan serius, rajin masuk kuliah aja dah bagus. 

Nah, kalo mahasiswanya model begitu, wajar ga sih, kalo lulusan sarjana hukum itu banyak yang zonk.

Ntar sudah lulus, mereka daftar PNS. Trus, keterima. Habis itu dinilai sama BKN, habis itu dinyatakan sebagai pegawai yang ga kompeten. Hahahahahah. Gitu lah, kira-kira korelasinya. 

Dah ah, ghibah mulu kerjanya. Tidur yuk, tidur. 

Dari Penulis

5 SOFTSKILL YANG HARUS DIMILIKI OLEH SARJANA HUKUM

Kamu sarjana hukum yang mulai memasuki dunia kerja? Udah...

CURKUM #117 SUAMI KDRT SAAT COVID

Sharing dong, kalo istri lagi covid, terus malah di-KDRT,...

ANAK KECIL BEKERJA, BOLEH GA SIH?

Siapa sih, yang gak kenal dengan si kembar Upin...

PELUANG BISNIS SARJANA HUKUM

Hari ini seperti biasanya, saya ngecek notif kenangan tahunan...

5 OOTD SIDANG DI PENGADILAN

Hari gini siapa sih, yang gak tau OOTD. OOTD adalah singkatan...

TerkaitRekomendasi buat kamu
Artikel yang mirip-mirip

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Dari Kategori

Klikhukum.id