“Aku cinta kamu, mau gak jadi pacar aku?”
Beuh, auto dunia serasa milik berdua. Yang lain ngontrak semua! Apalagi kalau yang nanya itu orang terkeren sejagat raya, inceran dari jaman orok. Hmm, hore gak jomblo lagi.
Sedih kalo kelamaan jomblo. Kalau kata anak jaman now, jomblo itu ngenes, jomblo itu gak laku, jomblo itu gak gaul, jomblo itu kampungan, jomblo itu cupu! Wahai kalian kaum bucin, belum pada tau aja, yang dikatain jomblo itu udah punya calon! Hahaha, sayangnya belum ketemu. Ups! Ngelesnya kaum jomblo gitu ya? Hahaha, santuy jomblo!
Suka isengin temen yang jomblo, kalau enggak ditemenin sama temennya, ke mana-mana sendirian. Jalannya sama cewek terus, giliran jalan bareng cowok, eh cuma temen! Ups. Tapi meskipun jomblo, kita tetep harus selektif dong. Nyari jodoh itu emang susah, gak boleh asal-asalan. Buktinya banyak loh, terjadi kasus “Cinta berujung jeruji.”
Pacaran itu kalau dalam Islam jelas-jelas dilarang. Meskipun banyak banget ‘manusia’ yang ngeyel dan tetep aja maunya pacaran. Dalihnya kami kan ‘pacaran Islami.’
Beda lagi dengan pledoi anak muda yang dilarang pacaran sama orang tuanya. Karena gak mau dilarang pacaran, mereka akan bilang, “Kami ini pacaran sehat. Cuma pegangan tangan doang kok! Abis itu, cuma pelukan doang! Terus, cuma cium kening doang! Dan, cuma-cuma yang lainnya.”
Tanpa sadar, kata ‘cuma’ itu semakin menjerumuskan. Apalagi kalau yang dilakukan sebatas pegangan tangan, sedangkan teman satu geng udah pelukan, ciuman dan sebagainya. Gak gaul kalau gak ikutan, gitu provokasi teman-teman.
BACA JUGA: JAMILA DAN KISAH PEMBUNUHAN SANG MENTERI
Sekarang, gak usah terlalu jauh mikirin negara. Mari kita pikirkan, mau dibawa ke mana masa depan anak bangsa yang terjerumus dalam pergaulan bebas. Masa depan berantakan, gak menutup kemungkinan terjadi perbuatan-perbuatan kriminal untuk menutup dampak negatif pergaulan bebas.
Contoh pertama, pacar hamil belum siap nikah. Masih sekolah atau kuliah. Bingung, galau, frustasi, lalu memutuskan untuk menggugurkan anak. Hati-hati lohh, pelakunya bisa terjerumus dalam tindak pidana aborsi
Pasal 346 KUHP menjerat siapapun yang melakukan dan menyuruh melakukan aborsi. Ada ancaman pidana penjara paling lama empat tahun.
Menurut UU Kesehatan, aborsi hanya boleh dilakukan dengan alasan indikasi kedaruratan medis dan kehamilan akibat perkosaan yang menimbulkan trauma psikologis bagi korban.
Jadi, aborsi yang dilakukan bukan karena indikasi kedaruratan medis atau kehamilan bukan akibat perkosaan bisa disebut dengan aborsi ilegal ya gengs. Pelaku aborsi ilegal bisa dijerat pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak satu miliar. Begitu UU Kesehatan mengatur.
Contoh kedua, kesal, emosi dengan pacar, akhirnya melakukan hal ekstrem sampai tega membunuh pacar. Pelakunya bisa dijerat dengan tindak pidana pembunuhan.
Pasal 338 KUHP bilang, “Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.”
Kalau pembunuhan yang dilakukan sudah direncanakan terlebih dahulu, maka pelaku dapat dijerat tindak pidana pembunuhan berencana.
Pasal 340 KUHP mengatur, “Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.”
Ketiga, memperkosa pacar. Hati-hati bisa dijerat dengan pidana perkosaan.
Jadi, kalau si cowo dengan ancaman kekerasan memaksa pacarnya buat diajak skidipapap. Si cowo bisa loh, dijerat dengan pidana perkosaan.
Pasal 285 KUHP mengatur, “Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa perempuan yang bukan istrinya bersetubuh dengan dia, dihukum karena memperkosa, dengan hukuman penjara selama-lamanya dua belas tahun.”
BACA JUGA: ADANYA HUBUNGAN KORBAN DENGAN KEJAHATAN
Ohh iya, ini paling ngeri gengs. Pacaran dengan seseorang yang belum berusia 18 tahun. Itu masuknya pacaran dengan anak di bawah umur loh!
Kalau sampai si anak di bawah umur ini diajak skidipapap, ena-ena, meskipun atas dasar suka sama suka tanpa ada ancaman kekerasan, tetap bisa dipidana. Hal ini diatur dalam Pasal 81 Ayat 1 Perpu 1/2016 tentang, Perubahan Kedua UU Perlindungan Anak.
“Pelaku bisa dijerat dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp5 miliar. Ngeri yaaa gengs.”
Itu baru hukum di dunia. kalau secara Islam, nanti di akhirat bakalan kena hukuman dari Allah. Sanksi sosial juga gak kalah ngeri, pasti bakalan banyak mulut nyinyir yang ngomongin si cewek sama si cowok yang terlibat kasus pergaulan bebas.
Apalagi kalau sampai hamil di luar nikah. Psikis anak di masa depan juga bakalan keganggu. Gak menutup kemungkinan si anak bakal disebut anak haram. Laah, padahal semua anak lahir dalam keadaan suci.
Seberat itu pemirsa! Yakin, masih mau pacaran? Hahaha. Seneng deh, abis ini bakal banyak yang jomblo. ☺ Hidup jomblo!