Tahukah kalian pren, masalah sampah plastik menjadi pembahasan serius para pemangku kebijakan internasional. Buktinya pada Maret 2022 United Nations Environment Assembly (UNEA) merumuskan instrumen hukum internasional yang mengikat guna menjaga dunia dari dampak negatif sampah plastik.
Bagi pren gout yang belum tahu apa itu UNEA, yaitu badan naungan PBB yang memiliki tugas dan berfungsi sebagai pembuat keputusan tingkat tertinggi dunia terhadap isu-isu yang berkaitan dengan lingkungan dan keseimbangannya.
Negara yang ikut menjadi anggotanya terdiri dari 193 negara, termasuk Indonesia. Adapun tujuan dari UNEA ini antara lain untuk menetapkan prioritas kebijakan lingkungan global dan mengembangkan hukum lingkungan internasional.
Tepatnya pada tanggal 2 Maret 2022, UNEA telah mengesahkan rancangan kebijakan resolusi lingkungan internasional yang berjudul “End plastic pollution: Towards an international legally binding instrument.” Dengan harapan kebijakan tersebut dapat mengikat menjadi hukum internasional oleh seluruh anggota UNEA guna memerangi sampah plastik.
Jika dikaji lebih mendalam, traktat soal plastik UNEA itu membahas tentang mitigasi polusi plastik dan alternatif siklus hidup menggunakan produk daur ulang, karena menciptakan vibes bumi yang hijau sejatinya merupakan tanggung jawab setiap bangsa dan negara.
BACA JUGA: OPERASI PAJAK PLASTIK
Adapun komitmen pemerintah Indonesia sendiri dalam hal menjaga kehijauan buminya dari sampah noda membandel, sejatinya sudah cukup serius. Hal ini sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Sampah Laut.
Upaya Nasional Memerangi Sampah Plastik
Selain daripada adanya peraturan presiden Nomor 83 tahun 2018, pemerintah juga telah membuat program sampai dengan tahun 2025 melalui kementerian koordinator bidang kemaritiman dan investasi menyusun rencana aksi nasional untuk memerangi sampah plastik laut.
Ada tiga hal penting dalam rencana aksi nasional itu. Pertama, diperlukan koordinasi antar lembaga yang bertanggung jawab atas pengelolaan sampah yang melibatkan penguatan regulasi dan sumber daya manusia di berbagai sektor dan lembaga.
Kedua, penerapan teknologi untuk mengendalikan sampah plastik, termasuk penerapan manajemen berbasis sains. Ketiga, pentingnya upaya sosial yang signifikan untuk mengurangi, mendaur ulang dan menggunakan kembali sampah plastik untuk dipromosikan sejak usia dini.
Apalagi pemerintah melalui Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) telah mencatat, sejak tahun 2018 sampai tahun 2021 untuk sampah-sampah di negara kita tiga besarnya didominasi sampah plastik, sampah karton dan sampah sisa makanan.
Berangkat dari kegelisahan dan masalah bersama itulah secara nasional sebenarnya masalah plastik menjadi problem bersama yang harus dirampungkan pemerintah dan masyarakatnya bergandengan tangan untuk serius memerangi sampah plastik.
Solusi Asik Mengurangi Sampah Plastik
Setelah pemerintah kita sudah membuat aturan, selanjutnya tinggal tataran prakteknya yang di ruang ini harus melibatkan peran aktif masyarakat dalam menjaga komitmen pemerintah dalam mitigasi sampah plastik.
BACA JUGA: HUKUM LINGKUNGAN SETELAH PERPU CIPTAKER DISAHKAN, APAKAH LEBIH BAIK?
Cara sederhana namun bermanfaat yang dapat diterapkan masyarakat dalam praktek kehidupan sehari-hari dalam mengurangi sampah plastik seperti berikut.
Membawa kantong belanja sendiri, trend membawa kantong belanja sendiri sudah menjadi lifestyle di kota-kota besar. Tujuan utamanya sebagai bentuk individu agar mengurangi sampah plastik. Apalagi jenis tas belanja sekarang bentuknya sudah eksentrik loh, pren.
Membawa botol minuman atau tumbler, botol bekas sekali pakai dari minuman kemasan juga menjadi momok yang menakutkan bagi bumi kita, salah satu solusinya kamu bisa mulai mencegah dengan membawa botol minuman sendiri, selain menjaga bumi ini juga bisa menjadi cara program anti pemborosan uang jajan.
Gunakan sedotan ramah lingkungan, kalian pasti pernah tahu soal penyu yang hidupnya tersangkut sedotan plastik. Rupanya sedotan plastik juga menjadi sampah yang berbahaya loh, kelihatannya memang sepele, namun dampak negatif dari penggunaan sedotan plastik yang berlebihan faktanya memang ada dan solusinya kamu bisa mengganti sedotan plastik dengan bahan ramah lingkungan lainnya. Contohnya, bambu, stainless atau kertas.
Selain cara tiga di atas, sebenarnya masih ada lagi bentuk lifestyle mengurangi sampah plastik. Contohnya, menghindari membeli makanan dan minuman yang dikemas menggunakan plastik dengan cara membawa kotak makanan sendiri dan pilihlah sampah plastik yang bisa didaur ulang.
Jika kebiasaan kecil di atas bisa kamu lakukan saben hari, minimal dari hal sederhana, saya yakin bumi kita bisa tetap hijau dan sampah plastik berkurang. Karena kalau bukan kita siapa lagi dan kalau bukan sekarang kapan lagi, pren.