Bagi kalian lawyer newbie yang bermimpi punya pendapatannya selangit, mobil mewah berjejeran dan setiap weekend terbang ke Bali, ingat pren di atas langit masih ada Bang Hotman Paris. Bisa bertahan hidup aja syukur. Dan jika kamu masih survive jadi lawyer junior mungkin lima cara ini bisa membantumu.
Lawyer memang merupakan profesi yang unik, nyeni dan nyentrik. Kenapa demikian? Pendapat saya, ya karena dunia lawyer tidak ada tolak ukur yang pasti jika ngomongin soal salary. Hanya konsistensi dan kredibilitas dalam penanganan perkara yang mungkin dapat jadi patokan jika membahas soal pendapatan lawyer.
Terkhusus lawyer junior kaya saya ini, suatu hil yang mustahal dapat membuat invoice ke klien dengan angka dua digit untuk perkara cerai, apalagi posisi kasusnya di daerah. Dipastikan calon klien bakalan kabur.
Walaupun secara kode etik kita dilarang untuk menangani perkara berdasarkan honorarium semata, namun dunia praktik itu keras pren! Honorarium tetap diperlukan untuk kebutuhan menunjang akomodasi dan transportasi demi kelancaran penanganan perkara.
Setelah kurang lebih satu tahun stay di bilangan Jakarta Selatan, akhirnya saya menemukan cara atau formula untuk bertahan hidup menjadi lawyer junior.
Disclaimer ya, pren. Cara yang akan saya paparkan ini mungkin tidak ilmiah dan nggak perlu letterlijk kamu amini 100%, anggap saja cara yang saya paparkan ini hanya pepesan sedikit berisi dan tidak wajib kamu ikuti.
Perenungan yang memakan waktu hampir satu tahun hidup sebagai associate di firma hukum yang berkantor di Kuningan Jakarta Selatan, akhirnya tercetuslah lima cara survive bagi lawyer junior.
Pertama, Jadilah Anak Lawyer Kondang
Jika kamu merupakan anak dari seorang lawyer terkenal, kalau istilah di Jogja dikenal dengan istilah Lawyer Kondyang, dipastikan kamu tidak akan kesusahan untuk bertahan hidup jadi lawyer junior. Kamu bisa meneruskan kantor hukum milik orang tuamu.
Artinya secara relasi dan kemampuan kantor hukum itu sudah settle. Gimana tidak, orang tuamu lawyer terkenal yang perkaranya sudah tak terhitung jari lagi, dipastikan relasi sudah kuat dan jika kamu bisa memanagement dengan baik dipastikan perkara yang datang bukan kamu mencari perkara. Ingat pren, lawyer kan nggak boleh cari perkara.
Kedua, Carilah Mertua Lawyer Terkenal
Jika nasib berkata lain, artinya kamu tidak dilahirkan dari bokap atau nyokap lawyer yang terkenal, jangan sedih pren. Masih ada cara lagi. Yaitu carilah mertua yang profesinya lawyer terkenal.
Setidaknya jika mertuanya tahu kamu itu seorang lawyer, apalagi dari segi kualitas kamu itu di atas rata-rata, maka nggak akan kemana kok. Warisan kantor hukum mertua bisa turun ke kamu. Selanjutnya kamu tinggal meneruskan konsep management kantor yang bagus dan baik.
Tidak susah kan, bahkan sangat mudah. Bisa dicoba kok. Ya, walaupun pada kenyataannya susah cari mertua lawyer yang terkenal. Kamu jangan putus asa, teruslah mencari pren. Terus, terus dan terus!
Ketiga, Berteman dengan Anaknya Lawyer Top
Kalau cara pertama dan kedua tidak berhasil, tenang saja pren. Cara ketiga ini siapa tahu cocok untuk kamu lawyer junior yang ingin bertahan hidup di belantika kerasnya dunia hukum. Yaitu berteman baik dengan mereka anaknya para lawyer top khususnya di ibu kota.
Masa iya sih, jika kamu pandai bergaul menjaga relasi apalagi relasi kamu anak lawyer-lawyer top ibu kota, mereka tega melihat kamu yang notabene lawyer junior yang sedang survive untuk hidup. Dipastikan jika mereka ada project, maka peluang kamu diajak sangat besar pren, syukur-syukur bisa masuk jadi associate. Yakan.
Keempat, Baek-Baeklah Kamu Sama Abang-Abang yang Sudah Jadi Lawyer Top
Nah, jika apesnya tiga cara yang sudah saya utarakan di atas tidak mempan lagi di kamu, mungkin kamu harus segera cari abang-abangan kampus yang sudah jadi lawyer top dengan perkara kakapnya.
Jagalah silaturahmi dengan abang-abangan itu, curhatlah ke mereka jika kamu masih lawyer junior dan butuh wejangan sekaligus pendapatan untuk menyambung hidup. Jika memang kamu qualified, pasti abang-abangan juga akan menempatkan posisi sesuai kemampuanmu.
Kelima, Masuklah Firma Hukum Terbaik
Jika kamu tidak setuju atau kurang pas dengan keempat saran saya di atas, berarti kamu harus masuk firma hukum terbaik. Syukur-syukur bisa tembus 10 besar firma hukum terbaik di Jakarta.
Tentu saja untuk jadi junior associate di firma hukum terbaik itu bukan perkara mudah. Tapi jika kamu yakin diimbangi dengan usaha serta keilmuan yang mumpuni, insyaallah bisa kok.
Dan itulah pren, lima cara survive bagi lawyer junior yang dapat saya bagikan untuk kamu sekalian. Yang kurang bermanfaat jangan diambil hati ya, namanya juga tulisan yang isinya curhatan. Jadi rada unik, nyeni dan nyentrik serta jauh dari kata ilmiah nan akademis.